China: AS Ubah Pulau Taiwan Menjadi Tong Mesiu!
loading...
A
A
A
BEIJING - China kembali mengecam penjualan senjata Amerika Serikat (AS) ke Taiwan , menyebut langkah itu telah mengubah pulau tersebut menjadi "tong mesiu".
Beijing mendesak Washington menghentikan penjualan senjata ke Taipei, sambil memperingatkan konsekuensi bagi setiap negara yang mencampuri urusan dalam negerinya.
Ditanya tentang Forum Industri Pertahanan Taiwan-AS yang diadakan di Taipei awal pekan ini, yang mempertemukan sejumlah pedagang senjata AS dan lokal, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan melanjutkan penjualan senjata ke pulau itu melanggar serius perjanjian sebelumnya dengan AS.
“Akhir-akhir ini AS dan otoritas Taiwan telah meningkatkan kolusi militer. Sebuah delegasi yang terdiri dari 25 pedagang senjata AS mengerumuni pulau itu dan mengadakan 'forum pertahanan' dengan pihak berwenang [Taiwan],” katanya.
"Pertemuan tersebut adalah bukti lebih lanjut bahwa AS mengubah Taiwan menjadi 'tong mesiu', yang hanya menimbulkan masalah bagi rekan kami di Taiwan," ujar Mao, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (6/5/2023).
Pada acara industri, pejabat Taiwan mengatakan mereka akan meminta bantuan dari Washington untuk mengembangkan generasi baru jet tempur, berharap mendapat bantuan dalam merancang pesawat dari atas ke bawah.
Meskipun Gedung Putih telah menolak untuk memasok pesawat yang lebih canggih seperti F-22 atau F-35, para pejabat Amerika menyetujui penjualan besar-besaran pesawat tempur F-16 pada tahun 2019.
Pengiriman awalnya dijadwalkan akhir tahun ini, tetapi diundur hingga akhir 2024. Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan penundaan pengiriman itu terkait masalah produksi dan rantai pasokan.
Setelah selesai, pengiriman itu akan membuat armada F-16 di pulau itu menjadi yang terbesar di Asia, dengan lebih dari 200 jet.
China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya, terus mendesak AS untuk menghentikan penjualan senjata dan kontak militer dengan pulau itu, memperingatkan tindakan seperti itu akan menyebabkan ketegangan di Selat Taiwan dan memicu reaksi dari Beijing.
“Pihak China akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan tegas untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan keamanan kami dengan tegas,” lanjut Mao.
“Setiap kekuatan eksternal yang mencampuri urusan dalam negeri China dan merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan akan menanggung akibatnya dan membayar tindakan keliru mereka.”
Beijing mendesak Washington menghentikan penjualan senjata ke Taipei, sambil memperingatkan konsekuensi bagi setiap negara yang mencampuri urusan dalam negerinya.
Ditanya tentang Forum Industri Pertahanan Taiwan-AS yang diadakan di Taipei awal pekan ini, yang mempertemukan sejumlah pedagang senjata AS dan lokal, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan melanjutkan penjualan senjata ke pulau itu melanggar serius perjanjian sebelumnya dengan AS.
“Akhir-akhir ini AS dan otoritas Taiwan telah meningkatkan kolusi militer. Sebuah delegasi yang terdiri dari 25 pedagang senjata AS mengerumuni pulau itu dan mengadakan 'forum pertahanan' dengan pihak berwenang [Taiwan],” katanya.
"Pertemuan tersebut adalah bukti lebih lanjut bahwa AS mengubah Taiwan menjadi 'tong mesiu', yang hanya menimbulkan masalah bagi rekan kami di Taiwan," ujar Mao, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (6/5/2023).
Pada acara industri, pejabat Taiwan mengatakan mereka akan meminta bantuan dari Washington untuk mengembangkan generasi baru jet tempur, berharap mendapat bantuan dalam merancang pesawat dari atas ke bawah.
Meskipun Gedung Putih telah menolak untuk memasok pesawat yang lebih canggih seperti F-22 atau F-35, para pejabat Amerika menyetujui penjualan besar-besaran pesawat tempur F-16 pada tahun 2019.
Pengiriman awalnya dijadwalkan akhir tahun ini, tetapi diundur hingga akhir 2024. Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan penundaan pengiriman itu terkait masalah produksi dan rantai pasokan.
Setelah selesai, pengiriman itu akan membuat armada F-16 di pulau itu menjadi yang terbesar di Asia, dengan lebih dari 200 jet.
China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya, terus mendesak AS untuk menghentikan penjualan senjata dan kontak militer dengan pulau itu, memperingatkan tindakan seperti itu akan menyebabkan ketegangan di Selat Taiwan dan memicu reaksi dari Beijing.
“Pihak China akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan tegas untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan keamanan kami dengan tegas,” lanjut Mao.
“Setiap kekuatan eksternal yang mencampuri urusan dalam negeri China dan merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan akan menanggung akibatnya dan membayar tindakan keliru mereka.”
(mas)