Sadisnya Militer Myanmar, Habisi Lebih dari 30 Orang lalu Dibakar
Sabtu, 25 Desember 2021 - 19:29 WIB
Pasukan Pertahanan Nasional Karenni, salah satu dari beberapa milisi sipil terbesar yang menentang junta, mengatakan orang-orang yang tewas bukanlah anggota mereka tetapi warga sipil yang mencari perlindungan dari konflik.
"Kami sangat terkejut melihat semua mayat dengan ukuran berbeda, termasuk anak-anak, wanita dan orang tua," kata seorang komandan dari kelompok tersebut kepada Reuters, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Seorang warga yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan dia mengetahui kebakaran pada Jumat malam tetapi tidak bisa pergi ke tempat kejadian karena ada penembakan.
"Saya pergi melihat pagi ini. Saya melihat mayat yang telah dibakar, dan juga pakaian anak-anak dan wanita berserakan," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pemenang Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi hampir 11 bulan lalu. Militer mengeklaim kubu partainya Suu Kyi melakukan kecurangan dalam pemilu November tahun lalu.
Namun, pemantau internasional mengatakan pemungutan suara pemilu tahun lalu berjalan adil.
Warga sipil yang marah dengan kudeta militer dan tindakan keras selanjutnya terhadap pengunjuk rasa telah mengangkat senjata. Banyak kekuatan perlawanan lokal bermunculan di seluruh negeri.
Militer telah menindak banyak lawan, menyebut mereka pengkhianat atau teroris, termasuk Pemerintah Persatuan Nasional yang berusaha melobi komunitas internasional dan mencegah junta mengkonsolidasikan kekuasaan.
"Kami sangat terkejut melihat semua mayat dengan ukuran berbeda, termasuk anak-anak, wanita dan orang tua," kata seorang komandan dari kelompok tersebut kepada Reuters, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Seorang warga yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan dia mengetahui kebakaran pada Jumat malam tetapi tidak bisa pergi ke tempat kejadian karena ada penembakan.
"Saya pergi melihat pagi ini. Saya melihat mayat yang telah dibakar, dan juga pakaian anak-anak dan wanita berserakan," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pemenang Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi hampir 11 bulan lalu. Militer mengeklaim kubu partainya Suu Kyi melakukan kecurangan dalam pemilu November tahun lalu.
Namun, pemantau internasional mengatakan pemungutan suara pemilu tahun lalu berjalan adil.
Warga sipil yang marah dengan kudeta militer dan tindakan keras selanjutnya terhadap pengunjuk rasa telah mengangkat senjata. Banyak kekuatan perlawanan lokal bermunculan di seluruh negeri.
Militer telah menindak banyak lawan, menyebut mereka pengkhianat atau teroris, termasuk Pemerintah Persatuan Nasional yang berusaha melobi komunitas internasional dan mencegah junta mengkonsolidasikan kekuasaan.
(min)
tulis komentar anda