Ancaman Serius! Ilmuwan Sebut Virus Corona Menular Melalui Udara
Minggu, 05 Juli 2020 - 11:29 WIB
SEATTLE - Lebih dari 200 ilmuwan dari seluruh dunia mempunyai pendapat berbeda dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait penyebaran virus Corona . WHO dianggap telah mengabaikan bukti bahwa virus Corona menular melalaui jalur lain dari yang selama ini diketahui.
WHO dan Pusat Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Amerika Serikat (AS) selama ini meyakini bahwa virus Corona hanya menular melalui dua cara. Pertama melalui droplet atau tetesan cairan dari orang yang terinfeksi dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Namun para ahli menyatakan ada jalur ketiga penularan virus Corona yaitu melalui udara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa partikel yang dikenal sebagai aerosol dapat berada di udara untuk waktu yang lama dan terbang puluhan meter bahkan mampu mencapai orang yang jaraknya 1,8 meter satu sama lain.
"Kami yakin 100% tentang ini kata Lidia Morawska, seorang profesor ilmu atmosfer dan teknik lingkungan di Queensland University of Technology di Brisbane, Australia, seperti dikutip dari Los Angeles Times, Minggu (5/7/2020).
Dia membuat kasus itu dalam surat terbuka kepada WHO, menuduh badan PBB itu gagal mengeluarkan peringatan yang sesuai tentang risiko tersebut. Sebanyak 239 peneliti dari 32 negara menandatangani surat itu, yang akan diterbitkan minggu depan dalam jurnal ilmiah.
Dalam wawancara, para ahli mengatakan bahwa transmisi aerosol tampaknya menjadi satu-satunya cara untuk menjelaskan beberapa peristiwa "penyebaran super", termasuk infeksi pengunjung di sebuah restoran di China yang duduk di meja terpisah dan anggota paduan suara di negara bagian Washington yang mengambil tindakan pencegahan selama latihan.
Para pendukung penyebaran virus Corona melalui aerosol mengatakan masker yang dikenakan dengan benar akan membantu mencegah keluarnya aerosol yang dihembuskan serta menghirup partikel mikroskopis. Tetapi mereka mengatakan penyebaran juga dapat dikurangi dengan meningkatkan ventilasi dan mengalirkan udara dalam ruangan dengan sinar ultra violet di langit-langit.
Jose Jimenez, seorang ahli kimia Universitas Colorado yang menandatangani surat itu, mengatakan gagasan transmisi aerosol seharusnya tidak menakuti orang-orang.
"Ini tidak seperti virus yang telah berubah," ujarnya.
WHO dan Pusat Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Amerika Serikat (AS) selama ini meyakini bahwa virus Corona hanya menular melalui dua cara. Pertama melalui droplet atau tetesan cairan dari orang yang terinfeksi dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Namun para ahli menyatakan ada jalur ketiga penularan virus Corona yaitu melalui udara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa partikel yang dikenal sebagai aerosol dapat berada di udara untuk waktu yang lama dan terbang puluhan meter bahkan mampu mencapai orang yang jaraknya 1,8 meter satu sama lain.
"Kami yakin 100% tentang ini kata Lidia Morawska, seorang profesor ilmu atmosfer dan teknik lingkungan di Queensland University of Technology di Brisbane, Australia, seperti dikutip dari Los Angeles Times, Minggu (5/7/2020).
Dia membuat kasus itu dalam surat terbuka kepada WHO, menuduh badan PBB itu gagal mengeluarkan peringatan yang sesuai tentang risiko tersebut. Sebanyak 239 peneliti dari 32 negara menandatangani surat itu, yang akan diterbitkan minggu depan dalam jurnal ilmiah.
Dalam wawancara, para ahli mengatakan bahwa transmisi aerosol tampaknya menjadi satu-satunya cara untuk menjelaskan beberapa peristiwa "penyebaran super", termasuk infeksi pengunjung di sebuah restoran di China yang duduk di meja terpisah dan anggota paduan suara di negara bagian Washington yang mengambil tindakan pencegahan selama latihan.
Para pendukung penyebaran virus Corona melalui aerosol mengatakan masker yang dikenakan dengan benar akan membantu mencegah keluarnya aerosol yang dihembuskan serta menghirup partikel mikroskopis. Tetapi mereka mengatakan penyebaran juga dapat dikurangi dengan meningkatkan ventilasi dan mengalirkan udara dalam ruangan dengan sinar ultra violet di langit-langit.
Jose Jimenez, seorang ahli kimia Universitas Colorado yang menandatangani surat itu, mengatakan gagasan transmisi aerosol seharusnya tidak menakuti orang-orang.
"Ini tidak seperti virus yang telah berubah," ujarnya.
tulis komentar anda