Jaringan Pemeriksa Fakta Dunia Ungkap Dosa-dosa YouTube
Kamis, 13 Januari 2022 - 14:33 WIB
WASHINGTON - Surat terbuka untuk CEO YouTube ditulis oleh kelompok pemeriksa fakta dunia, The International Fact-Checking Network dan dilansir Poynter.org pada Rabu (12/1/2022).
Surat terbuka untuk CEO YouTube Susan Wojcicki itu berisi sejumlah kekhawatiran terhadap platform global itu.
“Sudah hampir dua tahun sejak pandemi COVID-19 dimulai. Dunia telah berulang kali melihat betapa disinformasi dan misinformasi yang merusak dapat merusak keharmonisan sosial, demokrasi, dan kesehatan masyarakat; terlalu banyak kehidupan dan mata pencaharian telah hancur, dan terlalu banyak orang kehilangan orang yang dicintai karena disinformasi,” ungkap surat terbuka itu.
Lebih lanjut, surat itu menyatakan, “Sebagai jaringan internasional organisasi pemeriksa fakta, kami memantau bagaimana kebohongan menyebar secara online, dan setiap hari, kami melihat bahwa YouTube adalah salah satu saluran utama disinformasi dan misinformasi online di seluruh dunia. Ini adalah keprihatinan yang signifikan di antara komunitas pemeriksa fakta global kami.”
“Apa yang tidak kami lihat adalah banyak upaya YouTube untuk menerapkan kebijakan yang mengatasi masalah tersebut. Sebaliknya, YouTube membiarkan platformnya dipersenjatai oleh aktor yang tidak bermoral untuk memanipulasi dan mengeksploitasi orang lain, dan untuk mengatur dan menggalang dana sendiri,” papar surat tersebut.
Menurut mereka, langkah-langkah YouTube saat ini terbukti tidak cukup. “Itulah sebabnya kami mendesak Anda untuk mengambil tindakan efektif terhadap disinformasi dan misinformasi, dan untuk menguraikan peta jalan intervensi kebijakan dan produk untuk meningkatkan ekosistem informasi, dan untuk melakukannya dengan organisasi pemeriksa fakta independen dan nonpartisan di dunia,” papar surat tersebut.
Surat terbuka untuk CEO YouTube Susan Wojcicki itu berisi sejumlah kekhawatiran terhadap platform global itu.
“Sudah hampir dua tahun sejak pandemi COVID-19 dimulai. Dunia telah berulang kali melihat betapa disinformasi dan misinformasi yang merusak dapat merusak keharmonisan sosial, demokrasi, dan kesehatan masyarakat; terlalu banyak kehidupan dan mata pencaharian telah hancur, dan terlalu banyak orang kehilangan orang yang dicintai karena disinformasi,” ungkap surat terbuka itu.
Lebih lanjut, surat itu menyatakan, “Sebagai jaringan internasional organisasi pemeriksa fakta, kami memantau bagaimana kebohongan menyebar secara online, dan setiap hari, kami melihat bahwa YouTube adalah salah satu saluran utama disinformasi dan misinformasi online di seluruh dunia. Ini adalah keprihatinan yang signifikan di antara komunitas pemeriksa fakta global kami.”
“Apa yang tidak kami lihat adalah banyak upaya YouTube untuk menerapkan kebijakan yang mengatasi masalah tersebut. Sebaliknya, YouTube membiarkan platformnya dipersenjatai oleh aktor yang tidak bermoral untuk memanipulasi dan mengeksploitasi orang lain, dan untuk mengatur dan menggalang dana sendiri,” papar surat tersebut.
Menurut mereka, langkah-langkah YouTube saat ini terbukti tidak cukup. “Itulah sebabnya kami mendesak Anda untuk mengambil tindakan efektif terhadap disinformasi dan misinformasi, dan untuk menguraikan peta jalan intervensi kebijakan dan produk untuk meningkatkan ekosistem informasi, dan untuk melakukannya dengan organisasi pemeriksa fakta independen dan nonpartisan di dunia,” papar surat tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda