Rusia Dilaporkan Pecat Jenderal Topnya karena Gagal Rebut Vuhledar
loading...
A
A
A
MOSKOW - Militer Rusia dilaporkan telah memecat komandan Distrik Militer Timur (EMD) setelah gagal merebut kota Vuhledar dari pasukan Ukraina . Vuhledar merupakan kota yang diperebutkan di Donbas timur.
Penyiar dan jurnalis televisi Rusia Ruslan Ostashko dalam sebuah posting di saluran Telegramnya melaporkan bahwa Kolonel Jenderal Rustam Muradov (50) yang mengepalai EMD telah dipecat.
Komandan top EMD itu sebelumnya mendapat kecaman dari kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, atas kegagalannya di Vuhledar. Padahal, jenderal bintang tiga itu diklaim oleh pejabat Donbas yang ditunjuk Kremlin dapat mengubah perang demi keuntungan Moskow.
Rusia gagal merebut kota pertambangan batu bara Vuhledar setelah pertempuran selama tiga minggu. Militer Ukraina mengatakan bulan lalu bahwa pasukan Moskow telah kehilangan puluhan kendaraan lapis baja dalam upaya gagal merebut kota tersebut.
Laporan pemecatan Muradov telah muncul di media Rusia dalam beberapa hari ini, namun Kremlin belum mengonfirmasi.
"Jenderal Muradov dicopot dari jabatan komandan kelompok pasukan Timur," kata Ostashko dalam sebuah posting di saluran Telegramnya, seperti dikutip Newsweek, Selasa (28/3/2023).
Pengamat militer Yuri Podolyak juga mengomentari laporan tersebut, dan menyarankan agar Muradov diganti.
"Dua hari lalu ada berita tentang pemecatan Jenderal Rustam Muradov dari komando kelompok pasukan Vostok," tulisnya di situs media sosial Rusia; VKontakte.
"Kemarin, semuanya sudah dikonfirmasi, karena Letnan Jenderal Andrey Kuzmenko diangkat sebagai penjabat komandan kelompok pasukan Vostok."
Podolyak menambahkan: "Tentu saja, ini tidak akan dikatakan secara terbuka, tetapi Muradov jelas dipecat karena kegagalan ofensif yang dipimpinnya di Vuhledar."
Menurut laporan kantor berita TASS, Muradov, yang dianugerahi gelar Pahlawan Rusia untuk pekerjaannya sebagai penasihat militer di Suriah, diangkat menjadi komandan EMD pada bulan Oktober lalu.
"Salah satu dari kami, Pahlawan Rusia Rustam Muradov, ditunjuk sebagai komandan Distrik Militer Timur—salah satu distrik militer paling kuat di negara ini dalam hal personelnya," kata kepala Dagestan Sergey Melikov di Telegram pada acara tersebut.
"Rustam Usmanovich selalu menjadi pemimpin yang memotivasi orang lain, ahli strategi yang membuat keputusan yang tepat, pejuang pemberani yang memimpin penyerangan. Saya yakin kualitas ini selain pendidikan militer dan pengalaman tempurnya diperoleh di daerah yang paling bergolak, Chechnya dan Suriah, akan membantunya menangani tugas-tugas tempur dengan cemerlang. Saya bangga dengan persahabatan saya dengan orang pemberani ini," imbuh dia.
Muradov sebelumnya telah dikritik habis-habisan setelah serangan pasukan Rusia yang gagal di Vuhledar.
Institute for the Study of War (ISW), sebuah kelompok think tank yang berbasis di Washington, D.C., mengatakan dalam penilaian konflik pada 9 Maret bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dilaporkan memerintahkan Muradov untuk merebut Vuhledar dengan biaya berapa pun untuk meredam kritik dalam Kementerian Pertahanan Rusia tentang kurangnya kemajuan dan kerugian yang signifikan di daerah tersebut.
