Indonesia Berharap Konflik di Ukraina Dapat Diselesaikan Secara Damai
Jum'at, 05 Agustus 2022 - 15:09 WIB
PHNOM PENH - ASEAN - Rusia sudah lebih dari 25 menjadi mitra dialog. Indonesia berharap agar kemitraan ASEAN-Rusia dapat membawa perdamaian dan kemakmuran berdasarkan piagam PBB, Piagam ASEAN dan prinsip-prinsip hukum internasional.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam ASEAN-Russia Ministerial Meeting, di Phnom Penh, Kamboja pada Kamis (4/8/2022) kemarin
“Dengan penghormatan terhadap prinsip-prinsip ini, maka kemitraan ASEAN-Rusia akan berlangsung lebih langgeng," kata Retno seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri, Jumat (5/8/2022).
Dalam pertemuan itu, Retno juga menyampaikan kembali harapan Indonesia agar konflik di Ukraina dapat diselesaikan secara damai. Harapan ini juga disampaikan saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Juli lalu. Indonesia tidak akan berhenti untuk terus mendorong penyelesaian damai perang di Ukraina.
Selain itu, Retno juga menyoroti isu ketahanan pangan. Indonesia sampaikan bahwa dampak perang sangat dirasakan oleh semua negara, termasuk negara-negara di Kawasan. Oleh karena itu, upaya reintegrasi ekspor pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok dunia perlu terus didorong.
“Indonesia juga mendukung tercapainya kesepakatan Black Sea Initiative dan mengharapkan Rusia terus mendukung pelaksanaannya," ujar Retno.
Isu terakhir yang disampaikan oleh Retno adalah perkembangan di Myanmar. Retno menyampaikan bahwa tidak terdapat kemajuan yang signifikan pelaksanaan 5 Points of Consensus (5PCs). Indonesia juga melihat tidak adanya komitmen Junta Militer untuk melaksanakan 5PCs. Oleh karena itu, Indonesia mengharapkan bahwa kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke Myanmar sebelum pertemuan ASEAN, tidak mengirimkan pesan yang berlawanan dengan dorongan ASEAN agar Junta dapat segera mengimplementasikan 5PCs.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam ASEAN-Russia Ministerial Meeting, di Phnom Penh, Kamboja pada Kamis (4/8/2022) kemarin
“Dengan penghormatan terhadap prinsip-prinsip ini, maka kemitraan ASEAN-Rusia akan berlangsung lebih langgeng," kata Retno seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri, Jumat (5/8/2022).
Dalam pertemuan itu, Retno juga menyampaikan kembali harapan Indonesia agar konflik di Ukraina dapat diselesaikan secara damai. Harapan ini juga disampaikan saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Juli lalu. Indonesia tidak akan berhenti untuk terus mendorong penyelesaian damai perang di Ukraina.
Selain itu, Retno juga menyoroti isu ketahanan pangan. Indonesia sampaikan bahwa dampak perang sangat dirasakan oleh semua negara, termasuk negara-negara di Kawasan. Oleh karena itu, upaya reintegrasi ekspor pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok dunia perlu terus didorong.
“Indonesia juga mendukung tercapainya kesepakatan Black Sea Initiative dan mengharapkan Rusia terus mendukung pelaksanaannya," ujar Retno.
Isu terakhir yang disampaikan oleh Retno adalah perkembangan di Myanmar. Retno menyampaikan bahwa tidak terdapat kemajuan yang signifikan pelaksanaan 5 Points of Consensus (5PCs). Indonesia juga melihat tidak adanya komitmen Junta Militer untuk melaksanakan 5PCs. Oleh karena itu, Indonesia mengharapkan bahwa kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke Myanmar sebelum pertemuan ASEAN, tidak mengirimkan pesan yang berlawanan dengan dorongan ASEAN agar Junta dapat segera mengimplementasikan 5PCs.
(ian)
tulis komentar anda