Sekutu NATO Gagal Sepakat, Tak Ada Tank Leopard untuk Ukraina
loading...
A
A
A
BERLIN - Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya di NATO gagal menyepakati pasokan tank tempur Leopard buatan Jerman yang didamba-dambakan Ukraina .
Aliansi itu gagal mencapai kesepakatan setelah Rusia mengeluarkan ancaman terselubung bahwa perang dapat meluas ke Eropa.
NATO dan para pemimpin pertahanan dari sekitar 50 negara bertemu di Pangkalan Udara Amerika Serikat di Ramstein, Jerman, pada hari Jumat. Itu adalah pertemuan terbaru dalam serangkaian konferensi janji memasok senjata ke Kiev sejak Rusia menginvasi Ukraina 11 bulan lalu.
Para pemimpin Eropa pada pertemuan tersebut kembali menekan Berlin untuk memberikan lampu hijau untuk pengiriman tank Leopard 2 buatan Jerman ke Ukraina untuk memukul mundur pasukan Moskow-–meskipun pada akhirnya tidak ada keputusan yang dibuat.
Kegagalan untuk menyetujui penyediaan tank-tank tersebut mungkin menandakan perpecahan yang berkembang di dalam NATO karena memasok senjata semacam itu.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius membantah bahwa Berlin secara sepihak memblokir pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina, tetapi mengatakan pemerintahnya siap untuk bergerak cepat mengenai masalah ini jika ada konsensus di antara sekutu.
“Ada alasan bagus untuk pengiriman dan ada alasan bagus untuk menolak, dan mengingat seluruh situasi perang yang telah berlangsung selama hampir satu tahun, semua pro dan kontra harus ditimbang dengan sangat hati-hati,” katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut, sebagaimana dikutip Al Jazeera, Sabtu (21/1/2023).
Tekanan telah meningkat di Berlin untuk menyediakan tank ke Kiev yang dianggap Ukraina sebagai kunci dalam perang melawan Rusia.
"Kesan ada koalisi yang bersatu dan bahwa Jerman menghalangi adalah salah," kata Pistorius.
Aliansi itu gagal mencapai kesepakatan setelah Rusia mengeluarkan ancaman terselubung bahwa perang dapat meluas ke Eropa.
NATO dan para pemimpin pertahanan dari sekitar 50 negara bertemu di Pangkalan Udara Amerika Serikat di Ramstein, Jerman, pada hari Jumat. Itu adalah pertemuan terbaru dalam serangkaian konferensi janji memasok senjata ke Kiev sejak Rusia menginvasi Ukraina 11 bulan lalu.
Para pemimpin Eropa pada pertemuan tersebut kembali menekan Berlin untuk memberikan lampu hijau untuk pengiriman tank Leopard 2 buatan Jerman ke Ukraina untuk memukul mundur pasukan Moskow-–meskipun pada akhirnya tidak ada keputusan yang dibuat.
Kegagalan untuk menyetujui penyediaan tank-tank tersebut mungkin menandakan perpecahan yang berkembang di dalam NATO karena memasok senjata semacam itu.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius membantah bahwa Berlin secara sepihak memblokir pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina, tetapi mengatakan pemerintahnya siap untuk bergerak cepat mengenai masalah ini jika ada konsensus di antara sekutu.
“Ada alasan bagus untuk pengiriman dan ada alasan bagus untuk menolak, dan mengingat seluruh situasi perang yang telah berlangsung selama hampir satu tahun, semua pro dan kontra harus ditimbang dengan sangat hati-hati,” katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut, sebagaimana dikutip Al Jazeera, Sabtu (21/1/2023).
Tekanan telah meningkat di Berlin untuk menyediakan tank ke Kiev yang dianggap Ukraina sebagai kunci dalam perang melawan Rusia.
"Kesan ada koalisi yang bersatu dan bahwa Jerman menghalangi adalah salah," kata Pistorius.