Rusia-China Lindungi Korut di Dewan Keamanan PBB
Rabu, 23 November 2022 - 00:35 WIB
NEW YORK - China dan Rusia memblokir upaya Amerika Serikat (AS) yang meminta Dewan Keamanan (DK) PBB bertindak atas uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut) pada Jumat lalu.
AS dan sekutunya mengutuk keras uji coba ICBM yang dilakukan oleh Korut selama pertemuan darurat DK PBB. Namun DK PBB tidak mengambil tindakan apa pun sebagai tanggapan atas tindakan itu karena mendapat tentangan dari Rusia dan China.
"DPRK bertindak dengan impunitas di hadapan kelambanan Dewan Keamanan," bunyi pernyataan bersama yang disampaikan oleh duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, dan ditandatangani oleh 14 negara, menggunakan akronim dari nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratis Korea.
Sebelumnya dalam pertemuan tersebut, AS mengedarkan pernyataan presiden yang diusulkan - langkah di bawah resolusi yang mengikat secara hukum - mengutuk peluncuran rudal dan menyerukan Korut untuk mematuhi sanksi PBB yang melarang Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik dan nuklir.
Korut telah melakukan uji coba rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, di tengah kekhawatiran sedang mempersiapkan uji coba senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2016.
Namun, pernyataan tersebut membutuhkan tanda tangan dari 15 anggota DK PBB untuk diadopsi.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Anna Evstigneeva, mengatakan alasan meningkatnya agresi Korut adalah keinginan Washington untuk memaksa Pyongyang melakukan perlucutan senjata secara sepihak dengan menerapkan sanksi dan mengerahkan kekuatan.
Dia mengutip latihan militer AS baru-baru ini dengan Korea Selatan (Korsel) yang mencakup latihan serangan pada rudal dan sistem pertahanan Korea Utara, karena telah memusuhi Pyongyang.
AS dan sekutunya mengutuk keras uji coba ICBM yang dilakukan oleh Korut selama pertemuan darurat DK PBB. Namun DK PBB tidak mengambil tindakan apa pun sebagai tanggapan atas tindakan itu karena mendapat tentangan dari Rusia dan China.
"DPRK bertindak dengan impunitas di hadapan kelambanan Dewan Keamanan," bunyi pernyataan bersama yang disampaikan oleh duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, dan ditandatangani oleh 14 negara, menggunakan akronim dari nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratis Korea.
Sebelumnya dalam pertemuan tersebut, AS mengedarkan pernyataan presiden yang diusulkan - langkah di bawah resolusi yang mengikat secara hukum - mengutuk peluncuran rudal dan menyerukan Korut untuk mematuhi sanksi PBB yang melarang Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik dan nuklir.
Korut telah melakukan uji coba rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, di tengah kekhawatiran sedang mempersiapkan uji coba senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2016.
Namun, pernyataan tersebut membutuhkan tanda tangan dari 15 anggota DK PBB untuk diadopsi.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Anna Evstigneeva, mengatakan alasan meningkatnya agresi Korut adalah keinginan Washington untuk memaksa Pyongyang melakukan perlucutan senjata secara sepihak dengan menerapkan sanksi dan mengerahkan kekuatan.
Dia mengutip latihan militer AS baru-baru ini dengan Korea Selatan (Korsel) yang mencakup latihan serangan pada rudal dan sistem pertahanan Korea Utara, karena telah memusuhi Pyongyang.
tulis komentar anda