Arab Saudi Kutuk Keras Aksi Pembakaran Al-Quran di Denmark
loading...
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi mengutuk keras pembakaran salinan Al-Quran oleh ekstremis di ibu kota Denmark , Kopenhagen. Riyadh menilai aksi itu sebagai langkah provokatif baru terhadap sentimen jutaan Muslim di seluruh dunia.
“Menegaskan kembali posisi Kerajaan, yang menolak keras semua tindakan terang-terangan yang sayangnya telah diulangi di beberapa ibu kota Eropa baru-baru ini, dengan dalih kebebasan berekspresi, tanpa reaksi yang jelas untuk menghentikan praktik-praktik ini,”sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (28/1/2023).
“Kerajaan meminta semua pemerintah Eropa di mana pelanggaran ekstremis ini terjadi, untuk segera menangani semua praktik yang berkontribusi memicu kebencian dan konflik antar pemeluk agama,” lanjut pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Rasmus Paludan, seorang aktivis sayap kanan yang berkewarganegaraan Denmark dan Swedia, telah membuat marah dunia Muslim dengan melakukan protes pembakaran Al-Quran di Swedia pada 21 Januari.
Pada Jumat (27/1/2023), Paludan juga meniru aksi tersebut di depan sebuah masjid Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen dan berjanji untuk melanjutkan setiap hari Jumat sampai Swedia diterima menjadi anggota NATO.
Beberapa organisasi regional dan internasional, termasuk Organisasi Kerjasama Islam, Liga Dunia Muslim, Parlemen Arab dan Dewan Kerjasama Teluk, juga mengeluarkan pernyataan mengecam keras insiden tersebut, bersama dengan Pakistan, Yordania, Turki dan Oman.
Selain mengecam aksi pembakaran Al-Quran, Arab Saudi juga memperingatkan tentang situasi antara Palestina dan Israel yang semakin meningkat setelah serangan terhadap sebuah sinagoga di Yerusalem.
"Kerajaan mengutuk penargetan warga sipil, menekankan perlunya menghentikan eskalasi, menghidupkan kembali proses perdamaian dan mengakhiri pendudukan," kata Kementerian Luar Negeri Kerajaan Saudi.
Para pemimpin dunia juga mengecam kekerasan yang meningkat dan menyerukan ketenangan setelah serangkaian insiden mematikan di Tepi Barat dan Yerusalem.
Serangan Israel di kamp pengungsi Jenin pada hari Kamis menewaskan sembilan warga Palestina. Ini diikuti oleh penembakan mematikan di luar sinagoga Yerusalem pada hari Jumat dan serangan senjata oleh seorang bocah Palestina berusia 13 tahun yang melukai dua orang di kota itu pada hari Sabtu.
“Menegaskan kembali posisi Kerajaan, yang menolak keras semua tindakan terang-terangan yang sayangnya telah diulangi di beberapa ibu kota Eropa baru-baru ini, dengan dalih kebebasan berekspresi, tanpa reaksi yang jelas untuk menghentikan praktik-praktik ini,”sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (28/1/2023).
“Kerajaan meminta semua pemerintah Eropa di mana pelanggaran ekstremis ini terjadi, untuk segera menangani semua praktik yang berkontribusi memicu kebencian dan konflik antar pemeluk agama,” lanjut pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Rasmus Paludan, seorang aktivis sayap kanan yang berkewarganegaraan Denmark dan Swedia, telah membuat marah dunia Muslim dengan melakukan protes pembakaran Al-Quran di Swedia pada 21 Januari.
Pada Jumat (27/1/2023), Paludan juga meniru aksi tersebut di depan sebuah masjid Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen dan berjanji untuk melanjutkan setiap hari Jumat sampai Swedia diterima menjadi anggota NATO.
Beberapa organisasi regional dan internasional, termasuk Organisasi Kerjasama Islam, Liga Dunia Muslim, Parlemen Arab dan Dewan Kerjasama Teluk, juga mengeluarkan pernyataan mengecam keras insiden tersebut, bersama dengan Pakistan, Yordania, Turki dan Oman.
Selain mengecam aksi pembakaran Al-Quran, Arab Saudi juga memperingatkan tentang situasi antara Palestina dan Israel yang semakin meningkat setelah serangan terhadap sebuah sinagoga di Yerusalem.
"Kerajaan mengutuk penargetan warga sipil, menekankan perlunya menghentikan eskalasi, menghidupkan kembali proses perdamaian dan mengakhiri pendudukan," kata Kementerian Luar Negeri Kerajaan Saudi.
Para pemimpin dunia juga mengecam kekerasan yang meningkat dan menyerukan ketenangan setelah serangkaian insiden mematikan di Tepi Barat dan Yerusalem.
Serangan Israel di kamp pengungsi Jenin pada hari Kamis menewaskan sembilan warga Palestina. Ini diikuti oleh penembakan mematikan di luar sinagoga Yerusalem pada hari Jumat dan serangan senjata oleh seorang bocah Palestina berusia 13 tahun yang melukai dua orang di kota itu pada hari Sabtu.
(esn)