Seteru Memanas, Tentara Bayaran Wagner Dilarang Akses Markas Militer Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kelompok tentara bayaran Wagner Group ditolak aksesnya ke markas militer Rusia . Ini terjadi ketika perseteruan pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin dengan para elite militer Moskow memanas.
Perseteruan ini terjadi justru ketika mereka sedang beperang melawan pasukan Ukraina untuk memperebutkan kota Bakhmut.
Prigozhin mengatakan perwakilannya ditolak aksesnya ke markas militer Rusia setelah dia mengeluh tentang kekurangan amunisi yang diderita para tentara bayaran Wagner Group.
Prigozhin mengatakan melalui saluran Telegram layanan pers bisnisnya, Concord Management and Consulting, bahwa dia telah menulis surat kepada Panglima Angkatan Darat, mengatakan bahwa anak buahnya sangat membutuhkan amunisi.
“Pada 5 Maret, saya menulis surat kepada komandan kelompok SMO [Operasi Militer Khusus] tentang kebutuhan mendesak untuk mengalokasikan amunisi," kata Prigozhin.
“Pada 6 Maret, pukul 08.00 pagi, perwakilan saya di markas dibatalkan izinnya dan ditolak masuk ke markas,” lanjut bos Wagner Group tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (7/3/2023).
“Kami terus menghancurkan tentara Ukraina di Bakhmut,” katanya.
Terlepas dari perseteruan itu, Gedung Putih mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mengandalkan Wagner Group untuk menutupi kekurangan militer Rusia.
Namun, menurut lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW), hubungan Putin dan Prigozhin renggang di tengah teguran keras Prigozhin terhadap Kementerian Pertahanan Rusia.
Perseteruan ini terjadi justru ketika mereka sedang beperang melawan pasukan Ukraina untuk memperebutkan kota Bakhmut.
Prigozhin mengatakan perwakilannya ditolak aksesnya ke markas militer Rusia setelah dia mengeluh tentang kekurangan amunisi yang diderita para tentara bayaran Wagner Group.
Prigozhin mengatakan melalui saluran Telegram layanan pers bisnisnya, Concord Management and Consulting, bahwa dia telah menulis surat kepada Panglima Angkatan Darat, mengatakan bahwa anak buahnya sangat membutuhkan amunisi.
“Pada 5 Maret, saya menulis surat kepada komandan kelompok SMO [Operasi Militer Khusus] tentang kebutuhan mendesak untuk mengalokasikan amunisi," kata Prigozhin.
“Pada 6 Maret, pukul 08.00 pagi, perwakilan saya di markas dibatalkan izinnya dan ditolak masuk ke markas,” lanjut bos Wagner Group tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (7/3/2023).
“Kami terus menghancurkan tentara Ukraina di Bakhmut,” katanya.
Terlepas dari perseteruan itu, Gedung Putih mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mengandalkan Wagner Group untuk menutupi kekurangan militer Rusia.
Namun, menurut lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW), hubungan Putin dan Prigozhin renggang di tengah teguran keras Prigozhin terhadap Kementerian Pertahanan Rusia.