Rusia Pesimis dengan Masa Depan Perjanjian New START
Sabtu, 11 Juli 2020 - 06:09 WIB
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia , Sergei Lavrov, pesimis dengan perpanjangan perjanjian kontrol senjata nuklir dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini terkait dengan tuntutan Washington yang ingin memasukan China dalam perjanjian itu.
Lavrov lantas memperingatkan pemerintahan Trump bahwa Rusia akan terus melindungi pertahanan keamanannya, dengan atau tanpa perjanjian New Start . Ia mencatat Rusia kemungkinan tidak mau menerima tuntutan baru Washington.
"Kami hanya perlu perpanjangan seperti yang dilakukan orang Amerika," kata Lavrov saat konferensi dengan para pakar kebijakan luar negeri.
"Jika mereka dengan tegas menolak, kami tidak akan mencoba membujuk mereka," cetusnya seperti dikutip dari AP, Sabtu (11/7/2020).
Rusia mengatakan mereka akan memperpanjang perjanjian itu, yang akan berakhir Februari 2021, tanpa ketentuan tambahan. Tetapi pemerintahan Trump sekarang mendorong untuk perjanjian baru yang akan mencakup China.
Para pejabat keamanan Rusia mengklaim perjanjian baru ini tidak realistis, dan penolakan berulang-ulang yang ditunjukkan China untuk menegosiasikan kesepakatan senjata yang mengharuskan mereka mengurangi jumlah senjata nuklir mereka.(Baca: Negosiasi Kontrol Senjata Nuklir, China Ajukan Syarat ke AS )
Lavrov menolak seruan AS yang meminta Rusia meyakinkan Beijing untuk bergabung dengan pengurangan senjata nuklir. Lavrov mengatakan bahwa Moskow menghormati posisi China dan menganggapnya "tidak bijaksana" untuk mendorongnya mengenai masalah ini. Dia menegaskan kembali bahwa Rusia akan menyambut kekuatan nuklir lainnya, termasuk Inggris, Prancis dan China untuk bergabung dengan pemotongan senjata nuklir, tetapi menekankan bahwa itu harus menjadi keputusan mereka sendiri.
Diplomat top Rusia itu mencatat bahwa para negosiator Amerika dan Rusia bulan lalu mengadakan putaran perundingan pengendalian senjata nuklir di Wina dan siap untuk melanjutkan diskusi, tetapi menambahkan bahwa desakan AS agar China bergabung dalam perundingan menyisakan sedikit harapan bagi keberhasilan mereka.(Baca: Soal Kontrol Senjata Nuklir, AS Ajak China Bertatap Muka )
"Saya tidak terlalu optimis tentang New START mengingat kursus yang diambil oleh negosiator AS," ucapnya.
Lavrov lantas memperingatkan pemerintahan Trump bahwa Rusia akan terus melindungi pertahanan keamanannya, dengan atau tanpa perjanjian New Start . Ia mencatat Rusia kemungkinan tidak mau menerima tuntutan baru Washington.
"Kami hanya perlu perpanjangan seperti yang dilakukan orang Amerika," kata Lavrov saat konferensi dengan para pakar kebijakan luar negeri.
"Jika mereka dengan tegas menolak, kami tidak akan mencoba membujuk mereka," cetusnya seperti dikutip dari AP, Sabtu (11/7/2020).
Rusia mengatakan mereka akan memperpanjang perjanjian itu, yang akan berakhir Februari 2021, tanpa ketentuan tambahan. Tetapi pemerintahan Trump sekarang mendorong untuk perjanjian baru yang akan mencakup China.
Para pejabat keamanan Rusia mengklaim perjanjian baru ini tidak realistis, dan penolakan berulang-ulang yang ditunjukkan China untuk menegosiasikan kesepakatan senjata yang mengharuskan mereka mengurangi jumlah senjata nuklir mereka.(Baca: Negosiasi Kontrol Senjata Nuklir, China Ajukan Syarat ke AS )
Lavrov menolak seruan AS yang meminta Rusia meyakinkan Beijing untuk bergabung dengan pengurangan senjata nuklir. Lavrov mengatakan bahwa Moskow menghormati posisi China dan menganggapnya "tidak bijaksana" untuk mendorongnya mengenai masalah ini. Dia menegaskan kembali bahwa Rusia akan menyambut kekuatan nuklir lainnya, termasuk Inggris, Prancis dan China untuk bergabung dengan pemotongan senjata nuklir, tetapi menekankan bahwa itu harus menjadi keputusan mereka sendiri.
Diplomat top Rusia itu mencatat bahwa para negosiator Amerika dan Rusia bulan lalu mengadakan putaran perundingan pengendalian senjata nuklir di Wina dan siap untuk melanjutkan diskusi, tetapi menambahkan bahwa desakan AS agar China bergabung dalam perundingan menyisakan sedikit harapan bagi keberhasilan mereka.(Baca: Soal Kontrol Senjata Nuklir, AS Ajak China Bertatap Muka )
"Saya tidak terlalu optimis tentang New START mengingat kursus yang diambil oleh negosiator AS," ucapnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda