Di Era Mohammed bin Salman, Arab Saudi Isyaratkan Terima Turis LGBT
loading...
A
A
A
Seperti kebanyakan negara mayoritas Muslim di Timur Tengah, hubungan sesama jenis dilarang oleh hukum di Arab Saudi. Ini karena budaya konservatif dan interpretasi tradisional hukum Islam atau syariah, yang melarang homoseksualitas.
Hubungan sesama jenis dapat dihukum mati atau cambuk di Arab Saudi.
Tetapi hukum Saudi yang melarang homoseksualitas ditegakkan secara tidak konsisten di kerajaan itu.
“Tidak ada tuntutan yang diketahui untuk hubungan sesama jenis selama tahun ini,” bunyi laporan Hak Asasi Manusia (HAM) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tahun 2022.
Sulit untuk menentukan seberapa besar represi yang dihadapi komunitas LGBT di Arab Saudi, menurut Human Dignity Trust yang berbasis di London, yang melacak undang-undang anti-LGBT di seluruh dunia.
“Stigma masyarakat dan tidak adanya organisasi LGBT membatasi pelaporan diskriminasi,” kata organisasi tersebut tentang situasi Arab Saudi.
Otoritas Arab Saudi telah menargetkan aktivitas LGBT yang diklaim dalam beberapa cara baru-baru ini. Juni lalu, pejabat Saudi mengeklaim bahwa mainan berwarna pelangi “mempromosikan homoseksualitas.”
Isyarat pariwisata Arab Saudi menerima turis LGBT sejalan dengan reformasi sosial besar-besaran yang terjadi di kerajaan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2018, Arab Saudi mencabut larangan mengemudi bagi perempuan. Namun, beberapa aktivis yang mengampanyekan hak perempuan untuk mengemudi ditangkap sesaat sebelum keputusan tersebut diberlakukan.
Pada tahun yang sama, Arab Saudi mengumumkan wanita tidak lagi diharuskan mengenakan abaya—pakaian panjang yang menutupi tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Hubungan sesama jenis dapat dihukum mati atau cambuk di Arab Saudi.
Tetapi hukum Saudi yang melarang homoseksualitas ditegakkan secara tidak konsisten di kerajaan itu.
“Tidak ada tuntutan yang diketahui untuk hubungan sesama jenis selama tahun ini,” bunyi laporan Hak Asasi Manusia (HAM) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tahun 2022.
Sulit untuk menentukan seberapa besar represi yang dihadapi komunitas LGBT di Arab Saudi, menurut Human Dignity Trust yang berbasis di London, yang melacak undang-undang anti-LGBT di seluruh dunia.
“Stigma masyarakat dan tidak adanya organisasi LGBT membatasi pelaporan diskriminasi,” kata organisasi tersebut tentang situasi Arab Saudi.
Otoritas Arab Saudi telah menargetkan aktivitas LGBT yang diklaim dalam beberapa cara baru-baru ini. Juni lalu, pejabat Saudi mengeklaim bahwa mainan berwarna pelangi “mempromosikan homoseksualitas.”
Isyarat pariwisata Arab Saudi menerima turis LGBT sejalan dengan reformasi sosial besar-besaran yang terjadi di kerajaan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2018, Arab Saudi mencabut larangan mengemudi bagi perempuan. Namun, beberapa aktivis yang mengampanyekan hak perempuan untuk mengemudi ditangkap sesaat sebelum keputusan tersebut diberlakukan.
Pada tahun yang sama, Arab Saudi mengumumkan wanita tidak lagi diharuskan mengenakan abaya—pakaian panjang yang menutupi tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki.