Masjid Al-Aqsa Memanas, Bos Hamas Bertemu Pemimpin Hizbullah di Lebanon
loading...
A
A
A
BEIRUT - Kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, tiba di Lebanon pada Rabu (5/4/2023) di tengah ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur.
Menurut laporan Kantor Berita Anadolu, juru bicara Hamas di Lebanon, Walid Kilani mengatakan kunjungan Haniyeh bertujuan menindaklanjuti pertemuan sebelumnya antara kelompok Palestina dan gerakan Lebanon, Hizbullah.
"untuk mengoordinasikan sikap dan memperkuat Perlawanan terhadap musuh Israel," papar Kilani.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat pada Rabu setelah polisi Israel menahan sekitar 350 jemaah Muslim dari dalam kompleks Masjid Al-Aqsa.
Sekelompok orang Palestina membarikade diri mereka sendiri di dalam Aula Salat Al-Qibli di kompleks itu, setelah pemukim Yahudi menyerukan penyerbuan ke Masjid. Mereka berusaha mencegah polisi Israel masuk dengan menutup pintunya.
Mengelilingi Aula Salat Al-Qibli, polisi Israel naik ke atap Masjid Al-Aqsa, memecahkan beberapa jendela dan awalnya mengintervensi dengan bom suara terhadap para jemaah di dalamnya.
Beberapa orang di Masjid Al-Aqsa mencoba melawan polisi dengan melemparkan kembang api.
Menurut Komisi Urusan Tahanan Palestina, polisi Israel mulai membebaskan para tahanan dengan syarat mereka dipindahkan dari Masjid Al-Aqsa dan Kota Tua Yerusalem selama sepekan.
Bagi umat Islam, Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu Temple Mount, dengan mengatakan bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Zionis menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui komunitas internasional.
Menurut laporan Kantor Berita Anadolu, juru bicara Hamas di Lebanon, Walid Kilani mengatakan kunjungan Haniyeh bertujuan menindaklanjuti pertemuan sebelumnya antara kelompok Palestina dan gerakan Lebanon, Hizbullah.
"untuk mengoordinasikan sikap dan memperkuat Perlawanan terhadap musuh Israel," papar Kilani.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat pada Rabu setelah polisi Israel menahan sekitar 350 jemaah Muslim dari dalam kompleks Masjid Al-Aqsa.
Sekelompok orang Palestina membarikade diri mereka sendiri di dalam Aula Salat Al-Qibli di kompleks itu, setelah pemukim Yahudi menyerukan penyerbuan ke Masjid. Mereka berusaha mencegah polisi Israel masuk dengan menutup pintunya.
Mengelilingi Aula Salat Al-Qibli, polisi Israel naik ke atap Masjid Al-Aqsa, memecahkan beberapa jendela dan awalnya mengintervensi dengan bom suara terhadap para jemaah di dalamnya.
Beberapa orang di Masjid Al-Aqsa mencoba melawan polisi dengan melemparkan kembang api.
Menurut Komisi Urusan Tahanan Palestina, polisi Israel mulai membebaskan para tahanan dengan syarat mereka dipindahkan dari Masjid Al-Aqsa dan Kota Tua Yerusalem selama sepekan.
Bagi umat Islam, Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu Temple Mount, dengan mengatakan bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Zionis menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui komunitas internasional.
(sya)