Terungkap, Mikhail Gorbachev Meninggal karena Shock dengan Perang Ukraina
Sabtu, 03 September 2022 - 01:27 WIB
MOSKOW - Mikhail Gorbachev , pemimpin terakhir Uni Soviet terakhir, shock dan dibingungkan oleh perang Rusia di Ukraina pada bulan-bulan terakhir sebelum dia meninggal. Hal itu diungkap penerjemahnya, Pavel Palazhchenko.
Menurutnya, Gorbachev secara psikologis hancur dalam beberapa tahun terakhir oleh hubungan Moskow yang memburuk dengan Kiev.
Palazhchenko, yang bekerja dengan mendiang presiden terakhir Soviet selama 37 tahun dan berada di sisinya di berbagai KTT Ameriika Serikat-Uni Soviet, berbicara kepada Gorbachev beberapa minggu lalu melalui telepon. Menurutnya, dalam panggilan telepon itu, Gorbachev dan yang lainnya terkejut oleh betapa traumanya dia dengan peristiwa-peristiwa di Ukraina.
“Bukan hanya operasi (militer khusus) yang dimulai pada 24 Februari, tetapi seluruh evolusi hubungan antara Rusia dan Ukraina selama beberapa tahun terakhir benar-benar merupakan pukulan besar baginya. Itu benar-benar menghancurkannya secara emosional dan psikologis," kata Palazhchenko kepada Reuters dalam sebuah wawancara yang dilansir Jumat (2/9/2022).
“Sangat jelas bagi kami, dalam percakapan kami dengannya, bahwa dia shock dan bingung dengan apa yang terjadi (setelah pasukan Rusia memasuki Ukraina pada Februari) karena berbagai alasan. Dia percaya tidak hanya pada kedekatan orang-orang Rusia dan Ukraina, dia percaya bahwa kedua negara itu berbaur," paparnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk memastikan keamanan Rusia terhadap aliansi militer NATO yang berkembang dan untuk melindungi para penutur bahasa Rusia.
Kiev mengatakan pihaknya membela diri dari agresi gaya kekaisaran yang tidak beralasan dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Moskow untuk mencoba membuat Putin menarik pasukannya kembali, sesuatu yang dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan dilakukan.
Dalam foto-foto pertemuan puncak tahun 1980-an dengan Presiden AS saat itu; Ronald Reagan, sosok Palazhchenko yang botak dan berkumis dapat dilihat berkali-kali di sisi Gorbachev, bersandar untuk menangkap dan menyampaikan setiap kata.
Menurutnya, Gorbachev secara psikologis hancur dalam beberapa tahun terakhir oleh hubungan Moskow yang memburuk dengan Kiev.
Palazhchenko, yang bekerja dengan mendiang presiden terakhir Soviet selama 37 tahun dan berada di sisinya di berbagai KTT Ameriika Serikat-Uni Soviet, berbicara kepada Gorbachev beberapa minggu lalu melalui telepon. Menurutnya, dalam panggilan telepon itu, Gorbachev dan yang lainnya terkejut oleh betapa traumanya dia dengan peristiwa-peristiwa di Ukraina.
“Bukan hanya operasi (militer khusus) yang dimulai pada 24 Februari, tetapi seluruh evolusi hubungan antara Rusia dan Ukraina selama beberapa tahun terakhir benar-benar merupakan pukulan besar baginya. Itu benar-benar menghancurkannya secara emosional dan psikologis," kata Palazhchenko kepada Reuters dalam sebuah wawancara yang dilansir Jumat (2/9/2022).
“Sangat jelas bagi kami, dalam percakapan kami dengannya, bahwa dia shock dan bingung dengan apa yang terjadi (setelah pasukan Rusia memasuki Ukraina pada Februari) karena berbagai alasan. Dia percaya tidak hanya pada kedekatan orang-orang Rusia dan Ukraina, dia percaya bahwa kedua negara itu berbaur," paparnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk memastikan keamanan Rusia terhadap aliansi militer NATO yang berkembang dan untuk melindungi para penutur bahasa Rusia.
Kiev mengatakan pihaknya membela diri dari agresi gaya kekaisaran yang tidak beralasan dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Moskow untuk mencoba membuat Putin menarik pasukannya kembali, sesuatu yang dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan dilakukan.
Dalam foto-foto pertemuan puncak tahun 1980-an dengan Presiden AS saat itu; Ronald Reagan, sosok Palazhchenko yang botak dan berkumis dapat dilihat berkali-kali di sisi Gorbachev, bersandar untuk menangkap dan menyampaikan setiap kata.
Lihat Juga :
tulis komentar anda