5 Latar Belakang Pemimpin Wagner Group Ingin Menjadi Presiden Ukraina

Selasa, 14 Maret 2023 - 13:38 WIB
loading...
5 Latar Belakang Pemimpin Wagner Group Ingin Menjadi Presiden Ukraina
Pemimpin Wagner Group Yevgeny Prigozhin. Foto/tass
A A A
MOSKOW - Dinamika terus terjadi di tengah peperangan antara Rusia dengan Ukraina. Belakangan, Pemimpin Wagner Group Yevgeny Prigozhin menyatakan keinginannya untuk menjadi Presiden Ukraina tahun 2024.

Sebelumnya, ia telah berulang kali mengeluhkan pasokan senjata bagi pasukannya, sekaligus menyinggung ketidakmampuan komando militer Rusia.

Berikut beberapa hal yang mungkin melatarbelakangi pemimpin Wagner Group itu ingin menjadi Presiden Ukraina.

1. Memiliki Ambisi Politik

Pernyataan Yevgeny Prigozhin terkait keinginannya untuk menjadi Presiden Ukraina pada tahun 2024 rupanya didasari motif ambisi politik.

Hal itu terlontar langsung dari mulut Prigozhin ketika memberikan pernyataan melalui sebuah video. Prigozhin menyatakan bahwa dirinya memiliki ambisi politik dan memutuskan mencalonkan diri sebagai Presiden Ukraina tahun depan.

Prigozhin diketahui sudah lama menjadi orang kepercayaan Rusia. Meskipun demikian, ia tidak pernah memegang posisi resmi dan penting di pemerintahan.

Usai ditahan pada tahun 1981 karena kasus penyerangan dan perampokan, Prigozhin membuka bisnis restoran dan katering.

Usahanya itu menjadi langganan bagi para pemimpin Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin. Tak heran jika Prigozhin dijuluki sebagai koki Putin.

2. Wagner Group Tak Dipasok Amunisi

Meskipun Wagner sudah berdiri sejak tahun 2014, namun Prigozhin baru mengklaim sebagai pendiri kelompok tersebut pada September 2022. Belakangan, ia mengeluhkan kosongnya pasokan amunisi dari Moskow.

Padahal, Wagner tengah berperang melawan tentara Ukraina demi memperebutkan kota Bakhmut.

Geram dengan Kementerian Pertahanan Rusia, Prigozhin menduga terjadi pengkhianatan dari para pejabat militer negara tersebut.

3. Kecurigaan Mendasar

Masih menyoal sentimen dan keluhan nihilnya amunisi kiriman Rusia, kecurigaan Prigozhin terkait adanya kecurangan yang dilakukan pejabat militer Rusia cukup mendasar.

Sebab, Prigozhin mengaku sudah menandatangani dokumen agar amunisi segera dikirim ke Bakhmut. Sayangnya, amunisi tak juga sampai.

Prigozhin mengatakan pasukannya mengalami kelaparan amunisi. Apabila kekurangan amunisi ini adalah sebuah kesengajaan, Prigozhin menekankan perlakuan itu jelas merupakan pengkhianatan.

4. Kurangnya Pasokan Sumber Daya

Selain amunisi, Prigozhin juga mengungkapkan bahwa Wagner mengalami kekurangan sumber daya untuk pasukannya.

Kritik tersebut disampaikan bersamaan dengan pernyataan tidak adanya pasokan amunisi ke Wagner Group. Keluhan tersebut bukan hanya sekali disampaikan Prigozhin kepada Kementerian Pertahanan Rusia.

Newsweek memberitakan, Prigozhin berulang kali mengeluhkan hal yang sama, berbarengan dengan kritik atas minimnya sumber daya pasukan.

Anton Gerashchenko, salah satu penasihat urusan dalam negeri Ukraina, menanggapi hal tersebut dengan santai.

Menurutnya, apa yang sudah dilakukan Prigozhin hanyalah bentuk pengalihan perhatian dari ambisi politiknya di Rusia. Prigozhin diketahui ingin berkuasa dan menjadi penerus Putin.

5. Kekecewaan Yevgeny Prigozhin

Dari sederet hal tersebut, terlihat bahwa Prigozhin kecewa terhadap pemerintah Rusia, utamanya kepada Kementerian Pertahanan Rusia.

Pada Februari lalu, Prigozhin bahkan menuduh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Angkatan Darat Rusia Valery Gerasimov menolak mengirimkan amunisi ke Wagner.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia menanggapi kritik Prigozhin tersebut dengan berdalih bahwa suplai akan diberikan tepat waktu.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1077 seconds (0.1#10.140)