Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak, Palestina Tolak Investigasi Bersama Israel
Kamis, 12 Mei 2022 - 17:38 WIB
YERUSALEM - Palestina dengan tegas menolak seruan yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) untuk melakukan penyelidikan bersama atas kematian jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbunuh saat meliput serangan Israel di Tepi Barat.
Jurnalis berdarah Palestina-Amerika Abu Akleh (51) adalah seorang jurnalis senior Al Jazeera yang berbasis di Qatar. Ia ditembak di kepala selama bentrokan di kamp pengungsi Jenin, sebuah titik hotspot utama dalam konflik Israel-Palestina.
Al Jazeera, pejabat Palestina dan saksi mengatakan Abu Akleh dibunuh oleh pasukan Israel, dan jaringan televisi itu bersikeras dia "sengaja" telah menjadi sasaran dan dibunuh "dengan darah dingin".
Israel secara terbuka menyerukan penyelidikan bersama atas pembunuhan itu dan meminta otoritas Palestina untuk menyerahkan peluru yang mengenai Abu Akleh untuk pemeriksaan forensik.
Sebuah sumber keamanan Israel mengatakan kepada AFP bahwa Israel siap untuk memeriksa proyektil di depan pejabat Palestina dan AS, "di luar transparansi".
Uni Eropa telah mendesak penyelidikan "independen" sementara AS menuntut pembunuhan itu "diselidiki secara transparan", seruan yang digaungkan oleh kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet.
Otopsi awal dan pemeriksaan forensik dilakukan di Nablus di Tepi Barat yang diduduki Israel beberapa jam setelah kematiannya, tetapi tidak ada kesimpulan akhir yang diungkapkan.
Pejabat senior Otoritas Palestina Hussein al-Sheikh, yang sangat dipercaya oleh Presiden Mahmoud Abbas, telah mengesampingkan penyelidikan bersama.
Jurnalis berdarah Palestina-Amerika Abu Akleh (51) adalah seorang jurnalis senior Al Jazeera yang berbasis di Qatar. Ia ditembak di kepala selama bentrokan di kamp pengungsi Jenin, sebuah titik hotspot utama dalam konflik Israel-Palestina.
Al Jazeera, pejabat Palestina dan saksi mengatakan Abu Akleh dibunuh oleh pasukan Israel, dan jaringan televisi itu bersikeras dia "sengaja" telah menjadi sasaran dan dibunuh "dengan darah dingin".
Israel secara terbuka menyerukan penyelidikan bersama atas pembunuhan itu dan meminta otoritas Palestina untuk menyerahkan peluru yang mengenai Abu Akleh untuk pemeriksaan forensik.
Sebuah sumber keamanan Israel mengatakan kepada AFP bahwa Israel siap untuk memeriksa proyektil di depan pejabat Palestina dan AS, "di luar transparansi".
Uni Eropa telah mendesak penyelidikan "independen" sementara AS menuntut pembunuhan itu "diselidiki secara transparan", seruan yang digaungkan oleh kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet.
Otopsi awal dan pemeriksaan forensik dilakukan di Nablus di Tepi Barat yang diduduki Israel beberapa jam setelah kematiannya, tetapi tidak ada kesimpulan akhir yang diungkapkan.
Pejabat senior Otoritas Palestina Hussein al-Sheikh, yang sangat dipercaya oleh Presiden Mahmoud Abbas, telah mengesampingkan penyelidikan bersama.
tulis komentar anda