Jerman Emoh Ikuti Jejak Polandia, Keukeuh Tolak Kirim Tank Leopard ke Ukraina
Jum'at, 13 Januari 2023 - 14:02 WIB
BERLIN - Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan kepada media setempat bahwa Berlin tidak berencana untuk memasok tank tempur utama Leopard ke Ukraina . Pernyataannya muncul setelah sebelumnya Polandia memutuskan untuk mengirim tank buatan Jerman itu ke Kiev.
“Keputusan ini belum dibuat,” kata Lambrecht saat ditanya tentang kemungkinan pengiriman.
"Pertanyaan tentang pasokan semacam itu tidak muncul saat ini," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Berlin tidak akan membuat keputusan sendiri seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (13/1/2023).
Meski begitu, Lambrecht tidak mengesampingkan pengiriman sepenuhnya.
“Di masa di mana kita hidup, kita disarankan untuk beradaptasi dengan keadaan yang berubah," katanya, menambahkan bahwa pendekatan yang tepat adalah tidak mengesampingkan apa pun.
Ia juga menegaskan bahwa Berlin akan memenuhi janjinya untuk mengirim kendaraan tempur infanteri Marder ke Kiev. Pengiriman itu harus dilakukan dengan cara yang sesedikit mungkin mempengaruhi Angkatan Bersenjata Jerman.
Kiev telah lama meminta tank tempur dari pendukung Baratnya di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. Berlin sejauh ini enggan memenuhi tuntutan ini, dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz berulang kali berargumen bahwa tidak ada negara NATO lain yang menyediakan persenjataan semacam itu untuk Ukraina.
Sebelumnya pada hari Kamis, juru bicara pemerintah Polandia, Piotr Muller, mengatakan bahwa Warsawa tidak hanya ingin mendukung Kiev dengan pengiriman tanknya, tetapi juga "menegakkan perilaku tertentu" oleh negara lain dan "memaksa" mereka untuk melakukan hal yang sama.
Dia tidak mengatakan bahwa dorongan ini diarahkan ke Berlin tetapi mencatat bahwa Jerman telah diminta untuk meningkatkan dukungan militernya bagi Ukraina melalui tekanan internasional.
Rusia telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak mendukung Ukraina dengan senjata, dengan alasan bahwa hal itu hanya akan memperpanjang konflik dan penderitaan manusia yang terkait dengannya.
Moskow juga telah memperingatkan negara-negara Barat bahwa dukungan militer mereka yang berkelanjutan untuk Ukraina meningkatkan risiko eskalasi dan memicu potensi konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.
“Keputusan ini belum dibuat,” kata Lambrecht saat ditanya tentang kemungkinan pengiriman.
"Pertanyaan tentang pasokan semacam itu tidak muncul saat ini," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Berlin tidak akan membuat keputusan sendiri seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (13/1/2023).
Meski begitu, Lambrecht tidak mengesampingkan pengiriman sepenuhnya.
“Di masa di mana kita hidup, kita disarankan untuk beradaptasi dengan keadaan yang berubah," katanya, menambahkan bahwa pendekatan yang tepat adalah tidak mengesampingkan apa pun.
Ia juga menegaskan bahwa Berlin akan memenuhi janjinya untuk mengirim kendaraan tempur infanteri Marder ke Kiev. Pengiriman itu harus dilakukan dengan cara yang sesedikit mungkin mempengaruhi Angkatan Bersenjata Jerman.
Kiev telah lama meminta tank tempur dari pendukung Baratnya di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. Berlin sejauh ini enggan memenuhi tuntutan ini, dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz berulang kali berargumen bahwa tidak ada negara NATO lain yang menyediakan persenjataan semacam itu untuk Ukraina.
Sebelumnya pada hari Kamis, juru bicara pemerintah Polandia, Piotr Muller, mengatakan bahwa Warsawa tidak hanya ingin mendukung Kiev dengan pengiriman tanknya, tetapi juga "menegakkan perilaku tertentu" oleh negara lain dan "memaksa" mereka untuk melakukan hal yang sama.
Dia tidak mengatakan bahwa dorongan ini diarahkan ke Berlin tetapi mencatat bahwa Jerman telah diminta untuk meningkatkan dukungan militernya bagi Ukraina melalui tekanan internasional.
Rusia telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak mendukung Ukraina dengan senjata, dengan alasan bahwa hal itu hanya akan memperpanjang konflik dan penderitaan manusia yang terkait dengannya.
Moskow juga telah memperingatkan negara-negara Barat bahwa dukungan militer mereka yang berkelanjutan untuk Ukraina meningkatkan risiko eskalasi dan memicu potensi konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda