Sudah Borong 72, Lockheed Martin Ingin Tetangga RI Beli Lebih Banyak Jet Siluman F-35
loading...
A
A
A
SYDNEY - Lockheed Martin, perusahaan Amerika Serikat (AS) yang memproduksi jet tempur siluman F-35 , ingin Australia membeli lebih banyak pesawat tempur tersebut. Padahal, negara tetangga Indonesia itu sudah memesan 72 unit.
Keinginan perusahaan itu disampaikan setelah Canberra menyelesaikan tinjauan pertahanan.
“Kami berharap mendapat kesempatan untuk mengirimkan F-35 tambahan di luar pesanan 72 Australia,” kata Wakil Presiden Eksekutif Aeronautika Lockheed Martin Greg Ulmer di sela-sela Australia International Airshow pada hari Selasa.
Ulmer juga mengatakan Lockheed telah berbicara dengan Australia tentang menggabungkan F-35 dengan drone mirip jet tempur; Boeing MQ-28 Ghost Bat.
Kepala Divisi Pertahanan Boeing Ted Colbert mengatakan selama airshow bahwa kemitraan akan menjadi “berita bagus.”
Direktur bisnis internasional Lockheed Martin, Steve Over, mengatakan dalam situasi kerja sama tanpa awak, F-35 dapat berfungsi sebagai "quarterback" dan fokus pada penargetan yang akurat sementara pesawat lain mengerahkan senjata.
Australia telah membeli 72 jet Lockheed F-35A untuk membentuk tiga skuadron, dengan semua pesawat dijadwalkan beroperasi penuh tahun ini. Negara ini awalnya menyatakan minat untuk membeli 100 unit.
Tinjauan strategis pertahanan yang mempertimbangkan postur kekuatan Australia di masa depan—termasuk kemungkinan pembelian skuadron keempat jet F-35—diserahkan kepada pemerintah pada 14 Februari.
Menteri Pertahanan Richard Marles, dalam pidato pra-acara pada hari Senin, mengatakan tinjauan dan tanggapan pemerintah akan diumumkan pada bulan April.
Dia mengatakan tinjauan tersebut dilakukan dengan latar belakang meningkatnya persaingan strategis antar-negara di kawasan.
“Di Indo-Pasifik, China mendorong penumpukan militer konvensional terbesar yang pernah kita lihat di mana pun di dunia sejak Perang Dunia II. Dan banyak dari penumpukan ini buram,” kata Marles.
Australia, sekutu setia AS, telah bergabung dengan Amerika Serikat untuk melawan kekuatan dan pengaruh China yang tumbuh, terutama penumpukan militernya, tekanan terhadap Taiwan, dan penempatan militer di Laut China Selatan yang diperebutkan.
Over, seperti dikutip CNBC, Rabu (1/3/2023), mengatakan akan memakan waktu sekitar empat tahun bagi Australia untuk menerima lebih banyak F-35 jika memesan tahun ini.
Keinginan perusahaan itu disampaikan setelah Canberra menyelesaikan tinjauan pertahanan.
“Kami berharap mendapat kesempatan untuk mengirimkan F-35 tambahan di luar pesanan 72 Australia,” kata Wakil Presiden Eksekutif Aeronautika Lockheed Martin Greg Ulmer di sela-sela Australia International Airshow pada hari Selasa.
Ulmer juga mengatakan Lockheed telah berbicara dengan Australia tentang menggabungkan F-35 dengan drone mirip jet tempur; Boeing MQ-28 Ghost Bat.
Kepala Divisi Pertahanan Boeing Ted Colbert mengatakan selama airshow bahwa kemitraan akan menjadi “berita bagus.”
Baca juga: Tetangga Indonesia Akan Peroleh 8 Jet Tempur F-35B Lagi, Total Jadi 12
Direktur bisnis internasional Lockheed Martin, Steve Over, mengatakan dalam situasi kerja sama tanpa awak, F-35 dapat berfungsi sebagai "quarterback" dan fokus pada penargetan yang akurat sementara pesawat lain mengerahkan senjata.
Australia telah membeli 72 jet Lockheed F-35A untuk membentuk tiga skuadron, dengan semua pesawat dijadwalkan beroperasi penuh tahun ini. Negara ini awalnya menyatakan minat untuk membeli 100 unit.
Tinjauan strategis pertahanan yang mempertimbangkan postur kekuatan Australia di masa depan—termasuk kemungkinan pembelian skuadron keempat jet F-35—diserahkan kepada pemerintah pada 14 Februari.
Menteri Pertahanan Richard Marles, dalam pidato pra-acara pada hari Senin, mengatakan tinjauan dan tanggapan pemerintah akan diumumkan pada bulan April.
Dia mengatakan tinjauan tersebut dilakukan dengan latar belakang meningkatnya persaingan strategis antar-negara di kawasan.
“Di Indo-Pasifik, China mendorong penumpukan militer konvensional terbesar yang pernah kita lihat di mana pun di dunia sejak Perang Dunia II. Dan banyak dari penumpukan ini buram,” kata Marles.
Australia, sekutu setia AS, telah bergabung dengan Amerika Serikat untuk melawan kekuatan dan pengaruh China yang tumbuh, terutama penumpukan militernya, tekanan terhadap Taiwan, dan penempatan militer di Laut China Selatan yang diperebutkan.
Over, seperti dikutip CNBC, Rabu (1/3/2023), mengatakan akan memakan waktu sekitar empat tahun bagi Australia untuk menerima lebih banyak F-35 jika memesan tahun ini.
(min)