Eks PM Rusia Kaget Putin Nekat Invasi Ukraina, Prediksi Perang Berlangsung 2 Tahun

Senin, 13 Juni 2022 - 14:53 WIB
Presiden Vladimir Putin bersama Mikhail Kasyanov saat menjabat sebagai perdana menteri Rusia. Kasyanov sekarang jadi oposisi dan menentang perang Rusia di Ukraina. Foto/TASS via REUTERS
PARIS - Mantan perdana menteri (PM) Rusia, Mikhail Kasyanov, tidak pernah dalam mimpi terburuknya membayangkan bahwa Presiden Vladimir Putin bakal nekat meluncurkan perang skala penuh di Ukraina.

Berbicara kepada AFP dalam sebuah wawancara video, PM Rusia periode 2000-2004 itu memperkirakan perang akan berlangsung hingga dua tahun.

Namun, dia yakin Rusia pada akhirnya dapat kembali ke jalur demokrasi.

Kasyanov (64), yang memperjuangkan hubungan dekat dengan Barat selama menjabat sebagai PM Rusia, mengatakan bahwa, seperti banyak orang Rusia lainnya, dia tidak percaya pada minggu-minggu menjelang perang bahwa itu akan benar-benar terjadi.





Kasyanov hanya mengerti bahwa Putin tidak menggertak ketika dia melihatnya memanggil para pejabat tinggi negara untuk pertemuan dewan keamanan tiga hari sebelum invasi pada 24 Februari.

“Ketika saya melihat pertemuan Dewan Keamanan Rusia, saya menyadari, ya, akan ada perang,” kata Kasyanov.

Dia merasa bahwa Putin sudah tidak berpikir dengan benar.

“Saya hanya mengenal orang-orang ini dan dengan melihat mereka, saya melihat bahwa Putin sudah keluar dari situ. Bukan dalam arti medis tetapi dalam arti politik,” katanya.

“Saya mengenal Putin yang berbeda.”

Sejak dipecat oleh Putin, Kasyanov bergabung dengan kubu oposisi Rusia dan menjadi salah satu kritikus Kremlin yang paling vokal.

Dia sekarang adalah pemimpin partai oposisi Partai Kebebasan Rakyat atau Parnas.

Kasyanov mengatakan Putin, mantan agen KGB yang akan berusia 70 tahun pada bulan Oktober mendatang, telah berhasil selama 20 tahun terakhir untuk membangun sistem berdasarkan kekebalan hukum dan ketakutan.

“Ini adalah pencapaian dari sebuah sistem yang, dengan dorongan dari Putin sebagai kepala negara, telah mulai beroperasi bahkan dengan cara yang lebih sinis, kejam daripada di tahap akhir Uni Soviet,” katanya, yang dilansir Senin (13/6/2022).

“Pada dasarnya, ini adalah sistem KGB yang didasarkan pada pelanggaran hukum sepenuhnya. Jelas bahwa mereka tidak mengharapkan hukuman apa pun.”

Kasyanov mengatakan dia telah meninggalkan Rusia karena perang dan tinggal di Eropa. Namun, dia menolak untuk mengungkapkan lokasinya karena mengkhawatirkan keselamatannya.

Sekutu dekatnya dan sesama politisi oposisi; Boris Nemtsov, telah ditembak mati di dekat Kremlin pada tahun 2015.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More