Eks Miss Ukraina Anastasia Lenna Angkat Senapan Serbu Lawan Rusia
Senin, 28 Februari 2022 - 10:41 WIB
KIEV - Anastasia Lenna, mantan Miss Ukraina , ikut angkat senapan serbu untuk melawan pasukan Rusia . Model cantik ini bersumpah menembak pasukan agresor yang melintasi perbatasan negaranya.
Dia memenangkan mahkota di kontes Miss Grand International Beauty pada tahun 2015. Sekarang, dia melepas pernak-pernik kecantikan, mengenakan sepatu bot dan mengeluarkan ancaman mengerikan yang diunggah di akun Instagram-nya.
"Setiap orang yang melintasi perbatasan Ukraina dengan maksud untuk menyerang akan dibunuh!" tulis Anastasia.
Peringatannya disertai dengan foto rekan-rekannya memblokir jalan di negaranya.
Di posting lain, dia memuji tentara Ukraina, mengeklaim bahwa mereka bertempur dengan sangat baik."Sehingga NATO harus mengajukan permohonan masuk ke Ukraina," ujarnya.
Dalam satu foto, tentara berjalan di samping Presiden Volodymyr Zelensky, dengan Anastasia menyebutnya sebagai "pemimpin sejati dan kuat" dalam keterangan fotonya.
Anastasia juga meminta warga Ukraina lainnya untuk membingungkan pasukan Rusia dengan menghapus rambu-rambu jalan di negara itu.
"Bongkar rambu-rambu jalan di semua jalan negara. Musuh memiliki koneksi yang menyedihkan, mereka tidak mengarahkan medan. Mari kita bantu mereka langsung ke neraka," imbuh mantan ratu kecantikan Ukraina tersebut.
"Badan Jalan Negara Ukraina meminta semua organisasi jalan, komunitas teritorial, otoritas lokal untuk segera mulai membongkar rambu-rambu jalan di dekatnya."
Anastasia—yang berbicara lima bahasa—telah belajar ilmu pemasaran dan manajemen di Universitas Slavistik Kiev. Dia kemudian bekerja sebagai model dan manajer hubungan masyarakat di Turki.
Sebelumnya pada hari Minggu, beberapa ribu wanita memprotes di luar Kedutaan Besar Rusia di Ibu Kota Lituania, menyerukan para ibu tentara Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.
Menurut para pengunjuk rasa, jika saja perempuan Rusia menunjukkan penentangan terhadap perang, para pemimpin mungkin memperhatikan dan berbalik arah.
Penyelenggara demo, Daiva Zeimyte, mengatakan: "Hari ini kami mengirim pesan untuk ibu tentara Rusia. Anda dapat menghentikan perang ini...Jika saja Anda akan turun ke jalan dan mengatakan 'kami tidak menginginkan perang ini ketika kami tidak menginginkan anak-anak kami mati'."
Seorang pengunjuk rasa, Ineta Miliniene, menambahkan: "Kami ingin meminta para wanita Rusia menghentikan perang. Anda dapat melakukan ini. Anda dapat melakukan ini karena anak-anak Anda sekarat."
Itu terjadi ketika pasukan pencegah nuklir Rusia berada dalam siaga tinggi setelah pemimpinnya, Vladimir Putin, memerintahkannya sebagai respons terhadap rentetan sanksi Barat.
Dia memenangkan mahkota di kontes Miss Grand International Beauty pada tahun 2015. Sekarang, dia melepas pernak-pernik kecantikan, mengenakan sepatu bot dan mengeluarkan ancaman mengerikan yang diunggah di akun Instagram-nya.
"Setiap orang yang melintasi perbatasan Ukraina dengan maksud untuk menyerang akan dibunuh!" tulis Anastasia.
Peringatannya disertai dengan foto rekan-rekannya memblokir jalan di negaranya.
Di posting lain, dia memuji tentara Ukraina, mengeklaim bahwa mereka bertempur dengan sangat baik."Sehingga NATO harus mengajukan permohonan masuk ke Ukraina," ujarnya.
Dalam satu foto, tentara berjalan di samping Presiden Volodymyr Zelensky, dengan Anastasia menyebutnya sebagai "pemimpin sejati dan kuat" dalam keterangan fotonya.
Anastasia juga meminta warga Ukraina lainnya untuk membingungkan pasukan Rusia dengan menghapus rambu-rambu jalan di negara itu.
"Bongkar rambu-rambu jalan di semua jalan negara. Musuh memiliki koneksi yang menyedihkan, mereka tidak mengarahkan medan. Mari kita bantu mereka langsung ke neraka," imbuh mantan ratu kecantikan Ukraina tersebut.
"Badan Jalan Negara Ukraina meminta semua organisasi jalan, komunitas teritorial, otoritas lokal untuk segera mulai membongkar rambu-rambu jalan di dekatnya."
Anastasia—yang berbicara lima bahasa—telah belajar ilmu pemasaran dan manajemen di Universitas Slavistik Kiev. Dia kemudian bekerja sebagai model dan manajer hubungan masyarakat di Turki.
Sebelumnya pada hari Minggu, beberapa ribu wanita memprotes di luar Kedutaan Besar Rusia di Ibu Kota Lituania, menyerukan para ibu tentara Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.
Menurut para pengunjuk rasa, jika saja perempuan Rusia menunjukkan penentangan terhadap perang, para pemimpin mungkin memperhatikan dan berbalik arah.
Penyelenggara demo, Daiva Zeimyte, mengatakan: "Hari ini kami mengirim pesan untuk ibu tentara Rusia. Anda dapat menghentikan perang ini...Jika saja Anda akan turun ke jalan dan mengatakan 'kami tidak menginginkan perang ini ketika kami tidak menginginkan anak-anak kami mati'."
Seorang pengunjuk rasa, Ineta Miliniene, menambahkan: "Kami ingin meminta para wanita Rusia menghentikan perang. Anda dapat melakukan ini. Anda dapat melakukan ini karena anak-anak Anda sekarat."
Itu terjadi ketika pasukan pencegah nuklir Rusia berada dalam siaga tinggi setelah pemimpinnya, Vladimir Putin, memerintahkannya sebagai respons terhadap rentetan sanksi Barat.
(min)
tulis komentar anda