AS Tutup Lima Pangkalan Militer di Afghanistan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menutup lima pangkalan militernya di Afghanistan . Penutupan ini sebagai bagian dari perjanjian yang ditandatangani dengan Taliban lebih dari empat bulan lalu.
Perwakilan khusus Presiden Donald Trump untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad mengatakan, kesepakatan itu berjanji untuk menarik semua pasukan AS dari pangkalan dalam 135 hari pertama. (Baca: AS-Taliban Teken Kesepakatan Damai, Akhiri Perang 19 Tahun )
"AS telah bekerja keras untuk melakukan tahap pertama dari komitmennya berdasarkan Perjanjian, termasuk mengurangi pasukan & meninggalkan lima pangkalan. Pasukan NATO turun dalam jumlah yang proporsional," kata Khalilzad di Twitter seperti dilansir dari Fox News, Rabu (15/7/2020).
Outlet media Afghanistan, Tolo, melaporkan lima pangkalan AS yang ditutup terletak di provinsi Helmand, Uruzgan, Paktika, dan Laghman. Pangkalan-pangkalan itu terletak di Afghanistan selatan dan timur.
Pangkalan AS yang lebih besar di Bagram, yang terletak di luar Kabul, dan Lapangan Udara Kandahar di Afghanistan selatan tetap terbuka.
Ketentuan utama lain dari perjanjian perdamaian yang diusulkan yang ditengahi di Doha, Qatar, pada bulan Februari antara Taliban dan AS adalah penarikan besar-besaran pasukan Amerika di Afghanistan.
AS memangkas jumlah pasukannya di wilayah tersebut menjadi 8.600, turun dari 100.000 lebih pada 2010.
Meskipun pengurangan pasukan AS sebagai bagian dari perjanjian, kekerasan antara Taliban dan pasukan Afghanistan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, menurut pemerintah Afghanistan.
Hanya sehari sebelum penutupan pangkalan, Taliban meledakkan bom mobil di fasilitas pemerintah di Ibu Kota provinsi Samangan, Aybak, dekat kantor Direktorat Keamanan Nasional (NDS), sebuah badan intelijen utama. Setidaknya 11 personel keamanan tewas dan 63 warga sipil terluka, termasuk anak-anak.(Baca: Taliban Tak akan Hentikan Kekerasan Sebelum Pembicaraan Intra-Afghanistan )
Melonjaknya kekerasan di seluruh negara yang menargetkan pasukan Afghanistan kemungkinan merupakan taktik untuk mendorong pemerintah agar membebaskan hampir 600 tahanan Taliban sebelum kelompok itu mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengakhiri perang berusia hampir dua dekade di wilayah tersebut.
Perwakilan khusus Presiden Donald Trump untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad mengatakan, kesepakatan itu berjanji untuk menarik semua pasukan AS dari pangkalan dalam 135 hari pertama. (Baca: AS-Taliban Teken Kesepakatan Damai, Akhiri Perang 19 Tahun )
"AS telah bekerja keras untuk melakukan tahap pertama dari komitmennya berdasarkan Perjanjian, termasuk mengurangi pasukan & meninggalkan lima pangkalan. Pasukan NATO turun dalam jumlah yang proporsional," kata Khalilzad di Twitter seperti dilansir dari Fox News, Rabu (15/7/2020).
Outlet media Afghanistan, Tolo, melaporkan lima pangkalan AS yang ditutup terletak di provinsi Helmand, Uruzgan, Paktika, dan Laghman. Pangkalan-pangkalan itu terletak di Afghanistan selatan dan timur.
Pangkalan AS yang lebih besar di Bagram, yang terletak di luar Kabul, dan Lapangan Udara Kandahar di Afghanistan selatan tetap terbuka.
Ketentuan utama lain dari perjanjian perdamaian yang diusulkan yang ditengahi di Doha, Qatar, pada bulan Februari antara Taliban dan AS adalah penarikan besar-besaran pasukan Amerika di Afghanistan.
AS memangkas jumlah pasukannya di wilayah tersebut menjadi 8.600, turun dari 100.000 lebih pada 2010.
Meskipun pengurangan pasukan AS sebagai bagian dari perjanjian, kekerasan antara Taliban dan pasukan Afghanistan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, menurut pemerintah Afghanistan.
Hanya sehari sebelum penutupan pangkalan, Taliban meledakkan bom mobil di fasilitas pemerintah di Ibu Kota provinsi Samangan, Aybak, dekat kantor Direktorat Keamanan Nasional (NDS), sebuah badan intelijen utama. Setidaknya 11 personel keamanan tewas dan 63 warga sipil terluka, termasuk anak-anak.(Baca: Taliban Tak akan Hentikan Kekerasan Sebelum Pembicaraan Intra-Afghanistan )
Melonjaknya kekerasan di seluruh negara yang menargetkan pasukan Afghanistan kemungkinan merupakan taktik untuk mendorong pemerintah agar membebaskan hampir 600 tahanan Taliban sebelum kelompok itu mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengakhiri perang berusia hampir dua dekade di wilayah tersebut.