Jerman Terancam Kerusuhan Besar akibat Kenaikan Harga Pangan dan Energi
Jum'at, 05 Agustus 2022 - 08:15 WIB
BERLIN - Pemerintah federal dan regional Jerman bersiap menghadapi gelombang protes yang mungkin terjadi pada musim gugur atau musim dingin ini.
Peringatan itu diungkapkan lembaga penyiaran ARD dan RBB yang didanai negara pada pekan ini.
“Kabinet Kanselir Jerman Olaf Scholz khawatir kenaikan harga makanan dan energi dapat menyebabkan kerusuhan sosial dan dieksploitasi berbagai gerakan radikal," ungkap outlet tersebut.
Menurut media, protes tersebut mungkin mirip dengan yang dialami Jerman selama pandemi Covid-19, ketika pemerintah menghadapi penolakan terhadap kebijakan penguncian dan vaksinasi.
Kantor berita ARD Tagesschau melaporkan beberapa kelompok telah berusaha mengorganisir protes di Berlin dengan slogan “Revolusi,” “Pemberontakan,” dan “Perang Saudara.”
Menurut laporan, protes itu mungkin serupa dengan yang dialami selama pandemi Covid-19, ketika pemerintah menghadapi penolakan terhadap kebijakan penguncian dan vaksinasi.
Demonstrasi baru mungkin sekali lagi menyatukan orang-orang yang dikenal sebagai Querdenker (pemikir lateral) di Jerman.
Peringatan itu diungkapkan lembaga penyiaran ARD dan RBB yang didanai negara pada pekan ini.
“Kabinet Kanselir Jerman Olaf Scholz khawatir kenaikan harga makanan dan energi dapat menyebabkan kerusuhan sosial dan dieksploitasi berbagai gerakan radikal," ungkap outlet tersebut.
Menurut media, protes tersebut mungkin mirip dengan yang dialami Jerman selama pandemi Covid-19, ketika pemerintah menghadapi penolakan terhadap kebijakan penguncian dan vaksinasi.
Kantor berita ARD Tagesschau melaporkan beberapa kelompok telah berusaha mengorganisir protes di Berlin dengan slogan “Revolusi,” “Pemberontakan,” dan “Perang Saudara.”
Menurut laporan, protes itu mungkin serupa dengan yang dialami selama pandemi Covid-19, ketika pemerintah menghadapi penolakan terhadap kebijakan penguncian dan vaksinasi.
Demonstrasi baru mungkin sekali lagi menyatukan orang-orang yang dikenal sebagai Querdenker (pemikir lateral) di Jerman.
Lihat Juga :
tulis komentar anda