Presiden Marcos: 4 Pangkalan Baru AS di Filipina Tidak untuk Serang Siapapun
loading...
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan dia meyakinkan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Qin Gang bahwa empat pangkalan baru Amerika Serikat (AS) yang akan dibangun di Filipina tidak akan digunakan untuk menyerang siapa pun.
“Bulan lalu, Filipina memberikan empat pangkalan baru kepada Amerika Serikat. Saya meyakinkan menteri luar negeri China bahwa ini tidak dimaksudkan sebagai lokasi militer untuk menyerang siapa pun,” tegas Marcos dalam wawancara podcast di Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) pada Kamis (4/5/2023).
"Amerika Serikat tidak pernah mengemukakan kemungkinan situs-situs ini akan digunakan untuk menyerang siapa pun. Itu bukan tujuan dari situs-situs ini dan ini bukan cara mereka akan digunakan," papar Marcos pada Kamis dalam komentarnya di CSIS.
Menurut dia, Filipina dan Amerika Serikat telah sepakat meningkatkan latihan militer bersama mereka di wilayah tersebut dengan tujuan meningkatkan ketangkasan dan tanggapan cepat terhadap ancaman yang muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan kedua negara.
Marcos juga mengatakan Amerika Serikat belum meminta Filipina menyediakan pasukan militer jika terjadi perang AS-China atas Taiwan.
Ketika Marcos ditanya apakah pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah meminta pasukan militer Filipina disediakan jika terjadi konflik AS dengan China mengenai status Taiwan, dia menjawab, "Tidak."
Filipina dan China juga "perlahan beringsut" menuju resolusi ketidaksepakatan mereka tentang negara mana yang harus menikmati kontrol dan kedaulatan atas ladang minyak dan gas di Laut China Selatan, menurut Marcos.
“Filipina dan Amerika Serikat telah sepakat meningkatkan latihan militer bersama mereka di wilayah tersebut dengan tujuan meningkatkan ketangkasan dan tanggapan cepat terhadap ancaman yang muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan kedua negara,” papar presiden Filipina.
Di bawah pemerintahan Biden, hubungan AS-Filipina mengalami penguatan baru ketika negara kepulauan itu menjauh dari sikap strategi luar negeri independen pendahulunya.
“Bulan lalu, Filipina memberikan empat pangkalan baru kepada Amerika Serikat. Saya meyakinkan menteri luar negeri China bahwa ini tidak dimaksudkan sebagai lokasi militer untuk menyerang siapa pun,” tegas Marcos dalam wawancara podcast di Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) pada Kamis (4/5/2023).
"Amerika Serikat tidak pernah mengemukakan kemungkinan situs-situs ini akan digunakan untuk menyerang siapa pun. Itu bukan tujuan dari situs-situs ini dan ini bukan cara mereka akan digunakan," papar Marcos pada Kamis dalam komentarnya di CSIS.
Menurut dia, Filipina dan Amerika Serikat telah sepakat meningkatkan latihan militer bersama mereka di wilayah tersebut dengan tujuan meningkatkan ketangkasan dan tanggapan cepat terhadap ancaman yang muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan kedua negara.
Marcos juga mengatakan Amerika Serikat belum meminta Filipina menyediakan pasukan militer jika terjadi perang AS-China atas Taiwan.
Ketika Marcos ditanya apakah pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah meminta pasukan militer Filipina disediakan jika terjadi konflik AS dengan China mengenai status Taiwan, dia menjawab, "Tidak."
Filipina dan China juga "perlahan beringsut" menuju resolusi ketidaksepakatan mereka tentang negara mana yang harus menikmati kontrol dan kedaulatan atas ladang minyak dan gas di Laut China Selatan, menurut Marcos.
“Filipina dan Amerika Serikat telah sepakat meningkatkan latihan militer bersama mereka di wilayah tersebut dengan tujuan meningkatkan ketangkasan dan tanggapan cepat terhadap ancaman yang muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan kedua negara,” papar presiden Filipina.
Di bawah pemerintahan Biden, hubungan AS-Filipina mengalami penguatan baru ketika negara kepulauan itu menjauh dari sikap strategi luar negeri independen pendahulunya.