AS Tembakkan Rudal Antarbenua setelah Pangkalan Nuklirnya Diintai Balon China

Sabtu, 11 Februari 2023 - 03:10 WIB
loading...
AS Tembakkan Rudal Antarbenua...
Amerika Serikat menguji tembak rudal balistik antarbenua Minuteman III yang bisa membawa hulu ledak nuklir setelah balon mata-mata China mengintai situs senjata nuklir Amerika di Montana. Foto/US Air Force
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III pada Kamis malam waktu setempat. Manuver ini kurang dari seminggu setelah balon mata-mata China ditembak jatuh usai melayang di atas situs senjata nuklir Amerika yang sensitif di Montana.

ICBM Minuteman III yang tanpa hulu ledak, dilengkapi dengan kendaraan tes re-entry, diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di Santa Barbara, California, pada Kamis pukul 23.01 malam.

Foto-foto peluncuran yang menakjubkan menunjukkan rudal itu melesat dengan terang besar melintasi langit malam.

Para pejabat militer AS mengatakan uji tembak ICBM Minuteman III ini adalah tes rutin untuk memvalidasi dan memverifikasi keefektifan, kesiapan, dan akurasi sistem senjata, tidak terkait dengan peristiwa dunia saat ini.

Baca juga: Alasan AS Tembak Balon China dengan Rudal Rp6 Miliar dan Jet Tempur Rp3,2 Triliun

Kendati demikian, manuver rudal ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan AS dengan China setelah balon mata-mata Beijing ditemukan melayang di atas daratan Amerika dan memicu krisis diplomatik.

Badan-badan intelijen Amerika yakin balon itu, yang melewati pangkalan militer sensitif di Montana, kemungkinan mampu menyadap komunikasi Amerika.

"Peluncuran uji coba ini adalah bagian dari kegiatan rutin dan berkala yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa penangkal nuklir Amerika Serikat aman, terjamin, andal, dan efektif untuk mencegah ancaman abad kedua puluh satu dan meyakinkan kembali sekutu kami," kata Komando Serangan Global Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan.

"Tes semacam ini telah terjadi lebih dari 300 kali sebelumnya, dan tes ini bukanlah hasil dari peristiwa dunia saat ini," lanjut pernyataan tersebut, seperti dikutip Mail Online,Sabtu (11/2/2023)

Jenderal Thomas A. Bussiere, komandan Komando Serangan Global Angkatan Udara, mengatakan: "Uji ICBM Kamis malam menampilkan inti dari misi pencegahan kami di panggung dunia, meyakinkan negara kami dan sekutunya bahwa senjata kami mampu dan penerbang kami siap dan bersedia untuk membela perdamaian di seluruh dunia pada saat ini juga."

Kendaraan re-entry ICBM menempuh jarak sekitar 4.200 mil ke Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall, rute yang biasa digunakan dalam peluncuran uji coba senjata semacam itu.

Kolonel Christopher Cruise, komandan Grup Uji dan Evaluasi ke-377, mengatakan: "Peluncuran ini menunjukkan redundansi dan keandalan sistem pencegahan strategis kami sambil mengirimkan pesan jaminan yang terlihat kepada sekutu."

"Tim multilateral ini mencerminkan ketepatan dan profesionalisme komando kami, dan mitra bersama kami," ujarnya.

Pangkalan rudal di dalam Komando Serangan Global Angkatan Udara memiliki anggota awak yang siaga 24 jam sehari, sepanjang tahun, mengawasi pasukan ICBM.

Pemerintah AS sebelumnya mengatakan bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk mengambil tindakan terhadap China atas apa yang disebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan Amerika. Menurut Departemen Luar Negeri AS, intelijen Amerika mengungkap jaringan pengawasan luas oleh Beijing yang telah menjangkau 40 negara dan lima benua.

China protes atas tindakan militer Amerika yang menembak jatuh balon raksasa tersebut. Menurut Beijing, itu adalah perangkat pemantau cuaca sipil dan bukan perangkat spionase seperti yang dituduhkan Washington.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
5 Fakta Viralnya Foto...
5 Fakta Viralnya Foto AI Donald Trump sebagai Paus, Netizen Sebut Anti Kristus
Siapa Penn Badgley?...
Siapa Penn Badgley? Aktor Penganut Baha'i yang Selalu Membaca Alquran dan Merenungkan Maknanya
Jet Tempur J-36 China...
Jet Tempur J-36 China Diklaim Mampu Pecundangi Pesawat Pengebom Siluman B-21 AS
AS Pangkas Jumlah Jenderal...
AS Pangkas Jumlah Jenderal Bintang 4 hingga 20 Persen, Ada Apa?
Kisah Wanita Inggris...
Kisah Wanita Inggris Bangun dari Stroke dengan Aksen Mandarin, Padahal Belum Pernah ke Asia
Pemerintah Trump Tawarkan...
Pemerintah Trump Tawarkan Rp16,4 Juta kepada Imigran Gelap untuk Angkat Kaki dari AS
Menguak Alasan Ukraina...
Menguak Alasan Ukraina Jual Harta Karun Logam Tanah Jarang ke Amerika
Houthi Klaim Miliki...
Houthi Klaim Miliki Senjata Baru untuk Blokade Wilayah Udara Israel
Mahathir Mohamad: Trump...
Mahathir Mohamad: Trump Tak Paham Dunia, Ketinggalan 100 Tahun
Rekomendasi
Mobil Box Tabrak KRL...
Mobil Box Tabrak KRL Rute Bogor-Jakarta Kota, Jalur Citayam-Bojong Gede Lumpuh
Pemerintah Bentuk Satgas...
Pemerintah Bentuk Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme dan Ormas Meresahkan
20 Kali Tertabrak, Nol...
20 Kali Tertabrak, Nol Solusi Permanen: Mengapa Jembatan Mahakam Jadi Langganan Kecelakaan?
Berita Terkini
Konklaf 2025 Sulit Diprediksi,...
Konklaf 2025 Sulit Diprediksi, Berikut 4 Alasannya
Abbas akan Kunjungi...
Abbas akan Kunjungi Lebanon untuk Lucuti Senjata Faksi-faksi Perlawanan Palestina
Friedrich Merz Terpilih...
Friedrich Merz Terpilih sebagai Kanselir Jerman pada Upaya Kedua
Israel Murka Maskapai...
Israel Murka Maskapai AS Setop Penerbangan usai Serangan Rudal Houthi
Militer Israel Peringatkan...
Militer Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan Daerah Sekitar Bandara Sanaa
Eks Sandera: Saya Merasa...
Eks Sandera: Saya Merasa Lebih Aman di Tahanan Hamas daripada di Israel
Infografis
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved