Klaim Ukraina dan Barat Meleset, Stok Rudal Rusia Ternyata Masih Banyak
Sabtu, 26 November 2022 - 00:21 WIB
KIEV - Ukraina dan sekutu Barat-nya sempat meremehkan Rusia dengan mengeklaim stok rudal Moskow telah menipis setelah digunakan dalam perang sejak akhir Februari 2022. Klaim itu ternyata meleset.
Faktanya, Moskow dalam beberapa kesempatan telah menghujani nyaris seluruh wilayah Ukraina dengan rudal secara besar-besaran—dengan target infrastruktur energi.
Contoh terbaru, serangan misil besar-besaran pada Selasa pekan lalu yang membuat militer Kiev kewalahan termasuk respons tembakan rudal dari sistem pertahanan udaranya yang menyasar ke Polandia.
Selanjutnya pada Rabu (23/11/2022), Presiden Volodymyr Zelensky mengadu ke Dewan Keamanan PBB setelah Ukraina dihujani sekitar 70 rudal jelajah Moskow dalam sehari.
Laporan intelijen militer Inggris pada Juli 2022 mengatakan Rusia gencar menggunakan sistem pertahanan udara, termasuk S-400, untuk menyerang target darat di Ukraina karena sudah kekurangan rudal.
"Rusia telah meningkatkan penggunaan rudal pertahanan udara dalam mode serangan darat sekunder karena kekurangan kritis rudal serangan darat khusus,” tulis Kementerian Pertahanan Inggris di Twitter saat itu.
Laporan New York Times baru-baru ini juga menyebut kesalahan prediksi Barat tentang stok misil Moskow yang mereka klaim telah menipis karena faktanya Rusia masih mampu melakukan serangan masif.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov pada Rabu (23/11/2022) menerbitkan informasi terperinci tentang berapa banyak rudal yang tersisa di Rusia dan produksi senjata presisi sejak awal invasi skala penuh. Yang mengejutkan, Moskow masih memiliki banyak misil dan entah bagaimana mereka secara ajaib mengisi kembali persediaan senjatanya meskipun terkena sanksi.
“Empat musuh persenjataan misil Rusia: pasukan pertahanan udara Ukraina yang brilian; pasukan rudal Rusia yang tidak kompeten; sanksi; waktu. Mari kita demiliterisasi negara teroris untuk hidup damai!” tulis Reznikov.
Pada bulan lalu, Kepala Intelijen Ukraina Kyrylo Budanov, berbicara tentang jumlah stok rudal Rusia yang kritis. Menurutnya, Moskow memiliki jumlah rudal terbesar yang diluncurkan dari udara menggunakan pesawat terbang. Dia pun mengeklaim rudal balistik Iskander musuh hampir habis.
"Angkatan Bersenjata federasi Rusia sudah menggunakan stok rudal Iskander berbasis darat yang tidak dapat diganggu gugat dan memiliki cadangan untuk penggunaan 12-15% rudal jelajah berbasis laut dan udara lainnya," kata Budanov.
Menurut perhitungan terbaru Kementerian Pertahanan Ukraina, sejak awal invasi skala penuh, Rusia telah menghabiskan sekitar 50,7% misilnya. Berikut rinciannya:
Rudal Iskander: 13%
-Jumlah pada 23 Februari: 900
-Diproduksi sejak awal perang: 48
-Digunakan: 829
-Ada 119 yang tersisa
Rudal Onyx: 74%
-Jumlah pada 23 Februari: 470
-Diproduksi sejak awal perang: 0
-Digunakan: 123
-Ada 347 yang tersisa
Rudal S-300: 87%
-Jumlah pada 23 Februari: 8.000
-Diproduksi sejak awal perang: 0
-Digunakan: 1.020
-Sisa: 6.980
Rudal Kalibr: 37%
-Jumlah pada 23 Februari: 500
-Diproduksi sejak awal perang: 120
-Digunakan: 391
-Ada 229 yang tersisa
Rudal X-101: 50%
-Jumlah pada 23 Februari: 144
-Diproduksi sejak awal perang: 120
-Digunakan: 132
-Ada 132 yang tersisa
Rudal X-555: 50%
-Jumlah pada 23 Februari: 300
-Diproduksi sejak awal perang: 0
-Digunakan: 150
-Ada 150 yang tersisa
Rudal X-22/32: 32%
-Jumlah pada 23 Februari: 370
-Diproduksi sejak awal perang: 0
-Digunakan: 250
-Ada 120 yang tersisa
Rudal X-35: 41%
-Jumlah pada 23 Februari: 500
-Diproduksi sejak awal perang: 360
-Digunakan: 504
-Ada 356 yang tersisa
Rudal Kinzhal: 73%
-Jumlah pada 23 Februari: 43
-Diproduksi sejak awal perang: 16
-Digunakan: 16
-Ada 43 yang tersisa
Jumlah pasti stok rudal Moskow tidak diketahui, karena militernya sangat merahasiakan.
Bloomberg pada 29 Oktober 2022, melaporkan bahwa Moskow mengekspor barang-barang elektronik dan peralatan rumah tangga ke negara tetangga untuk mendukung manufaktur militer.
Outlet berita militer Ukraina; Defense Express Media, juga melaporkan pada 17 November 2022 bahwa Pabrik Motovilikha—produsen peralatan militer Rusia—telah menerapkan shift 24/7 dan telah mempekerjakan lebih banyak staf untuk memproduksi sistem peluncur roket berganda "Tornado-S" dan "Tornado-G".
