IQ Kalahkan Einstein dan Hawking, Gadis 12 Tahun Ini Diterima di Mensa
loading...
A
A
A
LONDON - Anwita Patil, gadis 12 tahun asal Manchester, Inggris, meraih skor 162 pada tes IQ. Nilai itu mengungguli dua ilmuwan genius dunia, Albert Einstein dan Stephen Hawking, yang dilaporkan memiliki IQ 160.
Gadis kecil itu sekarang diterima Mensa, sebuah komunitas masyarakat internasional untuk orang-orang ber-IQ tinggi.
Anwita Patil berusia 11 tahun ketika dia mengikuti tes untuk bergabung dengan Mensa.
Ibu Anwita, Anu, adalah ahli matematika dengan gelar PhD di bidangnya dan ayahnya adalah konsultan NHS [Layanan Kesehatan Nasional].
Ibunya pertama kali memperhatikan kecerdasan alami putrinya ketika Anwita mengalahkannya untuk menjawab soal matematika.
Ayahnya, Jay Patil, memberi tahu Manchester Evening News: "Dia mendapat skor tertinggi 162 dalam kategori usianya."
"Sejak sekolah dasar dan seterusnya, Anwita menemukan beberapa cara untuk memecahkan masalah yang tidak diketahui istri saya. Kami pikir pasti ada hal lain yang terjadi di sini," ujarnya, yang dikutip The Mirror, Senin (20/3/2023).
Anu menambahkan: "Kami dulu mengerjakan tantangan matematika bersama, tetapi terkadang saya tidak mendapatkan jawabannya dan (Anwita) mengerjakannya. Dia berpikir sangat berbeda, dan ini untuk hal-hal yang tidak diajarkan di sekolah."
Anu mengatakan dirinya telah mengikuti komunitas masyarakat Mensa selama bertahun-tahun.
Komunitas ini hanya terbuka untuk orang-orang yang mendapat skor pada persentil ke-98 atau lebih tinggi pada tes kecerdasan IQ standar yang diawasi, dengan skor penerimaan 140 untuk bisa diterima sebagai anggota.
Orang tua Anwita memutuskan untuk membawanya mengikuti tes Mensa, yang terdiri dari dua bagian.
Tes pertama kemampuan linguistik dan pemikiran lateral, yang melihat Anwita mendapatkan skor 162, dan tes kedua kesadaran visual dan spasial, di mana dia meraih skor 140.
Jay berkata: "Ini adalah ujian masalah logis, tidak ada yang perlu dipersiapkan. Ini menguji kemampuan bawaan Anda dan dapat dilakukan pada semua kelompok umur termasuk anak-anak."
Anwita masih tercatat sebagai siswi kelas 7 di Withington Girls’ School.
"Ketika kami mengetahuinya, saya pikir 'kamu pasti bercanda?'," kata kedua orangtuanya saat mengetahui kelebihan yang dimiliki putrinya.
“Kami berharap dia mendapatkan keanggotaan, tetapi kami benar-benar terkejut ketika kami menerima konfirmasi email tentang skor tes maksimumnya."
"Anwita sangat senang dengan hal ini dan membuat kami sangat bangga dengan pencapaiannya," imbuh Anu dan Jay.
“Kami semua sangat berterima kasih kepada gurunya dan semua anggota staf lainnya di Withington Girls' School di Manchester dan khususnya, Ibu Aileen Hoare dari organisasi North West Gifted and Talented yang telah membantu Anwita dalam mengenali potensinya dan membangun kepercayaan dirinya untuk mengikuti ujian seperti Junior Maths Challenge dan beberapa lainnya berhasil," papar mereka.
Anwita merayakan tanggal ulang tahunnya yang ke-12 setelah menerima hasil tesnya dan merayakan pencapaiannya dengan berkumpul bersama keluarga dan teman dekat.
Ketika tidak sedang mengerjakan soal matematika, Anwita biasanya belajar bermain piano sekaligus mengejar kecintaannya pada menari dengan mempelajari Bharatanatyam--bentuk tarian klasik India.
“Anwita cukup tertarik dengan aplikasi praktis matematika di berbagai mata pelajaran baik sains, teknik, maupun komputer," kata ayahnya.
