AS Prihatin Turki Terus Gempur Basis Kurdi di Suriah
Sabtu, 26 November 2022 - 08:06 WIB
BEIRUT - Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) di Suriah menyerukan "de-eskalasi segera" setelah beberapa hari serangan udara mematikan dan penembakan di sepanjang perbatasan Suriah-Turki. Ia mengatakan tindakan itu mengacaukan kawasan dan merusak perang melawan ISIS.
Pekan ini Turki meluncurkan gelombang serangan udara terhadap tersangka pemberontak Kurdi yang bersembunyi di negara tetangga Suriah dan Irak. Ini merupakan pembalasan atas pemboman 13 November yang mematikan di Istanbul, yang dituduhkan Ankara dilakukan oleh kelompok-kelompok Kurdi.
Kelompok-kelompok itu membantah terlibat dalam pemboman itu dan mengatakan serangan Turki telah membunuh warga sipil dan mengancam perang anti-ISIS.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, pemantau perang oposisi, mengatakan bahwa 67 warga sipil, pria bersenjata dan tentara, telah tewas dalam serangan Turki di Suriah utara sejak serangan udara dimulai.
“Washington sangat menentang tindakan militer yang semakin mengacaukan kehidupan masyarakat dan keluarga di Suriah dan kami ingin segera de-eskalasi,” kata Nikolas Granger, perwakilan senior AS untuk timur laut Suriah, seperti dikutip dari AP.
“Perkembangan itu sangat berbahaya dan kami sangat prihatin,” kata Granger, yang saat ini berada di Suriah. Ia juga menambahkan bahwa serangan itu juga membahayakan personel militer AS di wilayah itu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan melakukan invasi darat baru ke Suriah utara yang menargetkan kelompok Kurdi. Pada hari Jumat, dia mengatakan Turki akan melanjutkan “perjuangannya melawan semua jenis teror di dalam dan di luar perbatasan kita.”
Pekan ini Turki meluncurkan gelombang serangan udara terhadap tersangka pemberontak Kurdi yang bersembunyi di negara tetangga Suriah dan Irak. Ini merupakan pembalasan atas pemboman 13 November yang mematikan di Istanbul, yang dituduhkan Ankara dilakukan oleh kelompok-kelompok Kurdi.
Kelompok-kelompok itu membantah terlibat dalam pemboman itu dan mengatakan serangan Turki telah membunuh warga sipil dan mengancam perang anti-ISIS.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, pemantau perang oposisi, mengatakan bahwa 67 warga sipil, pria bersenjata dan tentara, telah tewas dalam serangan Turki di Suriah utara sejak serangan udara dimulai.
“Washington sangat menentang tindakan militer yang semakin mengacaukan kehidupan masyarakat dan keluarga di Suriah dan kami ingin segera de-eskalasi,” kata Nikolas Granger, perwakilan senior AS untuk timur laut Suriah, seperti dikutip dari AP.
“Perkembangan itu sangat berbahaya dan kami sangat prihatin,” kata Granger, yang saat ini berada di Suriah. Ia juga menambahkan bahwa serangan itu juga membahayakan personel militer AS di wilayah itu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan melakukan invasi darat baru ke Suriah utara yang menargetkan kelompok Kurdi. Pada hari Jumat, dia mengatakan Turki akan melanjutkan “perjuangannya melawan semua jenis teror di dalam dan di luar perbatasan kita.”
tulis komentar anda