Ingin Hancurkan Sistem Rudal S-400 Rusia, Ukraina Desak AS Kirim Jet F-16

Senin, 20 Februari 2023 - 09:33 WIB
loading...
Ingin Hancurkan Sistem...
Ukraina desak Amerika Serikat kirimkan jet tempur F-16 untuk menghancurkan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia. Foto/REUTERS
A A A
MUNICH - Ukraina terus mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan jet tempur F-16 yang akan digunakan untuk menghancurkan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.

Para pejabat Kiev telah mendesak para anggota Kongres AS untuk menekan pemerintahan Presiden Joe Biden agar mengirim jet tempur F-16 ke Ukraina.

Lobi itu dilakukan pada akhir pekan di sela-sela Konferensi Keamanan Munich. Mereka yang terlibat dalam pembicaraan itu termasuk Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, dan para politisi AS dari Partai Demokrat dan Partai Republik.

"Mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka ingin (F-16) untuk menekan pertahanan udara musuh sehingga mereka bisa mengerahka drone mereka di luar garis depan Rusia," kata Senator Mark Kelly, mantan astronot yang menerbangkan pesawat tempur Angkatan Laut AS dalam pertempuran, kepada Reuters pada Sabtu malam.



Biden bulan lalu mengatakan "tidak" ketika ditanya apakah dia akan menyetujui permintaan Ukraina untuk jet tempur F-16 buatan Lockheed-Martin.

Pejabat administrasi Biden, berbicara pada hari Minggu, mengatakan Amerika Serikat harus fokus pada penyediaan senjata yang dapat digunakan segera di medan perang, daripada jet tempur yang membutuhkan pelatihan ekstensif.

Tapi mereka tidak mengesampingkan penyediaan F-16.

"Diskusi akan berlanjut selama beberapa minggu dan bulan ke depan," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield di acara CNN.

Empat delegasi dari Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika bergabung dalam apa yang disebut anggota sebagai jumlah terbesar anggota Parlemen AS untuk menghadiri pertemuan keamanan utama Eropa sejak dimulai pada tahun 1963, menunjukkan dukungan bipartisan yang jelas untuk Ukraina.

Konferensi—terutama berfokus pada Ukraina—berlangsung beberapa hari sebelum peringatan setahun invasi Rusia; 24 Februari. Konferensi digelar ketika pasukan Moskow dan Kiev telah terkunci dalam pertempuran sengit, sebagian besar di wilayah Donbas timur, menyusul serangkaian kekalahan Rusia.

Kelly dan tiga anggota Parlemen AS lainnya yang berbicara kepada Reuters tentang pembicaraan mereka dengan pejabat Ukraina mengatakan mereka percaya bahwa dukungan sedang dibangun di Kongres untuk menyediakan Ukraina dengan F-16, salah satu jet tempur paling serbaguna di dunia.

Angkatan udara Ukraina telah mengadaptasi roket udara-ke-permukaan AGM-88 HARM buatan AS untuk ditembakkan dari jet tempur MiG-29 rancangan Soviet mereka. Roket masuk ke transmisi elektronik dari radar unit rudal permukaan-ke-udara.

Menurut Kelly, Ukraina mengatakan pilot mereka dapat lebih efektif menargetkan unit rudal pertahanan udara S-300 dan S-400 Rusia dengan AGM-88 jika roket ditembakkan menggunakan avionik F-16 yang lebih canggih.

“Mereka berpendapat bahwa mereka membutuhkan pesawat itu untuk misi SEAD (suppression of enemy air defences),” kata Kelly.

“Mereka mungkin berpikir mereka dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengalahkan S-400.”

Dia mengatakan bahwa meskipun membutuhkan setidaknya satu tahun pelatihan untuk menguasai semua kemampuan F-16, pilot Ukraina dapat diajari untuk melakukan sejumlah hal terbatas dalam beberapa bulan.

Senator Partai Republik Lindsey Graham mengatakan anggota Parlemen AS secara luas mendukung pelatihan pilot Ukraina pada F-16 dan mengatakan dia yakin pemerintahan Biden akan segera setuju untuk melakukannya.

Dia mengatakan dia tidak khawatir F-16 akan meningkatkan konflik. "Jangan khawatir tentang memprovokasi [Presiden Rusia Vladimir] Putin, khawatir tentang mengalahkannya," katanya di acara ABC.

Seruan untuk memasok Ukraina dengan jet tempur canggih mengikuti kesepakatan bulan lalu oleh Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman untuk memasok Kiev dengan tank tempur modern.

Washington telah memberikan sekitar USD30 miliar bantuan militer ke Ukraina sejak awal dari apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus".
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5022 seconds (0.1#10.140)