Langka, Arab Saudi Kritik Program Senjata Nuklir Israel
Sabtu, 06 Agustus 2022 - 19:45 WIB
NEW YORK - Kerajaan Arab Saudi melontarkan kritik terhadap program senjata nuklir Israel . Sikap Riyadh ini terbilang langka karena biasanya cenderung kompak dengan Tel Aviv dalam menentang program nuklir Iran.
Kritik Riyadh disampaikan Perwakilan Tetap Arab Saudi untuk PBB, Abdulaziz al-Wasil. Dia menyuarakan keprihatinan tentang kegiatan nuklir Israel yang tidak diawasi.
Dia juga mencatat bahwa penolakan rezim Zionis untuk bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) merupakan hambatan untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
"Ada penolakan berkelanjutan Israel untuk menyetujui [NPT] dan ini adalah hambatan besar untuk perlucutan senjata nuklir," kata diplomat tersebut saat berpidato di Konferensi Peninjauan Kesepuluh untuk Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), seperti dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (6/8/2022).
“Tujuan dari perjanjian itu adalah agar negara-negara non-nuklir dapat menikmati jaminan keamanan dalam hal penggunaan energi atom dan penggunaan energi atom,” kata Wasil.
"Israel menolak untuk menghormati resolusi internasional mengenai hal ini dan mengabaikan semua rekomendasi dan keputusan dari NPT.”
Israel, yang menerapkan kebijakan ambiguitas yang disengaja tentang senjata nuklirnya, diperkirakan memiliki 200 hingga 400 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya, menjadikannya satu-satunya pemilik senjata non-konvensional di Asia Barat.
Namun, rezim Zionis menolak untuk mengizinkan inspeksi fasilitas nuklir militernya atau menandatangani NPT. Sebanyak 191 negara, termasuk Iran, telah bergabung dalam pakta internasional yang didirikan pada tahun 1970 dengan tujuan bekerja menuju program energi nuklir damai dan mengejar perlucutan senjata nuklir di seluruh dunia.
Kritik Riyadh disampaikan Perwakilan Tetap Arab Saudi untuk PBB, Abdulaziz al-Wasil. Dia menyuarakan keprihatinan tentang kegiatan nuklir Israel yang tidak diawasi.
Dia juga mencatat bahwa penolakan rezim Zionis untuk bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) merupakan hambatan untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
"Ada penolakan berkelanjutan Israel untuk menyetujui [NPT] dan ini adalah hambatan besar untuk perlucutan senjata nuklir," kata diplomat tersebut saat berpidato di Konferensi Peninjauan Kesepuluh untuk Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), seperti dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (6/8/2022).
“Tujuan dari perjanjian itu adalah agar negara-negara non-nuklir dapat menikmati jaminan keamanan dalam hal penggunaan energi atom dan penggunaan energi atom,” kata Wasil.
"Israel menolak untuk menghormati resolusi internasional mengenai hal ini dan mengabaikan semua rekomendasi dan keputusan dari NPT.”
Israel, yang menerapkan kebijakan ambiguitas yang disengaja tentang senjata nuklirnya, diperkirakan memiliki 200 hingga 400 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya, menjadikannya satu-satunya pemilik senjata non-konvensional di Asia Barat.
Namun, rezim Zionis menolak untuk mengizinkan inspeksi fasilitas nuklir militernya atau menandatangani NPT. Sebanyak 191 negara, termasuk Iran, telah bergabung dalam pakta internasional yang didirikan pada tahun 1970 dengan tujuan bekerja menuju program energi nuklir damai dan mengejar perlucutan senjata nuklir di seluruh dunia.
(min)
tulis komentar anda