Itu tampaknya menunjukkan Rusia mengatasi kemacetan dalam rantai pasokan mereka, memungkinkan mereka untuk memulai kembali produksi massal.
Faktanya, Moskow dalam beberapa kesempatan telah menghujani nyaris seluruh wilayah Ukraina dengan rudal secara besar-besaran—dengan target infrastruktur energi.
Contoh terbaru, serangan misil besar-besaran pada Selasa pekan lalu yang membuat militer Kiev kewalahan termasuk respons tembakan rudal dari sistem pertahanan udaranya yang menyasar ke Polandia.
Selanjutnya pada Rabu (23/11/2022), Presiden Volodymyr Zelensky mengadu ke Dewan Keamanan PBB setelah Ukraina dihujani sekitar 70 rudal jelajah Moskow dalam sehari.
Laporan intelijen militer Inggris pada Juli 2022 mengatakan Rusia gencar menggunakan sistem pertahanan udara, termasuk S-400, untuk menyerang target darat di Ukraina karena sudah kekurangan rudal.
"Rusia telah meningkatkan penggunaan rudal pertahanan udara dalam mode serangan darat sekunder karena kekurangan kritis rudal serangan darat khusus,” tulis Kementerian Pertahanan Inggris di Twitter saat itu.
Laporan New York Times baru-baru ini juga menyebut kesalahan prediksi Barat tentang stok misil Moskow yang mereka klaim telah menipis karena faktanya Rusia masih mampu melakukan serangan masif.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov pada Rabu (23/11/2022) menerbitkan informasi terperinci tentang berapa banyak rudal yang tersisa di Rusia dan produksi senjata presisi sejak awal invasi skala penuh. Yang mengejutkan, Moskow masih memiliki banyak misil dan entah bagaimana mereka secara ajaib mengisi kembali persediaan senjatanya meskipun terkena sanksi.
“Empat musuh persenjataan misil Rusia: pasukan pertahanan udara Ukraina yang brilian; pasukan rudal Rusia yang tidak kompeten; sanksi; waktu. Mari kita demiliterisasi negara teroris untuk hidup damai!” tulis Reznikov.
Pada bulan lalu, Kepala Intelijen Ukraina Kyrylo Budanov, berbicara tentang jumlah stok rudal Rusia yang kritis. Menurutnya, Moskow memiliki jumlah rudal terbesar yang diluncurkan dari udara menggunakan pesawat terbang. Dia pun mengeklaim rudal balistik Iskander musuh hampir habis.
"Angkatan Bersenjata federasi Rusia sudah menggunakan stok rudal Iskander berbasis darat yang tidak dapat diganggu gugat dan memiliki cadangan untuk penggunaan 12-15% rudal jelajah berbasis laut dan udara lainnya," kata Budanov.
Menurut perhitungan terbaru Kementerian Pertahanan Ukraina, sejak awal invasi skala penuh, Rusia telah menghabiskan sekitar 50,7% misilnya. Berikut rinciannya:
Rudal Iskander: 13%
-Jumlah pada 23 Februari: 900
-Diproduksi sejak awal perang: 48
-Digunakan: 829
-Ada 119 yang tersisa
Rudal Onyx: 74%
-Jumlah pada 23 Februari: 470
-Diproduksi sejak awal perang: 0
-Digunakan: 123
-Ada 347 yang tersisa
Rudal S-300: 87%
-Jumlah pada 23 Februari: 8.000
-Diproduksi sejak awal perang: 0
-Digunakan: 1.020
-Sisa: 6.980
Rudal Kalibr: 37%
-Jumlah pada 23 Februari: 500
-Diproduksi sejak awal perang: 120
-Digunakan: 391
-Ada 229 yang tersisa
Rudal X-101: 50%
-Jumlah pada 23 Februari: 144
-Diproduksi sejak awal perang: 120
-Digunakan: 132
-Ada 132 yang tersisa
Rudal X-555: 50%
-Jumlah pada 23 Februari: 300
-Diproduksi sejak awal perang: 0
-Digunakan: 150
-Ada 150 yang tersisa
Rudal X-22/32: 32%
-Jumlah pada 23 Februari: 370
-Diproduksi sejak awal perang: 0
-Digunakan: 250
-Ada 120 yang tersisa
Rudal X-35: 41%
-Jumlah pada 23 Februari: 500
-Diproduksi sejak awal perang: 360
-Digunakan: 504
-Ada 356 yang tersisa
Rudal Kinzhal: 73%
-Jumlah pada 23 Februari: 43
-Diproduksi sejak awal perang: 16
-Digunakan: 16
-Ada 43 yang tersisa
Jumlah pasti stok rudal Moskow tidak diketahui, karena militernya sangat merahasiakan.
Bloomberg pada 29 Oktober 2022, melaporkan bahwa Moskow mengekspor barang-barang elektronik dan peralatan rumah tangga ke negara tetangga untuk mendukung manufaktur militer.
Outlet berita militer Ukraina; Defense Express Media, juga melaporkan pada 17 November 2022 bahwa Pabrik Motovilikha—produsen peralatan militer Rusia—telah menerapkan shift 24/7 dan telah mempekerjakan lebih banyak staf untuk memproduksi sistem peluncur roket berganda "Tornado-S" dan "Tornado-G".
Itu tampaknya menunjukkan Rusia mengatasi kemacetan dalam rantai pasokan mereka, memungkinkan mereka untuk memulai kembali produksi massal.
(min)
tulis komentar anda