Klaim Punya Kemampuan Serang Korut, Menhan Korsel Bikin Adik Kim Jong-un Naik Darah
Minggu, 03 April 2022 - 09:17 WIB
SEOUL - Saudara perempuan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, Kim Yo-jong mengutuk pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Selatan (Korsel) tentang kemampuan tetangganya itu menyerang Pyongyang. Demikian laporan kantor berita Korut, KCNA.
"Komentar itu telah memperburuk hubungan antar-Korea dan ketegangan militer di semenanjung Korea," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (3/4/2022).
Wakil Direktur Komite Sentral Partai Buruh Korea itu juga mengatakan negaranya akan mempertimbangkan kembali banyak hal danKorsel mungkin menghadapi ancaman serius karena pernyataan semacam itu.
Dalam pernyataan terpisah pada hari Minggu, Pak Jong Chon, sekretaris Komite Sentral Partai Buruh Korea, mengatakanKorut tanpa ampun akan mengarahkan semua kekuatan militernya untuk menghancurkan target utama di Seoul dan tentaraKorsel jika tentara negara itu terlibat dalam aksi militer yang berbahaya seperti serangan pendahuluan.
Sebelumnya Menteri PertahananKorsel Suh Wook pada hari Jumat mengatakan bahwa militer negaranya memiliki berbagai rudal dengan jarak tembak, akurasi dan kekuatan yang ditingkatkan secara signifikan, dengan kemampuan untuk secara akurat dan cepat mengenai target apa pun diKorut
Suh juga mengatakan kementeriannya akan secara aktif mendukung militer untuk memastikan mereka memiliki kemampuan untuk merespons ancaman rudal Korut. Dia menyebut negara tetangganya itu sebagai "musuh".
Ketegangan kembali menyelimuti Semenanjung Korea setelahKorut kembali melakukan uji coba rudal di mana yang terakhir meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Rentetan uji coba yang dilakukanKorut memaksaKorsel mengoperasikan secara penuh 40 unit jet tempur siluman F-35A Lightning II.Korsel juga memastikan bahwa latihan tempur gabungan dengan Amerika Serikat (AS) akan berlangsung pada April ini.
Latihan militer gabungan Korsel dan AS ini akan menjadi yang pertama kali dalam beberapa tahun terakhir karena mencakup lebih banyak persenjataan dan pasukan. Selama masa pandemi, latihan gabungan keduanya hanya berbasis komputer, mengurangi latihan lapangan, menghindari senjata utama dan tidak mempublikasikan beberapa latihan.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
"Komentar itu telah memperburuk hubungan antar-Korea dan ketegangan militer di semenanjung Korea," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (3/4/2022).
Wakil Direktur Komite Sentral Partai Buruh Korea itu juga mengatakan negaranya akan mempertimbangkan kembali banyak hal danKorsel mungkin menghadapi ancaman serius karena pernyataan semacam itu.
Dalam pernyataan terpisah pada hari Minggu, Pak Jong Chon, sekretaris Komite Sentral Partai Buruh Korea, mengatakanKorut tanpa ampun akan mengarahkan semua kekuatan militernya untuk menghancurkan target utama di Seoul dan tentaraKorsel jika tentara negara itu terlibat dalam aksi militer yang berbahaya seperti serangan pendahuluan.
Sebelumnya Menteri PertahananKorsel Suh Wook pada hari Jumat mengatakan bahwa militer negaranya memiliki berbagai rudal dengan jarak tembak, akurasi dan kekuatan yang ditingkatkan secara signifikan, dengan kemampuan untuk secara akurat dan cepat mengenai target apa pun diKorut
Suh juga mengatakan kementeriannya akan secara aktif mendukung militer untuk memastikan mereka memiliki kemampuan untuk merespons ancaman rudal Korut. Dia menyebut negara tetangganya itu sebagai "musuh".
Ketegangan kembali menyelimuti Semenanjung Korea setelahKorut kembali melakukan uji coba rudal di mana yang terakhir meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Rentetan uji coba yang dilakukanKorut memaksaKorsel mengoperasikan secara penuh 40 unit jet tempur siluman F-35A Lightning II.Korsel juga memastikan bahwa latihan tempur gabungan dengan Amerika Serikat (AS) akan berlangsung pada April ini.
Latihan militer gabungan Korsel dan AS ini akan menjadi yang pertama kali dalam beberapa tahun terakhir karena mencakup lebih banyak persenjataan dan pasukan. Selama masa pandemi, latihan gabungan keduanya hanya berbasis komputer, mengurangi latihan lapangan, menghindari senjata utama dan tidak mempublikasikan beberapa latihan.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(ian)
tulis komentar anda