Turki Cela Kecaman UE Atas Hagia Sophia

Selasa, 14 Juli 2020 - 22:30 WIB
loading...
Turki Cela Kecaman UE...
Turki memutuskan merubah Hagia Sohia menjadi masjid. Foto/Anadolu
A A A
ANKARA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki , Mevlut Cavusoglu, mencela Uni Eropa (UE) yang mengecam Ankara karena telah mengubah Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Cavusoglu mengatakan masalah itu adalah masalah kedaulatan nasional.

Sebelumnya awal pekan ini para menteri luar negeri UE, yang mengadakan pertemuan tatap muka pertama mereka dalam beberapa bulan, menyatakan bahwa mereka "mengutuk" keputusan itu. Kepala urusan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan ada dukungan luas untuk menyerukan pihak berwenang Turki untuk segera mempertimbangkan dan membatalkan keputusan ini. (Baca: Uni Eropa Sesalkan Keputusan Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid )

Diminta untuk mengomentari kritik UE, Cavusoglu mengatakan pada konferensi pers bersama dengan rekannya yang berkunjung dari Malta: "Kami menolak kata 'mengutuk.'

"Ini adalah masalah yang menyangkut hak-hak kedaulatan Turki," tegasnya seperti dikutip dari AP, Selasa (14/7/2020).

Ia berpendapat bahwa ada beberapa masjid di Spanyol yang memiliki anggota UE yang telah dikonversi menjadi gereja.

Sementara itu, pejabat dari otoritas urusan agama Turki, mengatakan struktur tengara dapat tetap terbuka untuk pengunjung di luar jam salat, seperti diberitakan kantor berita yang dikelola pemerintah Turki, Anadolu.

"Lukisan umat Kristen di dalam Hagia Sophia tidak menjadi hambatan untuk umat Muslim salat," kata para pejabat yang sedang mempersiapkan situs untuk ibadah Muslim. Namun mereka menambahkan, bahwa angka-angka perlu ditutup dengan tirai atau melalui cara lain selama salat, sejalan dengan tradisi Islam yang melarang representasi tersebut.

Pekan lalu, Turki membatalkan status gereja katedral yang dibangun pada abad ke-6 itu dari musem yang bertahan selama 86 tahyun menjadi masjid dan mengatakan salat perdana di Hagia Sophia akan dilakukan pada 24 Juli.

Keputusan itu memicu kecaman di Amerika Serikat (AS), Yunani, dan negara-negara Barat lainnya serta dari para pemimpin Kristen Ortodoks. Sementara Paus Francis mengungkapkan kesedihan atas tindakan itu. (Baca: Paus Fransiskus Sangat Sedih Hagia Sophia Jadi Masjid Lagi )

Pada hari Selasa, Yunani kembali menyatakan kecewa dengan keputusan Turki.

"Keputusan ini tentu menyakitkan bagi kita sebagai orang Kristen Ortodoks Yunani tetapi itu juga menyakiti kita sebagai warga dunia," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis.

“Ini bukan masalah Yunani-Turki, bahkan bukan masalah Euro-Turki, ini masalah global. Ini adalah masalah universal,” imbuhnya.

Mitsotakis menambahkan: “Dengan kemunduran ini, Turki memilih untuk memutuskan hubungan dengan dunia Barat dan nilai-nilainya. Ia meninggalkan arah budaya selama berabad-abad, lebih menyukai introversi. Dan itu terbungkus dengan mantel buatan kekuatan atas kelemahannya."
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Senator Jerman Juluki...
Senator Jerman Juluki Tesla Mobil Nazi, Elon Musk Makin Dibenci di Eropa
Kremlin: Eropa Menginginkan...
Kremlin: Eropa Menginginkan Perang, Bukan Perundingan!
Kanada Ingin Gabung...
Kanada Ingin Gabung Uni Eropa, Balas Dendam terhadap Trump?
5 Alasan Presiden Erdogan...
5 Alasan Presiden Erdogan Sebut Masjid Al Aqsa sebagai Garis Merah bagi Turki
189 Aktivis Diadili...
189 Aktivis Diadili di Turki karena Menentang Erdogan
Turki Hancurkan Terowongan...
Turki Hancurkan Terowongan 121 Km di Suriah Utara sejak Januari
Uni Eropa Tegaskan Barat...
Uni Eropa Tegaskan Barat Tidak Ada Lagi, AS Bukan Mitra Terpenting
Korea Utara Luncurkan...
Korea Utara Luncurkan Kapal Perang Perusak Berbobot 5 Ribu Ton
Mengapa Benjamin Netanyahu...
Mengapa Benjamin Netanyahu Tidak Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus? Ini Penjelasannya
Rekomendasi
Pendaftaran OSN 2025...
Pendaftaran OSN 2025 Diperpanjang hingga 2 Mei, Cek Infonya di Sini
Tiga Kapolda Termuda...
Tiga Kapolda Termuda di Indonesia, Nomor 2 dan 3 Jebolan Akpol 1996
Teknologi Baterai CATL...
Teknologi Baterai CATL Dicas 5 Menit untuk Jarak Tempuh 520 Km
Berita Terkini
Satelit Rahasia Rusia...
Satelit Rahasia Rusia yang Diduga Terhubung Senjata Nuklir Berputar di Luar Kendali
27 menit yang lalu
Ledakan Dahsyat Guncang...
Ledakan Dahsyat Guncang Pelabuhan Iran, 14 Orang Tewas, Lebih dari 750 Luka
54 menit yang lalu
Houthi Klaim Rudal Hipersoniknya...
Houthi Klaim Rudal Hipersoniknya Serang Pangkalan Jet Tempur Siluman F-35 Israel
1 jam yang lalu
Korea Utara Luncurkan...
Korea Utara Luncurkan Kapal Perang 5.000 Ton Bersenjata Paling Kuat, Kim Jong-un Bicara Nuklir
2 jam yang lalu
Jenderal Tertinggi Rusia...
Jenderal Tertinggi Rusia Puji Kepahlawanan Militer Korut setelah Rebut Kembali Kursk dari Ukraina
2 jam yang lalu
Upacara Pemakaman Paus...
Upacara Pemakaman Paus Fransiskus Paling Sederhana Dibandingkan Pendahulunya
3 jam yang lalu
Infografis
5 Negara Calon Pemimpin...
5 Negara Calon Pemimpin Baru NATO, Salah Satunya Turki
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved