Negara Uni Eropa Desak Ukraina Serang Rusia
Rabu, 30 November 2022 - 05:48 WIB
BUKARES - Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics mendesak NATO untuk "mengizinkan" Ukraina menggunakan persenjataan yang dipasok Barat untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia . Pernyataan itu dilontarkannya dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg di sela-sela pertemuan menteri luar negeri NATO di Bukares, Rumania.
Secara khusus, kata Rinkevics, persenjataan harus digunakan untuk menyerang situs yang digunakan oleh Moskow untuk melakukan serangan rudal terhadap infrastruktur kritis Ukraina.
"Kita harus mengizinkan Ukraina menggunakan senjata untuk menargetkan situs rudal atau lapangan udara dari tempat operasi itu diluncurkan," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (30/11/2022).
Rinkevics menepis kekhawatiran Rusia akan kemungkinan konflik langsung antara NATO pimpinan Amerika Serikat (AS) dengan Rusia atas kebijakan Barat "memompa" berbagai macam persenjataan kepada Ukraina. Ia mengatakan bahwa NATO seharusnya tidak takut dengan ekalasi.
Latvia, bersama dengan negara-negara Baltik lainnya, telah menjadi salah satu pendukung Kiev yang paling vokal dalam konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Pejabat tinggi negara itu telah berulang kali melakukan tur ke Kiev untuk menunjukkan dukungan mereka, dengan kunjungan terakhir datang pada akhir pekan ketika Rinkevics, bersama rekan-rekannya dari Lituania, Estonia, Finlandia, Swedia, Norwegia, dan Islandia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dalam beberapa minggu terakhir, Rusia telah berulang kali meluncurkan rudal jelajah besar-besaran dan salvo drone bunuh diri terhadap jaringan listrik dan instalasi militer Ukraina. Serangan itu terjadi setelah ledakan yang merusak Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia ke Semenanjung Crimea.
Kesalahan atas insiden tersebut telah ditempatkan secara langsung oleh Moskow pada Ukraina dan pendukung asingnya, yaitu Inggris, dan digambarkan sebagai "serangan teror". Bagaimanapun Kiev dan London masing-masing membantah keterlibatan mereka.
Secara khusus, kata Rinkevics, persenjataan harus digunakan untuk menyerang situs yang digunakan oleh Moskow untuk melakukan serangan rudal terhadap infrastruktur kritis Ukraina.
"Kita harus mengizinkan Ukraina menggunakan senjata untuk menargetkan situs rudal atau lapangan udara dari tempat operasi itu diluncurkan," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (30/11/2022).
Rinkevics menepis kekhawatiran Rusia akan kemungkinan konflik langsung antara NATO pimpinan Amerika Serikat (AS) dengan Rusia atas kebijakan Barat "memompa" berbagai macam persenjataan kepada Ukraina. Ia mengatakan bahwa NATO seharusnya tidak takut dengan ekalasi.
Latvia, bersama dengan negara-negara Baltik lainnya, telah menjadi salah satu pendukung Kiev yang paling vokal dalam konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Pejabat tinggi negara itu telah berulang kali melakukan tur ke Kiev untuk menunjukkan dukungan mereka, dengan kunjungan terakhir datang pada akhir pekan ketika Rinkevics, bersama rekan-rekannya dari Lituania, Estonia, Finlandia, Swedia, Norwegia, dan Islandia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dalam beberapa minggu terakhir, Rusia telah berulang kali meluncurkan rudal jelajah besar-besaran dan salvo drone bunuh diri terhadap jaringan listrik dan instalasi militer Ukraina. Serangan itu terjadi setelah ledakan yang merusak Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia ke Semenanjung Crimea.
Kesalahan atas insiden tersebut telah ditempatkan secara langsung oleh Moskow pada Ukraina dan pendukung asingnya, yaitu Inggris, dan digambarkan sebagai "serangan teror". Bagaimanapun Kiev dan London masing-masing membantah keterlibatan mereka.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda