Idulfitri, Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata 3 Hari di Sudan
loading...
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata setidaknya tiga hari di Sudan selama Idulfitri, yang menandai akhir bulan suci Ramadan.
“Kita sedang menjalani momen yang sangat penting dalam kalender Muslim. Saya pikir ini adalah saat yang tepat untuk mengadakan gencatan senjata,” kata Guterres kepada wartawan.
“Kami telah melakukan kontak dengan para pihak, kami yakin itu mungkin,” ia menambahkan, seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (21/4/2023).
Dikatakan oleh Guterres, jeda itu akan memungkinkan warga sipil yang terjebak di zona konflik untuk melarikan diri dan mencari perawatan medis, makanan, dan persediaan penting lainnya.
Lebih dari 300 orang tewas sejak pertempuran antara pasukan yang setia kepada panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), meletus pada Sabtu lalu.
"Gencatan senjata Idulfitri harus menjadi langkah pertama dalam memberikan jeda dari pertempuran dan membuka jalan bagi gencatan senjata permanen,” kata Guterres.
“Gencatan senjata ini sangat penting pada saat ini,” tambahnya.
Beberapa pertempuran paling sengit terjadi di ibu kota Khartoum, sebuah kota yang berpenduduk lima juta orang, di mana kebanyakan dari mereka mengurung diri di rumah tanpa listrik, makanan, dan air.
“Penghentian permusuhan harus diikuti dengan dialog serius yang memungkinkan transisi berhasil, dimulai dengan penunjukan pemerintahan sipil,” pungkas Guterres.
“Kita sedang menjalani momen yang sangat penting dalam kalender Muslim. Saya pikir ini adalah saat yang tepat untuk mengadakan gencatan senjata,” kata Guterres kepada wartawan.
“Kami telah melakukan kontak dengan para pihak, kami yakin itu mungkin,” ia menambahkan, seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (21/4/2023).
Dikatakan oleh Guterres, jeda itu akan memungkinkan warga sipil yang terjebak di zona konflik untuk melarikan diri dan mencari perawatan medis, makanan, dan persediaan penting lainnya.
Lebih dari 300 orang tewas sejak pertempuran antara pasukan yang setia kepada panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), meletus pada Sabtu lalu.
"Gencatan senjata Idulfitri harus menjadi langkah pertama dalam memberikan jeda dari pertempuran dan membuka jalan bagi gencatan senjata permanen,” kata Guterres.
“Gencatan senjata ini sangat penting pada saat ini,” tambahnya.
Beberapa pertempuran paling sengit terjadi di ibu kota Khartoum, sebuah kota yang berpenduduk lima juta orang, di mana kebanyakan dari mereka mengurung diri di rumah tanpa listrik, makanan, dan air.
“Penghentian permusuhan harus diikuti dengan dialog serius yang memungkinkan transisi berhasil, dimulai dengan penunjukan pemerintahan sipil,” pungkas Guterres.
(ian)