Sekjen NATO: Jangan Remehkan Daya Tembak Rusia
loading...
A
A
A
MUNICH - Dengan konflik di Ukraina menjadi "perang gesekan", Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg memperingatkan Barat tidak boleh "meremehkan" keunggulan daya tembak Rusia .
Stoltenberg mengklaim bahwa blok Barat sedang meningkatkan produksi amunisi, tetapi tidak dapat menentukan tujuan akhirnya di Ukraina.
Berbicara dalam wawancara dengan CNN di Konferensi Keamanan Munich akhir pekan lalu, Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia sejauh ini mampu membawa lebih banyak amunisi dan tenaga ke garis depan daripada Ukraina.
Konsumsi amunisi Ukraina, kata Stoltenberg, lebih tinggi dari total produksi NATO, seraya menambahkan bahwa situasi ini tidak dapat berlanjut.
“Sejauh ini kami telah menghabiskan stok kami, tetapi pada tahap tertentu kami perlu memproduksi lebih banyak amunisi,” katanya seperti dikutip dari RT, Jumat (24/2/2023).
Meskipun Ukraina menerima senjata Barat senilai puluhan juta dolar, termasuk hampir 1,5 juta peluru artileri hanya dari Amerika Serikat (AS) saja, Rusia telah memiliki keunggulan daya tembak sejak dimulainya operasi militernya dimulai Februari tahun lalu.
Menurut sebagian besar penilaian Barat, pihak Ukraina saat ini menembakkan antara 5.000 dan 6.000 peluru artileri per hari. Sementara perkiraan tembakan Rusia sangat bervariasi antara 5.000 dan 60.000 peluru per hari.
Stoltenberg telah berulang kali meminta anggota NATO untuk meningkatkan produksi amunisi mereka untuk menutup celah, seperti yang dilakukan para pemimpin Barat lainnya.
Stoltenberg mengklaim bahwa blok Barat sedang meningkatkan produksi amunisi, tetapi tidak dapat menentukan tujuan akhirnya di Ukraina.
Berbicara dalam wawancara dengan CNN di Konferensi Keamanan Munich akhir pekan lalu, Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia sejauh ini mampu membawa lebih banyak amunisi dan tenaga ke garis depan daripada Ukraina.
Konsumsi amunisi Ukraina, kata Stoltenberg, lebih tinggi dari total produksi NATO, seraya menambahkan bahwa situasi ini tidak dapat berlanjut.
“Sejauh ini kami telah menghabiskan stok kami, tetapi pada tahap tertentu kami perlu memproduksi lebih banyak amunisi,” katanya seperti dikutip dari RT, Jumat (24/2/2023).
Meskipun Ukraina menerima senjata Barat senilai puluhan juta dolar, termasuk hampir 1,5 juta peluru artileri hanya dari Amerika Serikat (AS) saja, Rusia telah memiliki keunggulan daya tembak sejak dimulainya operasi militernya dimulai Februari tahun lalu.
Menurut sebagian besar penilaian Barat, pihak Ukraina saat ini menembakkan antara 5.000 dan 6.000 peluru artileri per hari. Sementara perkiraan tembakan Rusia sangat bervariasi antara 5.000 dan 60.000 peluru per hari.
Stoltenberg telah berulang kali meminta anggota NATO untuk meningkatkan produksi amunisi mereka untuk menutup celah, seperti yang dilakukan para pemimpin Barat lainnya.