Anggota Kesepakatan Abraham Bertemu Juli, Bentuk Aliansi Militer?
Selasa, 14 Juni 2022 - 15:34 WIB
MANAMA - Penandatangan Kesepakatan Abraham akan bertemu pada pertengahan Juli untuk kedua kalinya, setelah konferensi tingkat tinggi (KTT) Negev yang diadakan pada Maret.
Kesepakatan Abraham merupakan pakta normalisasi antara Israel, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Maroko.
Pertemuan Juli itu akan berlangsung di ibu kota Bahrain, Manama, dan juga akan menyertakan peserta dari Yordania, Mesir, dan Amerika Serikat (AS).
Pada September 2020, Israel, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi bersejarah yang membuka jalan bagi pembentukan hubungan dengan negara-negara Muslim lainnya, Sudan dan Maroko.
Sejak itu semua pihak menandatangani sejumlah pakta penting di bidang ekonomi dan pertahanan.
Meskipun masih belum diketahui apa agendanya, Yusuf Mubarak, pengamat politik yang berbasis di Manama mengatakan pertemuan itu diharapkan menindaklanjuti topik-topik KTT Negev dan akan memberikan "pandangan mendalam" terhadap isu-isu yang berkaitan dengan perkembangan di Ukraina dan Iran.
Mengenai Ukraina, para pejabat diperkirakan membahas gangguan ketahanan pangan dan energi yang dipicu oleh dimulainya permusuhan di negara Eropa pada 24 Februari.
Kesepakatan Abraham merupakan pakta normalisasi antara Israel, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Maroko.
Pertemuan Juli itu akan berlangsung di ibu kota Bahrain, Manama, dan juga akan menyertakan peserta dari Yordania, Mesir, dan Amerika Serikat (AS).
Pada September 2020, Israel, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi bersejarah yang membuka jalan bagi pembentukan hubungan dengan negara-negara Muslim lainnya, Sudan dan Maroko.
Sejak itu semua pihak menandatangani sejumlah pakta penting di bidang ekonomi dan pertahanan.
Meskipun masih belum diketahui apa agendanya, Yusuf Mubarak, pengamat politik yang berbasis di Manama mengatakan pertemuan itu diharapkan menindaklanjuti topik-topik KTT Negev dan akan memberikan "pandangan mendalam" terhadap isu-isu yang berkaitan dengan perkembangan di Ukraina dan Iran.
Mengenai Ukraina, para pejabat diperkirakan membahas gangguan ketahanan pangan dan energi yang dipicu oleh dimulainya permusuhan di negara Eropa pada 24 Februari.
tulis komentar anda