Jenderal AS: Pasukan Darat Rusia Lebih Besar Daripada Awal Perang

Kamis, 27 April 2023 - 13:40 WIB
loading...
Jenderal AS: Pasukan Darat Rusia Lebih Besar Daripada Awal Perang
Jenderal AS menyebut pasukan darat Rusia lebih besar daripada awal perang di Ukraina. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Seorang komandan militer senior Amerika Serikat (AS) di Eropa mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Rusia memiliki lebih banyak senjata yang tersisa di gudang senjatanya meski menderita ribuan kerugian dalam perang di Ukraina.

“Angkatan darat Rusia agak merosot akibat konflik ini, meskipun hari ini lebih banyak daripada di awal konflik,” kata Jenderal Christopher Cavoli, komandan Komando Eropa AS, kepada Komite Angkatan Bersenjata DPR AS.

“Angkatan Udara (Rusia) kehilangan sangat sedikit, mereka kehilangan 80 pesawat. Mereka memiliki 1.000 pejuang dan pembom tempur lainnya,” imbuhnya.

“Angkatan Laut (Rusia) telah kehilangan satu kapal,” sambungnya seperti dikutip dari CNN, Kamis (27/4/2023).

Dokumen militer rahasia yang diduga dibocorkan oleh seorang penerbang junior Garda Nasional selama berbulan-bulan memberikan gambaran tentang di mana pasukan darat Rusia terlibat dalam perang. Satu dokumen, tertanggal Februari dan Maret, mengatakan bahwa 527 dari 544 batalyon Rusia yang tersedia telah berkomitmen untuk berperang melawan Ukraina; 474 dari mereka sudah berada di negara itu, kata intelijen.

Satu dokumen juga memperkirakan bahwa antara 35.000 dan 43.000 pasukan Rusia tewas dalam tugas selama konflik.



Kerugian itu baru-baru ini sangat berat dalam pertarungan seputar Bakhmut. Pada hari Selasa, juru bicara kelompok timur Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa Rusia sedang memusatkan semua pasukannya di Bakhmut, dan pada kenyataannya tidak melakukan operasi tempur yang begitu kuat di mana pun di wilayah operasional tanggung jawab kelompoknya.

Pada bulan Maret, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa pasukan Rusia “dibantai” dalam perjuangan mereka untuk Bakhmut.

“Selama sekitar 20, 21 hari terakhir, Rusia tidak membuat kemajuan apapun di dalam dan sekitar Bakhmut. Jadi ini pesta pembantaian bagi orang Rusia,” kata Milley.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1344 seconds (0.1#10.140)