Komandan Tertinggi Neo-Nazi Tewas di Ukraina, Dihabisi Tim Pengintai Rusia

Selasa, 12 April 2022 - 13:05 WIB
Dia menjadi terkenal secara nasional selama protes massa dan kudeta bersenjata 2013-2014, di mana nasionalis Ukraina yang didukung Barat menjadi kekuatan tempur jalanan melawan penegakan hukum.

Kudeta berakhir dengan penggulingan presiden Ukraina yang terpilih secara demokratis dan pemberontakan di timur negara itu, yang coba ditumpas oleh otoritas baru di Kiev dengan kekuatan militer.

Kaum nasionalis membentuk apa yang disebut "batalyon sukarelawan" untuk berpartisipasi dalam pertempuran.

Menurut Rusia, Bobanich secara pribadi memerintahkan penembakan artileri sembarangan di kota-kota di Ukraina timur selama permusuhan, yang diduga mengakibatkan ratusan kematian warga sipil.

Selain menjabat sebagai komandan militer nasionalis, Bobanich memainkan peran penting dalam blokade perdagangan antara Ukraina dan Krimea pada musim gugur 2015.

Blokade tersebut diselenggarakan pasukan nasionalis yang ingin menghukum orang yang tinggal di semenanjung Krimea karena melepaskan diri dari Ukraina setahun sebelumnya dan memilih bergabung kembali dengan Rusia.

Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More