Ulama Senior Iran: Demo di Jalan Bisa Gulingkan Pemerintah Itu Mimpi!
Sabtu, 22 Oktober 2022 - 00:40 WIB
TEHERAN - Seorang ulama senior Iran menyerukan pengadilan mengambil tindakan keras terhadap demonstran yang dia sebut para perusuh. Dia juga mengatakan siapa pun yang berpikir penguasa negara akan jatuh berarti sedang bermimpi.
Republik Islam Iran telah dicekam oleh demonstrasi yang meluas setelah kematian Mahsa Amini (22), wanita Kurdi Iran yang tewas setelah ditangkap polisi moral di Teheran karena berjilbab secara tidak pantas pada bulan lalu.
"Pengadilan harus menangani para perusuh—yang mengkhianati bangsa dan menuangkan air ke kincir air musuh—sedemikian rupa sehingga orang lain tidak lagi suka membuat kerusuhan," kata Ahmad Khatami, yang dikenal sebagai ulama garis keras, dalam khotbah salat Jumat di Teheran.
“Mereka telah memberi tahu anak-anak yang tertipu jika mereka tetap di jalanan atau seminggu rezim akan jatuh. Bermimpilah! Pengadilan harus menangani perusuh sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan pernah bercita-cita untuk membuat kerusuhan, seperti dikutip Reuters.
Iran telah menyalahkan "preman" yang terkait dengan "musuh asing" atas kerusuhan di berbagai wilayah dalam demo memprotes kematian Mahsa Amini.
Protes nasional telah berubah menjadi salah satu tantangan paling berani bagi penguasa ulama Iran sejak revolusi 1979.
Para pengunjuk rasa telah menyerukan kejatuhan rezim Republik Islam Iran, meskipun protes tampaknya tidak akan menggulingkan sistem.
Ketika protes berlanjut di beberapa kota, situs web aktivis 1500tasvir mem-posting video yang katanya menunjukkan demonstrasi di pusat kota Isfahan dan rekaman yang dimaksudkan untuk menunjukkan pengunjuk rasa menyalakan api di jalan-jalan kota barat laut Mahabad pada Kamis malam.
Para aktivis mengatakan publikasi video protes telah ditunda karena pembatasan internet yang diberlakukan di Iran oleh pihak berwenang.
Kantor berita aktivis HRANA mengatakan dalam sebuah posting bahwa 244 pengunjuk rasa telah tewas dalam kerusuhan sejauh ini, termasuk 32 anak di bawah umur.
Dilaporkan juga 28 anggota pasukan keamanan tewas dan lebih dari 12.500 orang telah ditangkap hingga Kamis dalam protes di 114 kota dan sekitar 81 universitas.
Republik Islam Iran telah dicekam oleh demonstrasi yang meluas setelah kematian Mahsa Amini (22), wanita Kurdi Iran yang tewas setelah ditangkap polisi moral di Teheran karena berjilbab secara tidak pantas pada bulan lalu.
"Pengadilan harus menangani para perusuh—yang mengkhianati bangsa dan menuangkan air ke kincir air musuh—sedemikian rupa sehingga orang lain tidak lagi suka membuat kerusuhan," kata Ahmad Khatami, yang dikenal sebagai ulama garis keras, dalam khotbah salat Jumat di Teheran.
Baca Juga
“Mereka telah memberi tahu anak-anak yang tertipu jika mereka tetap di jalanan atau seminggu rezim akan jatuh. Bermimpilah! Pengadilan harus menangani perusuh sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan pernah bercita-cita untuk membuat kerusuhan, seperti dikutip Reuters.
Iran telah menyalahkan "preman" yang terkait dengan "musuh asing" atas kerusuhan di berbagai wilayah dalam demo memprotes kematian Mahsa Amini.
Protes nasional telah berubah menjadi salah satu tantangan paling berani bagi penguasa ulama Iran sejak revolusi 1979.
Para pengunjuk rasa telah menyerukan kejatuhan rezim Republik Islam Iran, meskipun protes tampaknya tidak akan menggulingkan sistem.
Ketika protes berlanjut di beberapa kota, situs web aktivis 1500tasvir mem-posting video yang katanya menunjukkan demonstrasi di pusat kota Isfahan dan rekaman yang dimaksudkan untuk menunjukkan pengunjuk rasa menyalakan api di jalan-jalan kota barat laut Mahabad pada Kamis malam.
Para aktivis mengatakan publikasi video protes telah ditunda karena pembatasan internet yang diberlakukan di Iran oleh pihak berwenang.
Kantor berita aktivis HRANA mengatakan dalam sebuah posting bahwa 244 pengunjuk rasa telah tewas dalam kerusuhan sejauh ini, termasuk 32 anak di bawah umur.
Dilaporkan juga 28 anggota pasukan keamanan tewas dan lebih dari 12.500 orang telah ditangkap hingga Kamis dalam protes di 114 kota dan sekitar 81 universitas.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda