Israel: Pertemuan dengan AS dan 4 Negara Arab untuk Halangi Musuh Bersama
Selasa, 29 Maret 2022 - 01:05 WIB
TEL AVIV - Para diplomat senior Amerika Serikat (AS) dan empat negara Arab berkumpul di Israel pada Senin (28/3/2022) untuk menunjukkan persatuan melawan Iran . Mereka juga menggunakan pertemuan puncak yang langka untuk menekan Israel agar menghidupkan kembali perdamaian yang telah lama terhenti dengan Palestina.
Mengakhiri diskusi dua hari di tempat peristirahatan gurun, Israel mengatakan acara itu akan diulang dan diperluas karena bisa membangun hubungan komersial dan keamanan dengan negara-negara Arab Sunni yang berpikiran sama.
"Arsitektur baru ini - kemampuan bersama yang kami bangun - mengintimidasi dan menghalangi musuh bersama kami, pertama dan terutama Iran dan proksinya," kata Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid bersama rekan-rekannya dari AS, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Mesir.
Sementara Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al Nahyan menyebut pertemuan itu "bersejarah". "Apa yang kami coba capai di sini adalah mengubah narasi, menciptakan masa depan yang berbeda," kata Al Nahyan, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif Al Zayani menggambarkan diskusi itu bermanfaat untuk menangkis kelompok-kelompok yang didukung Iran seperti Hizbullah. "Tentu saja, bagian dari proses ini akan memperbarui upaya untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel," tambahnya.
Israel dan beberapa negara Arab khawatir bahwa kesepakatan nuklir yang muncul dengan Iran akan membuat kekuatan Iran berlipat, dengan sarana untuk membangun bom dan mendukung gerilyawan yang didukung Teheran.
AS dan kekuatan dunia lainnya melihat pemulihan kesepakatan nuklir Iran 2015 sebagai pilihan terbaik mereka. Namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menawarkan jaminan kepada sekutu regional Washington jika diplomasi gagal.
Mengakhiri diskusi dua hari di tempat peristirahatan gurun, Israel mengatakan acara itu akan diulang dan diperluas karena bisa membangun hubungan komersial dan keamanan dengan negara-negara Arab Sunni yang berpikiran sama.
"Arsitektur baru ini - kemampuan bersama yang kami bangun - mengintimidasi dan menghalangi musuh bersama kami, pertama dan terutama Iran dan proksinya," kata Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid bersama rekan-rekannya dari AS, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Mesir.
Sementara Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al Nahyan menyebut pertemuan itu "bersejarah". "Apa yang kami coba capai di sini adalah mengubah narasi, menciptakan masa depan yang berbeda," kata Al Nahyan, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif Al Zayani menggambarkan diskusi itu bermanfaat untuk menangkis kelompok-kelompok yang didukung Iran seperti Hizbullah. "Tentu saja, bagian dari proses ini akan memperbarui upaya untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel," tambahnya.
Israel dan beberapa negara Arab khawatir bahwa kesepakatan nuklir yang muncul dengan Iran akan membuat kekuatan Iran berlipat, dengan sarana untuk membangun bom dan mendukung gerilyawan yang didukung Teheran.
AS dan kekuatan dunia lainnya melihat pemulihan kesepakatan nuklir Iran 2015 sebagai pilihan terbaik mereka. Namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menawarkan jaminan kepada sekutu regional Washington jika diplomasi gagal.
tulis komentar anda