Eks Komandan Rusia: Pasukan Putin Badut, Tidak Tahu Cara Berperang
loading...

Eks komandan Rusia menyebut pasukan Moskow tidak tahu cara berperang. Foto/Ilustrasi
A
A
A
MOSKOW - Mantan komandan Rusia , Igor Girkin, terus mengkritik keras Presiden Vladimir Putin dan militer negara tersebut dalam perangnya melawan Ukraina . Girkin memainkan peran integral dalam aneksasi Crimea tahun 2014 sebagai perwira FSB.
Kritik baru dilontarkannya karena Rusia dan Ukraina dilaporkan merumuskan strategi ofensif musim semi mereka. Putin baru-baru ini mengunjungi wilayah Kherson selatan dan Luhansk timur yang dikuasai Rusia karena kerugian besar, menurut Kementerian Pertahanan Inggris.
Musuh Rusia, Ukraina, telah lama menyusun strategi bagaimana mendekati serangan balasannya sendiri. Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan bahwa rencana "kompleks" telah dilakukan dengan berbagai pendekatan untuk berhasil menyerang pasukan Rusia.
"Perang adalah ketika dua negara berperang," tulis Girkin, yang juga menggunakan nama alias Igor Ivanovich Strelkov, di Telegram.
"Dan kita tidak berperang, kita memiliki sirkus berdarah. Dengan dan tanpa badut berseragam berdarah. Mereka bahkan tidak tahu cara berperang, dan mereka tidak dapat memutuskan untuk menyatakan perang terhadap musuh," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (21/4/2023).
Girkin juga mengoceh tentang ketidakmampuan Rusia di medan perang, khususnya, ketidaktahuan karena tidak menyadari pada tahun pertama perang bahwa pasokan dari luar negeri adalah "kritis". Dia mempertanyakan bagaimana tidak ada atasan yang mengharuskan untuk mengisi kembali senjata, pistol dan artileri, serta tank, rompi antipeluru, kotak P3K, seragam, dan komunikasi tingkat paling primitif.
"Bagaimana ternyata rencana Operasi Militer Khusus dibangun atas dasar data yang sama sekali terpisah dari kenyataan?" tulis Girkin.
"Bagaimana bisa terjadi bahwa itu berisi - sebagai dasar - informasi tentang ketidaksiapan angkatan bersenjata musuh untuk perlawanan yang menentukan dan tidak ada informasi tentang pelatihan tempur tingkat tinggi dan bahkan moral yang lebih tinggi dari pasukan regulernya?" tanyanya.
Unggahannya itu sebagai tanggapan atas "rekan" dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah menulis dalam sebuah kiriman Telegram bahwa "perang terus berlanjut" dan "apa pun Anda menyebutnya, dia pergi ke tanah Rusia."
Kritik baru dilontarkannya karena Rusia dan Ukraina dilaporkan merumuskan strategi ofensif musim semi mereka. Putin baru-baru ini mengunjungi wilayah Kherson selatan dan Luhansk timur yang dikuasai Rusia karena kerugian besar, menurut Kementerian Pertahanan Inggris.
Musuh Rusia, Ukraina, telah lama menyusun strategi bagaimana mendekati serangan balasannya sendiri. Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan bahwa rencana "kompleks" telah dilakukan dengan berbagai pendekatan untuk berhasil menyerang pasukan Rusia.
"Perang adalah ketika dua negara berperang," tulis Girkin, yang juga menggunakan nama alias Igor Ivanovich Strelkov, di Telegram.
"Dan kita tidak berperang, kita memiliki sirkus berdarah. Dengan dan tanpa badut berseragam berdarah. Mereka bahkan tidak tahu cara berperang, dan mereka tidak dapat memutuskan untuk menyatakan perang terhadap musuh," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (21/4/2023).
Girkin juga mengoceh tentang ketidakmampuan Rusia di medan perang, khususnya, ketidaktahuan karena tidak menyadari pada tahun pertama perang bahwa pasokan dari luar negeri adalah "kritis". Dia mempertanyakan bagaimana tidak ada atasan yang mengharuskan untuk mengisi kembali senjata, pistol dan artileri, serta tank, rompi antipeluru, kotak P3K, seragam, dan komunikasi tingkat paling primitif.
"Bagaimana ternyata rencana Operasi Militer Khusus dibangun atas dasar data yang sama sekali terpisah dari kenyataan?" tulis Girkin.
"Bagaimana bisa terjadi bahwa itu berisi - sebagai dasar - informasi tentang ketidaksiapan angkatan bersenjata musuh untuk perlawanan yang menentukan dan tidak ada informasi tentang pelatihan tempur tingkat tinggi dan bahkan moral yang lebih tinggi dari pasukan regulernya?" tanyanya.
Unggahannya itu sebagai tanggapan atas "rekan" dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah menulis dalam sebuah kiriman Telegram bahwa "perang terus berlanjut" dan "apa pun Anda menyebutnya, dia pergi ke tanah Rusia."
Lihat Juga :