Negara-negara Afrika Desak PBB Selidiki Rasisme Sistemik di AS

Selasa, 16 Juni 2020 - 17:01 WIB
Sejumlah delegasi hadir dalam sesi Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, 15 Juni. Foto/REUTERS
JENEWA - Negara-negara Afrika melobi pembentukan penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap rasisme sistemik dan kebrutalan polisi di Amerika Serikat (AS) dan negara lain, demi membela hak asasi orang keturunan Afrika.

Draf resolusi itu disusun dan telah beredar di kalangan diplomat di Jenewa. Draf itu menyoroti "berbagai insiden terbaru kebrutalan polisi terhadap demonstran damai yang membela hak orang Afrika dan orang keturunan afrika."

Draf itu akan diperdebatkan di Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB pada Rabu (17/6). Dewan HAM dengan 47 anggota itu sepakat berkumpul atas permintaan Burkina Faso atas nama negara-negara Afrika setelah kematian warga Afro Amerika, George Floyd bulan lalu di tangan polisi di Minneapolis.

Kematian Floyd memicu unjuk rasa di AS dan penjuru dunia. AS keluar dari Dewan HAM PBB dua tahun silam karena dianggap bias terhadap aliansinya Israel.

"Menyerukan pembentukan komisi penyelidikan independen internasional untuk menemukan berbagai fakta dan kondisi terkait rasisme sistemik, tuduhan pelanggaran hukum HAM internasional dan pelecehan pada warga Afrika dan orang keturunan Afrika di AS dan wilayah lain di dunia," papar draf resolusi itu.



Panel akan memeriksa respon pemerintah lokal, negara bagian dan federal terhadap protes damai, termasuk tuduhan penggunaan kekuatan berlebih pada demonstran, orang yang lewat dan jurnalis.

Resolusi itu mendesak AS dan negara lain bekerja sama dengan penyelidikan yang akan dilaporkan dalam setahun. (Lihat Video: Evakuasi Seorang Remaja di Bombana yang Dililit Ular Berjalan Dramatis)

Dewan HAM telah memiliki komisi penyelidikan atau misi pencari fakta dalam pelanggaran HAM di Suriah, Burundi, Myanmar, Sudan Selatan, Venezuela dan Yaman. (Lihat Video: Pemuda di Jombang Membuat Miniatur Sepeda dari Sampah)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(sya)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More