Kremlin Respons Keras Serangan Ukraina di Tanah Rusia

Sabtu, 02 April 2022 - 00:01 WIB
Kebakaran di terminal minyak di Belgorod, Rusia, 1 April 2022. Foto/Russian Emergencies Ministry/Sputnik
MOSKOW - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan serangan helikopter Ukraina yang dilaporkan pada Jumat (1/4/2022) di terminal minyak, di dalam wilayah Rusia, tidak akan membantu pembicaraan damai di masa depan dengan Kiev.

Fasilitas, yang terletak di wilayah Belgorod tersebut terbakar setelah serangan Ukraina itu.

Menjelaskan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin diberi pengarahan tentang masalah ini, Peskov menambahkan, "Tentu saja, ini tidak dapat dianggap sebagai menciptakan kondisi yang nyaman untuk melanjutkan pembicaraan."





Dia melanjutkan dengan bersikeras bahwa segala sesuatu sedang dilakukan untuk mencegah gangguan pasokan bahan bakar di wilayah itu.



Gubernur Vyacheslav Gladkov mengklaim dua helikopter Ukraina melintasi perbatasan dan menabrak lokasi tersebut. Dua pekerja mengalami luka yang tidak mengancam jiwa.



Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia belum secara terbuka mengomentari insiden tersebut.

Staf Umum Ukraina juga tidak mengomentari tuduhan tersebut dalam laporan regulernya pada Jumat. Kiev menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal tuduhan itu.

Situs berita Segodnya.ua, bagaimanapun, mengutip sumber militer Ukraina yang mengatakan ledakan di terminal terjadi "karena kelalaian, atau untuk menyembunyikan korupsi seseorang."

Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014.

Rusia kemudian mengakui kemerdekaan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Kiev secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Ukraina mengatakan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More