Zelensky: Ukraina Mampu Perang Lawan Rusia Selama 10 Tahun

Senin, 18 April 2022 - 06:51 WIB
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina mampu perang melawan Rusia selama 10 tahun. Foto/REUTERS
KIEV - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina tidak siap untuk menyerahkan wilayah dan siap untuk melawan Rusia selama 10 tahun.

Dia mengakui bahwa perang saat ini secara efektif dimulai pada tahun 2014, ketika Kiev pertama kali meluncurkan operasi untuk merebut kembali wilayah Donbass yang memisahkan diri.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Zelensky mengatakan bahwa bagi Ukraina pertempuran untuk Donbass sangat penting karena sejumlah alasan. Dia menambahkan bahwa itu dapat memengaruhi jalannya seluruh perang.





Dia menekankan, bagaimanapun, bahwa solusi diplomatik untuk konflik lebih baik.

“Kami tidak dapat menyerahkan wilayah kami, tetapi kami harus menemukan semacam dialog dengan Rusia,” kata Zelensky, seraya menambahkan bahwa pembicaraan tidak akan dilakukan atas dasar ultimatum Moskow.

Zelensky mengatakan dialog diperlukan untuk mencegah lebih banyak kematian."Meskipun Ukraina dapat melawan Federasi Rusia selama sepuluh tahun," ujarnya, yang dilansir Senin (18/4/2022).

Dia mengatakan pasukan Ukraina di Donbass adalah beberapa dari militer terbaik yang dimiliki negara itu.

“Ini adalah pengelompokan besar. Dan Rusia ingin mengepung dan menghancurkan mereka,” kata Zelensky.

Menurutnya, ada 44.000 prajurit profesional yang selamat dari perang besar sejak awal 2014.

“Inilah mengapa sangat penting bagi kami untuk melestarikan bagian dari tentara kami," imbuh dia.

Ditanya oleh presenter CNN apakah Ukraina akan menang dalam konflik tersebut, Zelensky menjawab, "Ya, tentu saja."

Rusia menyerang tetangganya sejak 24 Februari dengan alasan Kiev gagal mengimplementasikan persyaratan Perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014.

Serangan itu juga dimulai setelah Moskow mengakui dua republik Donbass di Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk, sebagai negara merdeka.

Perjanjian Misnk yang diperantarai Jerman dan Prancis sebenarnya dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Selain masalah wilayah Donbass, Rusia juga menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat.

Namun, Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik Donbass dengan paksa.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More