Banyak Murid Jadi Korban Kekerasan Aparat, Guru di Iran Mogok Mengajar
Minggu, 23 Oktober 2022 - 02:30 WIB
TEHERAN - Aksi protes terus terjadi di sejumlah kota di Iran . Korban tewas pun dilaporkan terus berjatuhan. Kantor berita aktivis HRANA melaporkan, 244 pengunjuk rasa , termasuk 32 anak-anak, tewas dalam kerusuhan lebih dari sebulan.
Lebih dari 12.500 orang telah ditangkap dalam protes di 114 kota besar dan kecil dan sekitar 81 universitas, lanjut laporan itu. Korban juga berasal dari kalangan murid.
Guru-guru Iran telah menyerukan pemogokan dua hari mulai Minggu (23/10/2022) atas penargetan mematikan anak-anak sekolah dalam tindakan keras terhadap protes.
“Kita tahu betul bahwa militer dan aparat keamanan dan aparat berpakaian preman telah melanggar sekolah dan pusat pendidikan,” kata Dewan Koordinasi Serikat Guru, seperti dikutip dari Arab News. “Selama penindasan sistematis ini, mereka tanpa ampun mengambil nyawa sejumlah murid dan anak-anak,” lanjutnya.
“Para penguasa harus tahu bahwa guru Iran tidak mentolerir kekejaman dan tirani ini, dan menyatakan bahwa kami untuk rakyat. Peluru dan amunisi yang Anda tembakkan pada orang-orang ini menargetkan hidup dan jiwa kita,” tambah pernyataan itu.
Serikat pekerja berjanji untuk melanjutkan protes sampai hak rakyat untuk protes diakui, semua murid dibebaskan tanpa syarat dan kembali ke sekolah, dan sistem berhenti membunuh orang dan berhenti menjawab tuntutan rakyat yang sah dengan peluru.
Sementara ratusan warga Iran dilaporkan turun ke jalan Zahedan, ibu kota provinsi Sistan-Baluchistan. Massa meneriakkan “Matilah diktator Khamenei” dan “Persatuan, persatuan.”
Lebih dari 12.500 orang telah ditangkap dalam protes di 114 kota besar dan kecil dan sekitar 81 universitas, lanjut laporan itu. Korban juga berasal dari kalangan murid.
Baca Juga
Guru-guru Iran telah menyerukan pemogokan dua hari mulai Minggu (23/10/2022) atas penargetan mematikan anak-anak sekolah dalam tindakan keras terhadap protes.
“Kita tahu betul bahwa militer dan aparat keamanan dan aparat berpakaian preman telah melanggar sekolah dan pusat pendidikan,” kata Dewan Koordinasi Serikat Guru, seperti dikutip dari Arab News. “Selama penindasan sistematis ini, mereka tanpa ampun mengambil nyawa sejumlah murid dan anak-anak,” lanjutnya.
“Para penguasa harus tahu bahwa guru Iran tidak mentolerir kekejaman dan tirani ini, dan menyatakan bahwa kami untuk rakyat. Peluru dan amunisi yang Anda tembakkan pada orang-orang ini menargetkan hidup dan jiwa kita,” tambah pernyataan itu.
Serikat pekerja berjanji untuk melanjutkan protes sampai hak rakyat untuk protes diakui, semua murid dibebaskan tanpa syarat dan kembali ke sekolah, dan sistem berhenti membunuh orang dan berhenti menjawab tuntutan rakyat yang sah dengan peluru.
Sementara ratusan warga Iran dilaporkan turun ke jalan Zahedan, ibu kota provinsi Sistan-Baluchistan. Massa meneriakkan “Matilah diktator Khamenei” dan “Persatuan, persatuan.”
Lihat Juga :
tulis komentar anda