Rusia Ancam Sebar Senjata Nuklir di Jantung Eropa Jika Swedia-Finlandia Gabung NATO
Jum'at, 15 April 2022 - 00:22 WIB
MOSKOW - Salah satu sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan NATO pada Kamis (14/4/2022), jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi militer yang dipimpin AS, maka Rusia akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik ke jantung Eropa.
Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.300 km dengan Rusia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO. Demikian juga dengan Swedia. Finlandia akan memutuskan dalam beberapa minggu ke depan, Perdana Menteri Sanna Marin mengatakan pada Rabu (13/4/2022).
Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan, jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, maka Rusia harus memperkuat Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya di Laut Baltik.
Medvedev juga secara eksplisit mengangkat ancaman nuklir dengan mengatakan bahwa tidak akan ada lagi pembicaraan tentang Baltik yang "bebas nuklir" - di mana Rusia memiliki eksklave Kaliningrad yang diapit di antara Polandia dan Lithuania.
"Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik - keseimbangan harus dipulihkan," kata Medvedev, seperti dikutip dari Reuters.
Medvedev yang menjabat sebagai Presiden Rusia dari 2008 hingga 2012 mengatakan, dia berharap Finlandia dan Swedia akan mengambil keputusan yang masuk akal. Jika tidak, katanya, mereka harus hidup dengan senjata nuklir dan rudal hipersonik di dekat rumah.
Rusia memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar di dunia dan bersama dengan China dan Amerika Serikat adalah salah satu pemimpin global dalam teknologi rudal hipersonik.
Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.300 km dengan Rusia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO. Demikian juga dengan Swedia. Finlandia akan memutuskan dalam beberapa minggu ke depan, Perdana Menteri Sanna Marin mengatakan pada Rabu (13/4/2022).
Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan, jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, maka Rusia harus memperkuat Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udaranya di Laut Baltik.
Medvedev juga secara eksplisit mengangkat ancaman nuklir dengan mengatakan bahwa tidak akan ada lagi pembicaraan tentang Baltik yang "bebas nuklir" - di mana Rusia memiliki eksklave Kaliningrad yang diapit di antara Polandia dan Lithuania.
"Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik - keseimbangan harus dipulihkan," kata Medvedev, seperti dikutip dari Reuters.
Medvedev yang menjabat sebagai Presiden Rusia dari 2008 hingga 2012 mengatakan, dia berharap Finlandia dan Swedia akan mengambil keputusan yang masuk akal. Jika tidak, katanya, mereka harus hidup dengan senjata nuklir dan rudal hipersonik di dekat rumah.
Rusia memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar di dunia dan bersama dengan China dan Amerika Serikat adalah salah satu pemimpin global dalam teknologi rudal hipersonik.
tulis komentar anda