Adik Kim Jong-un Punya Pesaing untuk Berebut Kekuasaan, Ini Sosoknya
loading...
A
A
A
Jika Kim Jong-un meninggal ada potensi konflik "Game of Thrones" yang brutal bagi Korut untuk "melahirkan" penggantinya.
Korea Utara, melalui media pemerintah, telah merilis surat apresiasi untuk para pekerja Korut yang diklim ditulis oleh Kim Jong-un. Namun, media pemerintah tidak menunjukkan foto terbaru sang pemimpin. Hal itu membuat misteri kondisi Kim Jong-un semakin dalam.
Profesor John Blaxland, seorang ahli tentang Korea Utara, mengatakan gender atau jenis kelamin Kim Pyong-il dapat membuatnya menjadi pilihan yang lebih disukai daripada keponakannya, Kim Yo-jong.
"Ini perkembangan yang menarik untuk melihat Kim Pyong-il muncul kembali di panggung," katanya kepada ABC, Selasa (28/4/2020).
"Itu tentu akan memperumit aspirasi nyata Kim Yo-jong tetapi menunjuk pada sesuatu yang diharapkan; keengganan pendirian—militer, pemimpin keamanan dan keluarga Kim—untuk berangkat dari kecenderungan patriarkal," ujarnya.
Dr Malcolm Davis, pakar dari Strategic Policy Institute Australia, menambahkan; "Kim Yo-jong jelas akan mengklaim kepemimpinan...tetapi apakah faksi Korea Utara akan menerima pemimpin perempuan...tidak pasti."
Namun, para ahli lain tidak setuju bahwa seksisme mungkin berperan dalam menghentikan kenaikan Kim Yo-jong.
Pakar Korea Utara, Sean King, mengatakan pemimpin mana pun harus memiliki hubungan darah, dan saat ini Kim Yo-jong berada di posisi terdepan.
Perempuan berusia 32 tahun ini adalah salah satu pembantu terdekat kakaknya, membantu menumbuhkan citranya dan memainkan peran kunci dalam pertemuan bersejarah Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat Donald John Trump.
Seang King berkata; “Dia (Kim Yo-jong) jelas sedang dipersiapkan untuk sesuatu. Jika Kim Pyong-il adalah orang untuk pekerjaan itu, dia kemungkinan besar akan mendapatkannya sebelumnya."
Korea Utara, melalui media pemerintah, telah merilis surat apresiasi untuk para pekerja Korut yang diklim ditulis oleh Kim Jong-un. Namun, media pemerintah tidak menunjukkan foto terbaru sang pemimpin. Hal itu membuat misteri kondisi Kim Jong-un semakin dalam.
Profesor John Blaxland, seorang ahli tentang Korea Utara, mengatakan gender atau jenis kelamin Kim Pyong-il dapat membuatnya menjadi pilihan yang lebih disukai daripada keponakannya, Kim Yo-jong.
"Ini perkembangan yang menarik untuk melihat Kim Pyong-il muncul kembali di panggung," katanya kepada ABC, Selasa (28/4/2020).
"Itu tentu akan memperumit aspirasi nyata Kim Yo-jong tetapi menunjuk pada sesuatu yang diharapkan; keengganan pendirian—militer, pemimpin keamanan dan keluarga Kim—untuk berangkat dari kecenderungan patriarkal," ujarnya.
Dr Malcolm Davis, pakar dari Strategic Policy Institute Australia, menambahkan; "Kim Yo-jong jelas akan mengklaim kepemimpinan...tetapi apakah faksi Korea Utara akan menerima pemimpin perempuan...tidak pasti."
Namun, para ahli lain tidak setuju bahwa seksisme mungkin berperan dalam menghentikan kenaikan Kim Yo-jong.
Pakar Korea Utara, Sean King, mengatakan pemimpin mana pun harus memiliki hubungan darah, dan saat ini Kim Yo-jong berada di posisi terdepan.
Perempuan berusia 32 tahun ini adalah salah satu pembantu terdekat kakaknya, membantu menumbuhkan citranya dan memainkan peran kunci dalam pertemuan bersejarah Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat Donald John Trump.
Seang King berkata; “Dia (Kim Yo-jong) jelas sedang dipersiapkan untuk sesuatu. Jika Kim Pyong-il adalah orang untuk pekerjaan itu, dia kemungkinan besar akan mendapatkannya sebelumnya."