Gagal Dicegat Ukraina, Rudal Rusia Penghancur Apartemen Dnipro Sebenarnya untuk Habisi Kapal Induk
Senin, 16 Januari 2023 - 09:07 WIB
DNIPRO - Jumlah korban tewas akibat serangan rudal Rusia yang menghancurkan blok apartemen di Dnipro, Ukraina tengah, pada Minggu, bertambah menjadi 23 orang. Misil Moskow itu ternyata Kh-22, rudal yang dirancang untuk menghabisi kapal induk musuh.
Digambarkan sebagai senjata "pembunuh kapal induk", Kh-22 adalah rudal anti-kapal era Soviet yang terus dikembangkan Rusia.
Mykola Lukashuk, kepala dewan regional Dnipro, mengonfirmasi jumlah korban tewas di Telegram, dengan menggambarkan serangan rudal itu seperti "api di neraka". Dia mengutuk militer Moskow sebagai pembunuh.
Rudal Kh-22 dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. "Rudal semacam itu digunakan untuk menghantam kota padat penduduk. Tidak ada penjelasan atau pembenaran untuk aksi teroris ini," kecam juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuriy Ihnat seperti dikutip Ukrinform, Senin (16/1/2023).
Militer Ukraina mengakui gagal menembak jatuh atau mencegat rudal berbahaya Rusia itu. Komandan Angkatan Udara Mykola Oleshchuk mengatakan pihaknya tidak memiliki persenjataan canggih untuk mencegat senjata semacam itu.
"Sejak awal agresi militer Rusia di Ukraina, lebih dari 210 rudal jenis ini telah diluncurkan. Tak satu pun dari mereka dirobohkan oleh peralatan pertahanan udara," katanya.
Dalam posting Facebook-nya, Oleshchuk mengatakan bahwa hanya sistem rudal anti-pesawat Barat, seperti Patriot PAC-3, yang mampu menjatuhkan Kh-22 supersonik.
Telah dilaporkan bahwa AS telah setuju untuk memasok satu baterai sistem rudal Patriot ke Ukraina. Sekitar 100 tentara Ukraina telah bersiap untuk menjalani pelatihan sistem rudal di Fort Sill di Oklahoma.
Serangan di blok apartemen di Dnipro terjadi dalam gelombang baru kekerasan Rusia selama seminggu terakhir, yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur energi.
Serangan Rusia telah menghantam infrastruktur kritis di seluruh negeri sebelumnya telah diperingatkan seorang menteri energi Ukraina. Menurutnya, negaranya akan merasakan hari-hari sulit ke depan dengan listrik yang rusak, serta air dan pasokan pemanas yang bermasalah.
Digambarkan sebagai senjata "pembunuh kapal induk", Kh-22 adalah rudal anti-kapal era Soviet yang terus dikembangkan Rusia.
Mykola Lukashuk, kepala dewan regional Dnipro, mengonfirmasi jumlah korban tewas di Telegram, dengan menggambarkan serangan rudal itu seperti "api di neraka". Dia mengutuk militer Moskow sebagai pembunuh.
Rudal Kh-22 dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. "Rudal semacam itu digunakan untuk menghantam kota padat penduduk. Tidak ada penjelasan atau pembenaran untuk aksi teroris ini," kecam juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuriy Ihnat seperti dikutip Ukrinform, Senin (16/1/2023).
Militer Ukraina mengakui gagal menembak jatuh atau mencegat rudal berbahaya Rusia itu. Komandan Angkatan Udara Mykola Oleshchuk mengatakan pihaknya tidak memiliki persenjataan canggih untuk mencegat senjata semacam itu.
"Sejak awal agresi militer Rusia di Ukraina, lebih dari 210 rudal jenis ini telah diluncurkan. Tak satu pun dari mereka dirobohkan oleh peralatan pertahanan udara," katanya.
Dalam posting Facebook-nya, Oleshchuk mengatakan bahwa hanya sistem rudal anti-pesawat Barat, seperti Patriot PAC-3, yang mampu menjatuhkan Kh-22 supersonik.
Telah dilaporkan bahwa AS telah setuju untuk memasok satu baterai sistem rudal Patriot ke Ukraina. Sekitar 100 tentara Ukraina telah bersiap untuk menjalani pelatihan sistem rudal di Fort Sill di Oklahoma.
Serangan di blok apartemen di Dnipro terjadi dalam gelombang baru kekerasan Rusia selama seminggu terakhir, yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur energi.
Serangan Rusia telah menghantam infrastruktur kritis di seluruh negeri sebelumnya telah diperingatkan seorang menteri energi Ukraina. Menurutnya, negaranya akan merasakan hari-hari sulit ke depan dengan listrik yang rusak, serta air dan pasokan pemanas yang bermasalah.
(min)
tulis komentar anda