Perseteruan Memanas, Kapal Induk China Dekati Taiwan

Kamis, 06 April 2023 - 18:05 WIB
loading...
Perseteruan Memanas, Kapal Induk China Dekati Taiwan
Kru kapal perang Taiwan memantau pergerakan kapal induk Shandong milik China. Foto/Kementerian Pertahanan Taiwan via REUTERS
A A A
TAIPEI - Kapal induk kedua China , Shandong, terlibat dalam latihan tempur di dekat Taiwan pada Kamis (6/4/2023) ketika perseteruan kedua pihak memanas.

Situasi memanas setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melakukan pertemuan dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy.

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan kepada wartawan di Parlemen bahwa kapal induk Shandong terlibat latihan tempur di sebuah perairan 200 mil laut (370 km) dari lepas pantai timur Taiwan.

“Ini adalah pelatihan tetapi waktunya cukup sensitif, dan apa yang akan kami lakukan masih mempelajari,” kata Chiu, menambahkan pesawat tempur belum terlihat lepas landas dari geladak kapal induk Shandong.



Dia kemudian memberi tahu anggota Parlemen bahwa kapal perang Taiwan sedang memantau kapal induk tersebut pada jarak lima hingga enam mil laut.

Shandong, kapal induk buatan dalam negeri pertama China, berlayar melalui Selat Bashi di selatan Taiwan dan ke Pasifik pada hari Rabu dengan sejumlah kapal lain dari Angkatan Laut China.

Global Times, media yang dikelola pemerintah China, melaporkan: "Penyebaran ini menunjukkan Shandong sepenuhnya siap untuk operasi laut jauh dan menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial China."

"Komando Teater Timur PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) telah mengadakan latihan intensif" di darat, serta di laut dan udara selama seminggu terakhir. Komando tersebut mencakup pantai timur China," lanjut laporan media pemerintah China.

Latihan itu dilakukan saat Tsai bertemu McCarthy di negara bagian California, AS, dalam persinggahan yang dikecam keras oleh Beijing.

China mengeklaim Taiwan yang memerintah sendiri sebagai miliknya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu.

Tsai sedang dalam perjalanan kembali ke Taipei setelah pertemuan hari Rabu, yang menurutnya hangat seperti sinar matahari California.

Sedangkan McCarthy menggambarkan Tsai sebagai "teman baik Amerika".

Pada konferensi pers setelah pembicaraan, McCarthy menegaskan kembali hubungan dekat antara AS dan Taiwan.

“Persahabatan antara rakyat Taiwan dan Amerika adalah masalah yang sangat penting bagi dunia bebas, dan sangat penting untuk menjaga kebebasan ekonomi, perdamaian, dan stabilitas kawasan,” katanya.

Sementara itu, Tsai berterima kasih kepada McCarthy dan legislator AS lainnya yang bergabung dalam pertemuan tersebut.

“Kehadiran dan dukungan mereka yang tak tergoyahkan meyakinkan rakyat Taiwan bahwa kami tidak terisolasi dan kami tidak sendirian,” kata Tsai. “Kami lebih kuat saat bersama.”

Pertemuan itu berlangsung saat Tsai kembali dari perjalanan ke Belize dan Guatemala, dua dari 13 sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa.

AS tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan sejak 1979 tetapi merupakan pendukung internasional dan pemasok senjata paling signifikan untuk pulau itu.

Sementara itu, Beijing menegaskan kembali dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa Taiwan adalah "garis merah pertama" yang tidak boleh dilintasi dalam hubungan China-AS. Beijing juga mengancam akan merespons dengan tindakan yang kuat dan tegas atas pertemuan McCarthy-Tsai.

Setelah Ketua DPR AS sebelumnya, Nancy Pelosi, mengunjungi Taiwan Agustus lalu, China mengadakan latihan militer skala besar yang mencakup penembakan rudal di sekitar pulau Taiwan.

Global Times, mengutip para pakar yang tidak disebutkan namanya, melaporkan PLA kemungkinan akan mengambil tindakan balasan, termasuk dengan mengadakan latihan skala besar dan jangka panjang di sekitar pulau Taiwan, dan mendorong kemajuan reunifikasi nasional.

Belum ada komentar resmi dari Beijing tentang keberadaan kapal induk Shandong di Pasifik.

Kementerian Pertahanan China mengecam pertemuan Tsai-McCarthy, tetapi tidak mengancam tindakan tertentu.

“Tentara Pembebasan Rakyat China mematuhi tugas dan misinya, mempertahankan tingkat kewaspadaan tinggi setiap saat, dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah, serta dengan tegas menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Kemunculan Shandong juga terjadi saat Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen tiba di Beijing untuk melakukan pembicaraan. Keduanya akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis malam.

Seorang pejabat di Taiwan mengatakan Beijing mungkin tidak ingin meningkatkan tindakan saat berusaha menunjukkan wajah yang lebih diplomatis kepada dunia dan menjadikan dirinya sebagai pembawa perdamaian potensial di Ukraina.

“Jadi saat ini mereka terus menampilkan citra kekuatan besar yang lebih damai,” kata Ko Cheng-heng, wakil kepala Biro Keamanan Nasional Taiwan, kepada anggota Parlemen di Taipei.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)