Pakar Rusia: Putin Tak Terima Dikalahkan Sehingga Akan Gunakan Nuklir
Jum'at, 07 Oktober 2022 - 14:45 WIB
MOSKOW - Seorang pakar politik Rusia mengatakan Presiden Vladimir Putin tak terima dikalahkan dalam perangnya di Ukraina. Untuk itu, menggunakan senjata nuklir akan menjadi keputusannya.
Valery Solovey, ilmuwan politik Rusia yang juga mantan profesor di Institut Hubungan Internasional Moskow (MGIMO), mengatakan ketika Putin merayakan ulang tahunnya yang ke-70 pada hari Jumat (7/10/2022), dia telah memutuskan akan menggunakan senjata nuklir taktis.
Solovey mengeklaim kondisi kesehatan pemimpin Kremlin itu sedang memburuk dan ingin membawa dunia bersamanya.
Klaimnya muncul ketika gereja-gereja Ortodoks Rusia diperintahkan untuk mengadakan kebaktian doa khusus untuk kesehatan Putin pada Sabtu besok.
“Keputusan pada prinsipnya tentang penggunaan atau demonstrasi senjata nuklir taktis telah dibuat,” kata Solovey, yang klaimnya tentang kondisi kesehatan Putin telah dikonsultasikan dengan kedutaan-kedutaan besar Barat di Moskow.
“Pertanyaannya adalah bagaimana, kapan dan di mana," ujarnya.
“Saya tidak ragu bahwa kita akan berakhir di ambang kematian, tetapi saya tahu kita akan dapat mundur. Kami akan bisa melewati ini," ujarnya, seperti dikutip The Mirror.
Dia mengklaim situasi saat ini lebih berbahaya dan lebih dekat dengan "kiamat nuklir" daripada selama krisis rudal Kuba.
Valery Solovey, ilmuwan politik Rusia yang juga mantan profesor di Institut Hubungan Internasional Moskow (MGIMO), mengatakan ketika Putin merayakan ulang tahunnya yang ke-70 pada hari Jumat (7/10/2022), dia telah memutuskan akan menggunakan senjata nuklir taktis.
Solovey mengeklaim kondisi kesehatan pemimpin Kremlin itu sedang memburuk dan ingin membawa dunia bersamanya.
Klaimnya muncul ketika gereja-gereja Ortodoks Rusia diperintahkan untuk mengadakan kebaktian doa khusus untuk kesehatan Putin pada Sabtu besok.
“Keputusan pada prinsipnya tentang penggunaan atau demonstrasi senjata nuklir taktis telah dibuat,” kata Solovey, yang klaimnya tentang kondisi kesehatan Putin telah dikonsultasikan dengan kedutaan-kedutaan besar Barat di Moskow.
“Pertanyaannya adalah bagaimana, kapan dan di mana," ujarnya.
“Saya tidak ragu bahwa kita akan berakhir di ambang kematian, tetapi saya tahu kita akan dapat mundur. Kami akan bisa melewati ini," ujarnya, seperti dikutip The Mirror.
Dia mengklaim situasi saat ini lebih berbahaya dan lebih dekat dengan "kiamat nuklir" daripada selama krisis rudal Kuba.
tulis komentar anda