ISW menilai bahwa Shoigu baru-baru ini mengunjungi Muradov di Oblast Donetsk barat, kemungkinan untuk menilai kelangsungan serangan Vuhledar serta peran berkelanjutan Muradov sebagai komandan EMD.
Penyiar dan jurnalis televisi Rusia Ruslan Ostashko dalam sebuah posting di saluran Telegramnya melaporkan bahwa Kolonel Jenderal Rustam Muradov (50) yang mengepalai EMD telah dipecat.
Komandan top EMD itu sebelumnya mendapat kecaman dari kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, atas kegagalannya di Vuhledar. Padahal, jenderal bintang tiga itu diklaim oleh pejabat Donbas yang ditunjuk Kremlin dapat mengubah perang demi keuntungan Moskow.
Rusia gagal merebut kota pertambangan batu bara Vuhledar setelah pertempuran selama tiga minggu. Militer Ukraina mengatakan bulan lalu bahwa pasukan Moskow telah kehilangan puluhan kendaraan lapis baja dalam upaya gagal merebut kota tersebut.
Laporan pemecatan Muradov telah muncul di media Rusia dalam beberapa hari ini, namun Kremlin belum mengonfirmasi.
"Jenderal Muradov dicopot dari jabatan komandan kelompok pasukan Timur," kata Ostashko dalam sebuah posting di saluran Telegramnya, seperti dikutip Newsweek, Selasa (28/3/2023).
Pengamat militer Yuri Podolyak juga mengomentari laporan tersebut, dan menyarankan agar Muradov diganti.
"Dua hari lalu ada berita tentang pemecatan Jenderal Rustam Muradov dari komando kelompok pasukan Vostok," tulisnya di situs media sosial Rusia; VKontakte.
"Kemarin, semuanya sudah dikonfirmasi, karena Letnan Jenderal Andrey Kuzmenko diangkat sebagai penjabat komandan kelompok pasukan Vostok."
Podolyak menambahkan: "Tentu saja, ini tidak akan dikatakan secara terbuka, tetapi Muradov jelas dipecat karena kegagalan ofensif yang dipimpinnya di Vuhledar."
Menurut laporan kantor berita TASS, Muradov, yang dianugerahi gelar Pahlawan Rusia untuk pekerjaannya sebagai penasihat militer di Suriah, diangkat menjadi komandan EMD pada bulan Oktober lalu.
"Salah satu dari kami, Pahlawan Rusia Rustam Muradov, ditunjuk sebagai komandan Distrik Militer Timur—salah satu distrik militer paling kuat di negara ini dalam hal personelnya," kata kepala Dagestan Sergey Melikov di Telegram pada acara tersebut.
"Rustam Usmanovich selalu menjadi pemimpin yang memotivasi orang lain, ahli strategi yang membuat keputusan yang tepat, pejuang pemberani yang memimpin penyerangan. Saya yakin kualitas ini selain pendidikan militer dan pengalaman tempurnya diperoleh di daerah yang paling bergolak, Chechnya dan Suriah, akan membantunya menangani tugas-tugas tempur dengan cemerlang. Saya bangga dengan persahabatan saya dengan orang pemberani ini," imbuh dia.
Muradov sebelumnya telah dikritik habis-habisan setelah serangan pasukan Rusia yang gagal di Vuhledar.
Institute for the Study of War (ISW), sebuah kelompok think tank yang berbasis di Washington, D.C., mengatakan dalam penilaian konflik pada 9 Maret bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dilaporkan memerintahkan Muradov untuk merebut Vuhledar dengan biaya berapa pun untuk meredam kritik dalam Kementerian Pertahanan Rusia tentang kurangnya kemajuan dan kerugian yang signifikan di daerah tersebut.
ISW menilai bahwa Shoigu baru-baru ini mengunjungi Muradov di Oblast Donetsk barat, kemungkinan untuk menilai kelangsungan serangan Vuhledar serta peran berkelanjutan Muradov sebagai komandan EMD.
(min)