“Anwita berharap dia akan membantu memecahkan tantangan sosial menggunakan keterampilan dan pengalamannya ketika dia besar nanti,” imbuh dia.
Gadis kecil itu sekarang diterima Mensa, sebuah komunitas masyarakat internasional untuk orang-orang ber-IQ tinggi.
Anwita Patil berusia 11 tahun ketika dia mengikuti tes untuk bergabung dengan Mensa.
Ibu Anwita, Anu, adalah ahli matematika dengan gelar PhD di bidangnya dan ayahnya adalah konsultan NHS [Layanan Kesehatan Nasional].
Ibunya pertama kali memperhatikan kecerdasan alami putrinya ketika Anwita mengalahkannya untuk menjawab soal matematika.
Ayahnya, Jay Patil, memberi tahu Manchester Evening News: "Dia mendapat skor tertinggi 162 dalam kategori usianya."
"Sejak sekolah dasar dan seterusnya, Anwita menemukan beberapa cara untuk memecahkan masalah yang tidak diketahui istri saya. Kami pikir pasti ada hal lain yang terjadi di sini," ujarnya, yang dikutip The Mirror, Senin (20/3/2023).
Anu menambahkan: "Kami dulu mengerjakan tantangan matematika bersama, tetapi terkadang saya tidak mendapatkan jawabannya dan (Anwita) mengerjakannya. Dia berpikir sangat berbeda, dan ini untuk hal-hal yang tidak diajarkan di sekolah."
Anu mengatakan dirinya telah mengikuti komunitas masyarakat Mensa selama bertahun-tahun.
Komunitas ini hanya terbuka untuk orang-orang yang mendapat skor pada persentil ke-98 atau lebih tinggi pada tes kecerdasan IQ standar yang diawasi, dengan skor penerimaan 140 untuk bisa diterima sebagai anggota.
Orang tua Anwita memutuskan untuk membawanya mengikuti tes Mensa, yang terdiri dari dua bagian.
Tes pertama kemampuan linguistik dan pemikiran lateral, yang melihat Anwita mendapatkan skor 162, dan tes kedua kesadaran visual dan spasial, di mana dia meraih skor 140.
Jay berkata: "Ini adalah ujian masalah logis, tidak ada yang perlu dipersiapkan. Ini menguji kemampuan bawaan Anda dan dapat dilakukan pada semua kelompok umur termasuk anak-anak."
Anwita masih tercatat sebagai siswi kelas 7 di Withington Girls’ School.
"Ketika kami mengetahuinya, saya pikir 'kamu pasti bercanda?'," kata kedua orangtuanya saat mengetahui kelebihan yang dimiliki putrinya.
“Kami berharap dia mendapatkan keanggotaan, tetapi kami benar-benar terkejut ketika kami menerima konfirmasi email tentang skor tes maksimumnya."
"Anwita sangat senang dengan hal ini dan membuat kami sangat bangga dengan pencapaiannya," imbuh Anu dan Jay.
“Kami semua sangat berterima kasih kepada gurunya dan semua anggota staf lainnya di Withington Girls' School di Manchester dan khususnya, Ibu Aileen Hoare dari organisasi North West Gifted and Talented yang telah membantu Anwita dalam mengenali potensinya dan membangun kepercayaan dirinya untuk mengikuti ujian seperti Junior Maths Challenge dan beberapa lainnya berhasil," papar mereka.
Anwita merayakan tanggal ulang tahunnya yang ke-12 setelah menerima hasil tesnya dan merayakan pencapaiannya dengan berkumpul bersama keluarga dan teman dekat.
Ketika tidak sedang mengerjakan soal matematika, Anwita biasanya belajar bermain piano sekaligus mengejar kecintaannya pada menari dengan mempelajari Bharatanatyam--bentuk tarian klasik India.
“Anwita cukup tertarik dengan aplikasi praktis matematika di berbagai mata pelajaran baik sains, teknik, maupun komputer," kata ayahnya.
“Anwita berharap dia akan membantu memecahkan tantangan sosial menggunakan keterampilan dan pengalamannya ketika dia besar nanti,” imbuh dia.
(min)