Protes Kenaikan Sembako di Iran Meluas, Demonstran: Matilah Diktator, Matilah Raisi
Kamis, 19 Mei 2022 - 01:43 WIB
TEHERAN - Aksi protes pecah di provinsi tengah Iran , Isfahan, dengan para demonstran meneriakkan yel-yel anti para pemimpin Iran, ditunjukkan oleh video yang dibagikan di media sosial.
Video yang dibagikan di Twitter menunjukkan para pengunjuk rasa di kota Golpayegan Isfahan meneriakkan kata-kata menentang otoritas tertinggi Iran, Pemimpin Spiritual Tertinggi Ali Khamenei , serta Presiden Ebrahim Raisi .
“Matilah diktator,” teriak pengunjuk rasa di Golpayegan, merujuk pada Khamenei dalam satu video. "Matilah Raisi," teriak pengunjuk rasa di video lain seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (19/5/2022).
Video ini tidak dapat diverifikasi keasliannya secara independen.
Aksi protes juga telah pecah di beberapa provinsi lain termasuk Khuzestan, Lorestan, Charmahal dan Bakhtiari, Kohgiluyeh dan Boyer-Ahmad dan Ardebil sejak pemerintah Iran pekan lalu mengumumkanharga sejumlahbahan makanan pokok seperti minyak goreng, ayam, telur dan susu akan naik hingga 300 persen.
Aktivis telah melaporkan setidaknya enam kematian sejak aksi protes dimulai pekan lalu, menyalahkan pasukan keamanan atas kematian tersebut. Suara tembakan terdengar di beberapa video protes baru-baru ini di media sosial.
Pihak berwenang Iran sendiri belum melaporkan kematian apapun. Namun, seorang anggota parlemen mengatakan satu orang tewas dalam protes di Khuzestan tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Pada saat yang sama, media pemerintah menerbitkan rekaman seorang pria yang mengatakan putranya ditembak mati oleh pengunjuk rasa anti-rezim di Charmahal dan Bakhtiari.
Aktivis mengatakan pihak berwenang menekan pria itu untuk membuat pernyataan dan bahwa putranya, bernama Saadat Hadipour, dibunuh oleh pasukan rezim.
Video yang dibagikan di Twitter menunjukkan para pengunjuk rasa di kota Golpayegan Isfahan meneriakkan kata-kata menentang otoritas tertinggi Iran, Pemimpin Spiritual Tertinggi Ali Khamenei , serta Presiden Ebrahim Raisi .
“Matilah diktator,” teriak pengunjuk rasa di Golpayegan, merujuk pada Khamenei dalam satu video. "Matilah Raisi," teriak pengunjuk rasa di video lain seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (19/5/2022).
Video ini tidak dapat diverifikasi keasliannya secara independen.
Aksi protes juga telah pecah di beberapa provinsi lain termasuk Khuzestan, Lorestan, Charmahal dan Bakhtiari, Kohgiluyeh dan Boyer-Ahmad dan Ardebil sejak pemerintah Iran pekan lalu mengumumkanharga sejumlahbahan makanan pokok seperti minyak goreng, ayam, telur dan susu akan naik hingga 300 persen.
Aktivis telah melaporkan setidaknya enam kematian sejak aksi protes dimulai pekan lalu, menyalahkan pasukan keamanan atas kematian tersebut. Suara tembakan terdengar di beberapa video protes baru-baru ini di media sosial.
Pihak berwenang Iran sendiri belum melaporkan kematian apapun. Namun, seorang anggota parlemen mengatakan satu orang tewas dalam protes di Khuzestan tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Pada saat yang sama, media pemerintah menerbitkan rekaman seorang pria yang mengatakan putranya ditembak mati oleh pengunjuk rasa anti-rezim di Charmahal dan Bakhtiari.
Aktivis mengatakan pihak berwenang menekan pria itu untuk membuat pernyataan dan bahwa putranya, bernama Saadat Hadipour, dibunuh oleh pasukan rezim.
tulis komentar anda